Ini Alasan Gerindra tak Usung Sairdekut di Pilkada Tanimbar
AMBON, Siwalimanews – Partai Gerindra memutuskan tidak mengusung kader internalnya Melkianus Sairdekut, di Pilkada Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Sebaliknya, Partai Gerindra justru memberikan rekomendasi kepada kader Partai Solidaritas Indonesia Ricky Jauweris untuk maju sebagai bakal calon bupati.
Kepastian diusungnya Jauweris di Pilkada Tanimbar itu diakui Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Maluku, Hendrik Lewerissa.
Kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (8/8) Lewerissa mengungkapkan alasan sehingga DPP Partai Gerindra lebih memilih merekomendasikan Jauweris dibandingkan dengan kader internalnya.
DPP awalnya meminta Melkianus Sairdekut sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan calon bupati dari PSI.
Baca Juga: Terbukti Bersalah, Sumarsono Divonis 5 Tahun Penjara“Rekomendasi itu keputusan DPP, karena DPP yang punya kewenangan terkait hal itu. Setahu saya, DPP meminta pak Eky Sairdekut sebagai calon Wakil Bupati Tanimbar berpasangan dengan calon bupati dari PSI yang menang pemilu legislatif di Tanimbar,” ungkap Lewerissa.
Gerindra kata Lewerissa, tidak dapat mencalonkan pasangan calon sendiri, karena jumlah kursi Gerindra hasil pemilu legislatif 2024 hanya 3 kursi.
Kondisi ini menyebabkan Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain, salah satunya PSI, sebab di pilkada Tanimbar Partai Gerindra mempersiapkan kadernya sebagai calon wakil bupati. Dalam semangat berkoalisi, ada konsep mengambil dan memberi, artinya tidak hanya ikut maunya Gerindra saja.
“Dalam hal ini pak Eky tidak mengikuti arahan pimpinan Partai Gerindra dan memilih maju sebagai calon bupati dengan rekomendasi dari partai lain. Pa Eky punya pertimbangan lain dan itu keputusan personalnya,” jelas Lewerissa.
Sebagai politisi yang dibentuk dan dibesarkan Partai Gerindra kata Lewerissa, maka semua kader harus patuh dan loyal kepada keputusan partai dan harus belajar dari kerendahan hati Ketua Umum Prabowo Subianto.
“Kami belajar dari kerendahan hati pak Prabowo yang meskipun bersaing dengan Pak Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019, namun merendahkan hati untuk menjadi pembantu Presiden Jokowi sebagai Menteri beliau, yang penting kan mengabdi untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara,” tandas Lewerissa.
Lewerissa menegaskan, saatnya pasti ada akan indah pada waktunya, tetapi tidak dapat dipaksakan mengikuti kemauan pribadi kader.(S-20)
Tinggalkan Balasan