AMBON, Siwalimanews – Penjabat Walikota Ambon Dominggus Kaya mengahdiri rapat kerja nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia XVII di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (4/6)

Disela-sela Rakernas Apeksi itu Kaya mengaku, semua yang menjadi arahan presiden dalam apeksi ini tetap jadi prioritas oleh Pemerintah Kota Ambon.

Sementara isu yang dibawa oleh Pemkot Ambon pada Rakernas kali ini adalah, masalah sampah yang masih perlu menjadi atensi pemkot menyangkut dengan persoalan penanganannya.

“Kita memang masih menunggu besok pelaksanaannya. Disitu akan ada pleno-pleno, baik itu soal lingkungan hidup, soal ekonomi tapi juga soal politik dan Ideologi menghadapi Pilkada. Nanti kita akan ada disana,” ucap kaya.

Walaupun demikian Kaya  mengaku, pemkot mempunyai dan keinginan itu soal lingkungan hidup, dimana masalahnya ada pada sampah, dikarenakan masalah ini pemkot juga membutuhkan dukungan dari pemerintah pusata.

Baca Juga: 50 Bacalkada Ikut Uji Kelayakan di DPD Gerindra Maluku

Pasalnya, untuk mengatasi masalah sampah di Kota Ambon, pemkot tidak mungkin bergerak sendiri,sebab  ada DAK, dan dana khusus yang disiapkan untuk lingkungan hidup, sehingga kota yang membutuhkan tindakan seperti yang diarahkan Presiden yaitu kota yang ramah bagi pejalan kaki, kaum disabilitas, pengguna sepeda, perempuan, dan anak-anak, harus terwujud.

“Misalnya sampah, kalau ada dapat bantuan anggarannya, maka akan diprioritaskan untuk infrastruktur seperti penataanTPA, serta penambahan armada yang besar, misalnya truck maupun sepeda motor roda tiga, termasuk juga tenaga pembersih smapah,” ucap Kaya.

Untuk mewujudkan semua yang diarahkan presiden, terutama agar membuat kota menjadi tempat yang liveable dan loveable, maka yang harus diperhatikan pertama adalah persoalan kebersihan.

Sebelumnya saat membuka rakernas Apeksi Presiden Joko Widodo menegaskan, persiapan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi tantangan, dimana pada tahun 2045 mendatang 70 persen penduduk Indonesia diprediksi akan tinggal di perkotaan.

“Sudah sering saya sampaikan di tahun 2045 nanti, sekitar 70 persen penduduk kita ini akan ada di perkotaan. Kalau dunia di tahun 2050? 80 persen penduduk dunia akan di perkotaan, maka apa yang akan terjadi? Pasti beban kota akan jadi sangat berat,” ucap presiden.

Presiden mengaku, rencana kota yang detail di setiap kota penting dilakukan, agar fenomena seperti di Eropa atau Amerikajadi mencekam akibat tingginya tingkat pengangguran dan jumlah orang yang menjadi tunawisma, tidak terjadi di Indonesia.

Presiden juga menekankan pentingnya mempersiapkan transportasi massal di setiap kota di Indonesia, bahkan saat ini terdapat alternatif pembangunan transportasi massal, salah satunya adalah ART (autonomous rapid transit).

“Tidak pakai rel, pakai magnet. Bisa 3 gerbong, 2 gerbong, 3 gerbong atau 1 gerbong ya ini jauh lebih murah. Nanti kalau ada yang APBD-nya memiliki kemampuan tolong berhubungan dengan Menteri Perhubungan, bisa 50-50, APBD 50 persen, APBN 50 persen contohnya,”  ungkap presiden.

Presiden menegaskan, kota masa depan bukanlah sekadar kota modern dengan gedung pencakar langit yang tinggi, melainkan kota yang ramah terhadap pejalan kaki, penyandang disabilitas, pesepeda, dan lingkungan.

Selain itu, penghijauan kota turut menjadi salah satu fokus utama untuk menciptakan kota yang sejuk dan nyaman.(S-25)