AMBON, Siwalimanews – Ketua Panitia Pembangunan Masjid Institut Agama Islam Negeri Ambon Jamaludin Bugis menegaskan, proyek pembangunan masjid tersebut tidak benar telah menghabiskan anggaran sebesar Rp8 miliar.

Pasalnya, dana yang terkumpul di panitia sejak awal pembongkaran hingga pembangunan masjid tersebut, hanya baru mencapai Rp2.025.000.000.

Jadi pPemberitaan yng disampaikan media massa dengan judul habiskan Rp8 miliar, itu tidak benar,” tandas Bugis dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Senin (15/7).

Bugis yang juga menjabat sebagai Karo AUAK IAIN ini, merincikan anggaran sebesar Rp2 miliar lebih ini berasal dari, bantuan Pemprov Maluku senilai Rp1.250.000.000, yang diberikan dalam dua tahap, dimana tahap pertama diberikan tahun 2021 senilai Rp250 juta, dan tahap kedua pada tahun 2022 senilai Rp1 miliar.

Selain itu, bantuan dari BTN sebesar Rp100 juta, kemudian bantuan dari anggota DPR RI Dapil Maluku Hendrik Lewerissa sebesar Rp00 juta, bantuan dari Pemkot Ambon Rp100 juta, dan sumbangan dosen maupun pegawai sejak awal pembangunan sampai saat ini total sebesar Rp475 juta.

Baca Juga: Gandeng Satlantas Polresta Astra Motor Berikan Edukasi Safety Riding di SMAN 1

“Dengan demikian, total anggaran yang terkumpul sejak awal pembangunan sampai saat ini sebesar Rp. 2.025.000.000, bukan Rp 8 miliar,” tegas Bugis.

Ia mengaku, anggarans ebesar itu dipakai untuk pembangunan dari awal, mulai dari perencanaan, penggalian, pembuatan dan pengecoran fondasi, pembuatan dan pengecoran tiang-tiang slop, pembuatan dak dan pengecoran lantai 1 hingga lantai 3 sebagai penahan rangka atap dan kubbah masjid, ditambah dengan biaya tukang dan pekerja.

“Semua kita kerjakan dengan laporan rutin kepada para pimpinan. Jadi, tidak asal kerja seperti dibilang. Jadi informan yang memberikan informasi dalam pemberitaan tersebut sangat menyesatkan, yang telah merugikan saya selaku panitia, rektor, serta IAIN Ambon sebagai perguruan tinggi di mata publik, karena, informasi narasumber tersebut tidak benar adanya,” ucap Bugis.

Bugis kembali menegaskan, terkait dengan informasi pembangunan masjid habikan Rp8 miliar itu bohong. Termasuk soal adanya bantuan dari anggota DPD RI Nono Sampono.

Pasalnya, Nono Sampono sejak berkunjung ke IAIN Ambon tahun lalu, hingga kini tidak memberikan bantuan 1 sen pun pada pembangunan masjid ini, meski sebenarnya panitia pernah mengajukan permohonan bantuan kepada yang bersangkutan.

“Hingga berganti tahun, bantuan dari Nono Sampono tak kunjung dikonfirmasi kepada panitia. Bahwa betul, dulu kita layangkan surat untuk minta bantuan kepada Nono Sampono, tapi sampai saat ini, juga belum pernah beliau merespon atau memberikan bantuan 1 sen pun kepada kami,” tegas Bugis.

Sama halnya dengan bantuan dari Forum Alumni IAIN Ambon kata Bugis, bantuan itu tidak pernah ada.

“Tidak pernah menerima bantuan 1 sen pun dari forum alumni, sejak masjid dibangun sampai saat ini, sebagaimana diberitakan. Kalau ada alumni merasa pernah menyumang, silahkan tanya ke ketua alumni saudara Manan Latuconsina,” cetus Bugis.

Bugis mengaku, siap bertanggungjawab. Informasi ini mencemarkan nama baik panitia dan IAIN Ambon sebagai institusi, bahkan rektor, padahal rektor terus berupaya mencari dukungan bantuan dari berbagai pihak, agar masjid ini dapat diselesaikan pembangunannya.

Sementara terkait pembongkaran dan pembangunan masjid itu, diawali dari kondisi masjid yang saat itu beberapa sudutnya telah mengalami keretakan akibat gempa yang melanda Kota Ambon, ditambah daya tampung masjid yang tidak lagi representatif untuk seluruh warga kampus.

“Dibongkar dan dibangun baru itu sudah melewati berbagai pertimbangan. Mulai dari rapat bersama pimpinan, diskusi dengan para tokoh kampus, melihat estetika masjid dengan bangunan lain, dimana bangunan lain berdiri megah, sementara masjid tidak, sehingga harus diperbaiki,” jelas Bugis.

Untuk progres pembangunan masjid dari dana yang sudah terkumpul mencapai 35-40 persen lanjut bugis, pembangunannya telah selesai pada tahap penahan kubbah dan atap di lantai III, dimana pengecoran berlangsung siang dan malam selama beberapa hari.

Terkait keberadaan anggaran dan pembangunan, panitia setiap saat dikawal dan dievaluasi oleh rektor.

“Insa Allah, kami bekerja secara ikhlas tanpa imbalan. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang yang sudah memfitnah kami, karena, sumber informasi tersebut dibilang orang kampus. Semoga dia bisa bertobat, dan untuk para alumni, kalau ada alumni yang ingin menyumbang untuk pembangunan Masjid IAIN Ambon, dapat langsung diberikan kepada pihak panitia, jangan ke pihak ketiga, seperti yang diumbar dalam berita, sebab kenyataannya tidak pernah diterima oleh panitia,” pungkas Bugis.(S-25)