AMBON, Siwalimanews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan curah hujan di sebagian wilayah Maluku masih tinggi dan meng­himau warga untuk tetap was­pada terhadap cuaca ekstrim.

BMKG meminta warga untuk selalu mewaspadai perubahan cuaca yang ekstrim, terutama hujan sedang hingga lebat disertai petir dan kilat, yang masih terjadi pada sejumlah wilayah di Maluku.

“Masih berpotensi terjadi hujan de­ngan intensitas sednag hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir da angin kencang,” ujar Prakrirawan BMKG, Gina Batubara dalam rilis yang dikirim ke Siwa­lima, Senin (18/7).

Menurutnya, hujan sedang hingga lebat terjadi pada wilayah, Kabupaten Maluku Tengah, Amahai, Tehoru, Sapa­rua, Pulau Haruklu, Salahutu, Leihutu, Nusaluat, Teluk Elaputih, Leihitu Barat, Saparua Timur, Kabupaten Buru, Waepo, Batabual, Waelata, Teluk Kaiely dan Kabupaten SBB, Sebagian Kairatu, Huamual Belakang, Amalatu, Ina­mosol, Selatan Namrole, Waesama, Kota Ambon, Nusaniwe, Sirimau, Baguala, Teluk Ambon, Leitimur Se­latan dan sekitarnya.

Rob di Aru

Baca Juga: Pemuda AMGPM Ditantang Buat Film Pendek

Akibat cuaca ekstrim yang terjadi belakang ini di wilayah Maluku termasuk di Kabupaten Kepulauan Aru mengakibatkan, banjir rob menghantam puluhan rumah di kabupaten tersebut.

Berdasarkan data Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Aru, tercatat sebanyak 21 rumah di Desa Warbal, Kecamatan Aru Tengah Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru yang mengalami kerusakan.

Kepala BPBD Aru, Berthy Imuly saat dikonfirmasi Siwalima di kantor Bupati, Senin (18/7) membenarkan kalau 21 unit rumah mengalami keru­sakan akibat terjadinya banjir rob.

“Dari hasil yang kita diterima, benar ada 21 unit rumah warga yang alami kerusakan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya te­lah turun tinjau langsung kerusakan rumah tersebut namun karena cuaca masih ekstrim sehingga bantuan belum bisa diberikan kepada warga yang terdampak.

“Terkait dengan bantuan, memang sampai saat ini belum ada bantuan yang di salurkan ke sana, karena kondisi alam tidak memungkinkan dimana angin dan ombak sangat tinggi.

Sementara terkait dengan 21 unit rumah yang rusak, lanjut dia, pihak­nya akan melaporkan kepada bupati dan hal ini akan dibicarakan ber­sama dengan pemerintah.

“Untuk penanganannya kita musti secara terpadu untuk bicarakan bersama pemerintah, karena kondisi tersebut satu-satunya jalan direlo­kasikan ke bagian lebih jauh dari tepian pantai,” katanya.

Begitu juga untuk relokasi rumah warga, katanya, perlu juga dibica­rakan secara bersama dengan pihak pemerintah.

“Masalah relokasi ini harus dibica­rakan secara terpadu bersama, ka­rena takutnya bersentuhan dengan masalah adat di sana,” tuturnya.

Dari berbagai dokumentasi talut pengaman pantai di Desa Warbal sudah hancur, dan kondisi sudah tidak mungkin lagi untuk menahan ombak apa lagi disertai angin ken­cang.  Sehingga satu-satunya jalan jalan keluar yakni relokasi di tempat yang baru.

Longsor di Ambon

Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon sejak Minggu (17/7) hingga Senin (18/7) malam telah ber­dampak pada musibah longsor dibeberapa lokasi di Kota Ambon.

Sekretaris Dinas BPBD Kota Ambon, Eva Tuhumury meng­ungkapkan, musibah longsor akibat hujan deras yang mengguyur Kota Ambon, terjadi di dua lokasi yakni di Kelurahan Batu Meja, tepatnya di RT 05/RW 07, Kecamatan Sirimau.

Longsor itu lanjut Tuhumury, menimpah dua rumah warga yang ada dilingkungan tersebut.

“Hari ini kejadian longsor di Kelurahan Batu Meja RT 05 RW 07, menimpa 2 rumah warga,”ujar Tu­humury.

Jalan Halong

Selain di Batu Meja, lanjut Tuhu­mury yang diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (18/7) longsor juga terjadi di badan Jalan Halong, tepatnya di Halong Batu-batu. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

“Selain di Batu Meja, longsor juga terjadi di Halong Batu-batu, dan sudah ditangani,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Ambon telah mengeluarkan peringa­tan bagi warga kota agar tetap berhati-hati dan waspada, meng­ingat intensitas hujan saat ini masih cukup tinggi.

Tutup Akses Jalan Utama

Intensitas hujan tinggi sejak pagi hingga saat ini membuat tanah longsor terjadi dikawasan Dusun Halong Batu-Batu pada Senin (18/7) malam tadi.

Tak hanya longsor sejumlah pohon juga ikut tumbang bersaman dengan tanah yang terlepas dari batang tebing dikawasan itu.

Alhasil akses jalan utuma di ruas Jalan Piere Tendean lumpuh total akibat material longsor dan pohon tumbang yang menutup akses jalan itu.

“Kejadian ini diketahui setelah Bhabinkamtmas Negeri Halong Bripka G. Bremer mendapat telepon  terkait Jalan Piere Tendean, tepatnya depan bekas kantor pos telah terjadi peristiwa bencana tanah longsor disertai pohon tumbang yang me­nutup sebagian besar jalan utama,” jelas Kapolsek Baguala, AKP Meity Jacobus kepada wartawan, Senin (18/7).

“Pukul 18.40 WIT regu piket yang dipimpin Aipda T. Tapilatu meli­batkan 3 personil, Unit Sar Dit Samapta Polda Maluku, BNPB Provinsi Maluku dan BPBD kota Ambon tiba di TKP dan langsung melakukan evakuasi sekitar TKP dengan cara mengatur arus lalu lintas dan membersihkan material long­sor antara lain tanah lumpur, batu dan pohon gondal,” pung­kasnya.

Beruntung peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa namun menyebabkan arus lalu lintas dari arah kota menuju Baguala, dan sebaliknya dari arah Baguala menuju Kota Ambon terhambat hingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.

“Tidak ada korban jiwa dan sampai saat ini  proses pembersihan material longsor masih berlang­sung,” ungkapnya.

Belum Tertangani

Dari Kabupaten Maluku Tengah, dukabarkan jembatan Waimala yang putus belum juga tertangani.

Walau begitu, warga membangun jembatan darurat seadanya agar bisa dilewati kendaraan roda dua. Se­hingga praktisi transportasi darat yang menghubungkan wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram bagian Barat dipastikan belum kembali normal alias masih setengah lumpuh.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima menyebutkan, saat ini warga Negeri Sahulauw telah ber­upaya membangun jembatan darurat dari samping badan jembatan. Ini dilakukan untuk melayani pejalan kaki dan kendaraan roda dua yang hendak melakukan perjalanan melewati ruas jalur itu.

Pejabat Kepala Pemerintahan Negeri Sahulauw, Glenn Masella yang dikonfirmasi Siwalima, Senin (18/7), membenarkan hal itu.

Menurutnya upaya yang dila­kukan masyarakat Negeri Sahulauw hanya untuk pejalan kaki dan penumpang transit dari kendaraan.

Dia membenarkan hingga kini upaya perbaikan dilakukan. Meski­pun memang telah ada alat berat berupa ekskavator serta sejumlah peralatan untuk membangun jem­batan darurat namun sampai dengan sore ini belum ada perbaikan.

“Sejak kemarin sudah ada eks­cavator dan beberapa peralatan setelah kami cek, katanya itu untuk membangun jembatan darurat, namun sampai sekarang belum juga dikerjakan” jelasnya.

“Kami mencoba untuk menge­tahui alasannya. Beberapa orang yang berada dengan alat yang ada di situ,mengaku masih menunggu baut yang sementara dipesan dari Surabaya, soal yang lain kami tidak tahu. Baik itu ekscavator dari pihak mana, apakah dari PU Malteng atau dari Balai Wilayah sungai Maluku kami tidak tahu,” katanya.

Terpisah Mon, salah satu supir mobil pangkalan Masohi-Kairatu mengungkapkan, pihaknya hanya mengantar penumpang sampai di jembatan sungai Waimala. Hal karena baik motor maupun mobil belum bisa melaluinya jalur itu.

“Sampai sekarang belum bisa. Kita hanya mengantar penumpang sampai di Waimala. Itupun kalau ada penumpang. Jembatan masih putus belum ada perbaikan,” tandasnya kepada Siwalima di Masohi.

Dia mengaku motor pun belum ada yang bisa melewati jalur itu. Jika mau lewat bisa melalui jembatan darurat yang dibangun warga namun harus bayar.

“Motor bisa lewat tapi kalau tidak salah bayar untuk sekali penyebe­rangan kurang lebih  Rp 25.000. jadi memang masih bisa dikatakan lumpuh,” tuturnya.

Dia berharap perbaikan jembatan secara darurat untuk dapat menga­tasi kelancaran transportasi wilayah masohi dan kairatu dapat segera ditangani.

“Kalaulah lama baru ditangani kami bisa kehilangan pekerjaan dari mana Kami mendapatkan uang untuk setoran. Kami sopir mobil pangkalan, kesulitan dengan situasi ini. Sebagai orang kecil kami hanya bisa berharap pemerintah dapat se­gera menangani masalah ini dengan cepat, kasihan anak istri kami makan apa di rumah,” pintanya.

Akan Dipanggil

Komisi III DPRD Provinsi Maluku akan memanggil Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Maluku untuk memintakan penjelasan ter­kait dengan upaya tanggap darurat ter­hadap beberapa ruas jalan dan jem­batan yang mengalami kerusakan.

Demikian disampaikan langsung Wakil Ketua Komisi III DPRD Pro­vinsi Maluku, Francois Orno kepada Siwalima, Senin (18/7) merespon kejadian bencana alam akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan ini.

Dijelaskan, pasca hujan lebat yang disertai dengan tanah longsor pihaknya telah melakukan koordi­nasi dengan BPJN Maluku terkait dengan penanganan jalan dan jembatan guna memperlancar akses perekonomian masyarakat.

Khusus bagi ruas jalan milik BPJN yang mengalami kerusakan parah seperti putusnya jembatan waimala, Orno pun meminta BPJN untuk segera melakukan penanganan daru­rat terhadap kondisi jembatan seba­gai salah satunya akses trans­portasi. “Yang pasti kalau itu dibawah Balai maka penanganan darurat harus segera dilakukan agar tranparansi dapat kembali lancar,” tegas Orno.

Apalagi, pada ruas-ruas jalan utama yang menghubungkan kabu­paten dan menjadi tumpuan per­putaran perekonomian masyarakat maka harus menjadi fokus pena­nganan oleh Balai sehingga per­ekonomian tidak terputus.

Orno mengakui saat ini beberapa wilayah di Maluku masih diguyur hujan lebat termasuk di Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur tetapi penanganan harus tetap dilakukan sesuai dengan standar yang dimiliki Balai.

“Penanganan darurat itu penting kalau bisa jalur alternatif itu harus dibangun dahulu agar aktifitas ini berjalan normal kembali,” ucap Orno.

Tak hanya itu, untuk memastikan penanganan infrastruktur di Maluku akan melakukan pertemuan bersama pemerintah kabupaten/kota dan BPJN untuk mencari langkah-langkah cepat untuk mengatasi permasalah yang terjadi.

“Hari Rabu kita panggil semua pihak untuk kita bicarakan Pena­nganan kerusakan infrastruktur,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi Maluku, Muham­mad Ulwan Talaohu mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam melakukan perbaikan terhadap kondisi jembatan waimala yang rusak diterjang air sungai.

“Sementara pelaksanaan perbai­kan, nanti kalau sudah bisa dilalui pengguna jalan kami kabari kem­bali,” jelas Talaohu melalui pesan WhatsApp kepada Siwalima, Senin (18/7).

Waimala Ambruk

Sebagaimana diberitakan, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Maluku Tengah sejak Sabtu (16/7) hingga Minggu (17/7) pagi, menye­babkan sejumlah ruas jalan dalam kota tersebut tergenang banjir.

Bahkan jembatan Waimala yang berada di Desa Sahulauw, Keca­matan Teluk Elpaputih, ambruk.

Alhasil jalur transportasi yang menghubungkan tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Seram Bagian Ba­rat dan kabupaten Maluku Tengah dan Seran Bagian Timur, terputus.

Jembatan tersebut ambruk pada Sabtu (16/7) sekitar pukul 20.30 WIT malam akibat terjadi abrasi setelah curah hujan yang  tinggi.

Jembatan sepanjang 70 meter ini berada di perbatasan Kabupaten Malteng dan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Akses transportasi darat terputus, akibat sungai Waimala meluap me­nghantam jembatan. Putusnnya jembatan ini mengakibatkan kenda­raan dari Kabupaten Malteng maupun Kabupaten SBB tak bisa dilalui.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima, Minggu pagi  menyebut­kan, curah hujan tinggi yang me­landa seluruh wilayah Malteng dari Sabtu  malam meningkatkan debit air sungai,alhasil oprit jembatan amblas dengan panjang lebih dari 10 meter.

Rikcho salah satu tokoh pemuda di wilayah itu mengungkapkan, debit air terlalu kuat, air mengikis tanah akibatnya oprid jembatan Waimala amblas.

“Derasnya air sungai sangat kuat oprid jebol. Jembatan kini terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan ber­motor,” ujarnya kepada Siwalima, Sabtu (16/7) malam.

Kondisi ini sambung Rikho tidak bisa dilalui kendaraan roda dua mau­pun roda empat termasuk pejalan kaki. “Intinya putus,jalan kaki saja tidak bisa” sebutnya.

Kepala BPBD Malteng, Latief Key yang dikonfirmasi Siwalima membe­narkan hal itu.

Dikatakan, pihaknya telag telah berkoordinasi dengan pihak Dinas  PU Kabupaten Malteng dan Balai Sungai Wilayah Maluku untuk segera ditangani. (S-17/S-11/S-20/S-25/S-10)