AMBON, Siwalimanews – Ketua Umum KONI Maluku, Murad Ismail dinilai gagal memimpin KONI Maluku dalam mengembangkan dan memajukan olah raga di bumi raja-raja ini.

Pasalnya hasil yang dicapai melalui PON XXI Aceh-Sumut itu anjlok, sehingga DPRD Maluku meminta agar pengurus KONI dibawah pimpinan mantan Gubernur Maluku itu dievaluasi oleh Pemerintah Provinsi.

Anggota DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifuddin kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (24/9) mengaku, kecewa dengan kinerja KONI Maluku yang gagal meningkatkan presentasi olahraga Maluku.

“Saya kira ini harus menjadi catatan kritis bagi masyarakat terkait dengan pengembangan olahraga di Maluku,” ujar Rovik.

Rovik bilang, masyarakat Maluku tentu merasa tidak gembira dengan raihan prestasi para atlet-atlet Maluku, sebab beberapa cabang olahraga seperti atletik, tinju, dayung sangat diharapkan akan mendulang emas.

Baca Juga: Pengamat Olahraga Kecam Ketum KONI Maluku

Padahal, Maluku memiliki potensi yang luar biasa tetapi dikelola oleh orang-orang salah yang tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap prestasi olahraga di Maluku.

“Bayangkan saja hampiri semua Trainning center (TC) itu dilakukan secara mandiri oleh cabang olahraga, sedangkan KONI tidak ada dukungannya. Ditambah lagi tidak ada pembinaan olahraga dengan mencari bibit atlet,” kesal Rovik.

Rovik menegaskan pengurus KONI Maluku dievaluasi agar ada perbaikan terhadap kinerja pengembangan olahraga di Maluku. Artinya mestinya yang duduk di pengurus harus mereka yang punya jiwa yang mencintai olahraga dan memiliki komitmen yang tinggi.

“Dengan prestasi atlet hari ini maka Pemprov harus evaluasi KONI Maluku apalagi peringkat kita di nasional turun jauh kebawa menandakan kalau pengelolanya tidak berhasil maka harus di evaluasi,” tegasnya.

Untuk diketahui Maluku tercatat berada pada urutan 31 dari 38 provinsi yang mengikuti PON XXI Aceh-Sumut dengan hasil yang diraih 2 emas, 3 perak dan 7 perunggu.

Kecam

Sebelumnya, Pengamat olahraga Maluku, Novi Pinantoan mengecam Ketua Umum KONI Maluku, Murad Ismail yang sibuk dengan urusan politik, dan mengabaikan tanggung jawabnya terhadap para atlet Maluku yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumut.

Pasalnya, Maluku tercatat berada di posisi 31 dari 38 peserta dengan capaian dua medali emas, tiga perak dan tujuh perunggu.

Pinantoan menyesalkan prestasi olahraga Maluku yang harus turun diperingkat 31.

Dijelaskan, publik Maluku tidak boleh menyalahkan atlet atas capaian hasil PON XXI, sebab atlet telah bekerja keras untuk mengharumkan nama Maluku.

Namun yang perlu disalah terhadap persoalan olahraga Maluku dalam ajang PON XXI adalah Pemerintah Daerah dan KONI sebagai penanggung jawab pembinaan olahraga di Maluku.

“Ini sangat memalukan. Memang Maluku di Tahun 2004 itu berada di peringkat terendah yakni 25 tapi emasnya capaiannya tiga, sekarang justru sangat buruk karena Maluku berada di posisi 31 dari 38 peserta dengan 2 medali emas. ini memalukan,” kecam Pinantoan kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (20/9).

Dikatakan secara teknis Pemda dan KONI harus bertanggungjawab karena baru membentuk Pelatda dua bulan jelang PON, sedangkan daerah lain enam bulan sebelum sudah pelatda.

Fatalnya lagi, KONI Maluku tidak menggelar tryout atau uji coba bagi atlet, padahal didaerah lain melakukan uji coba untuk mengukur kekuatan dan potensi atlet.

Sedangkan dari sisi non teknik olahraga Maluku telah disusupi dengan kepentingan pribadi dan politik yang sesungguhnya telah mengganggu sportifitas. (S-20)