Gubernur Harus Jeli Pilih Direksi Bank Maluku

AMBON, Siwalimanews – Kendati pelantikan Gubernur masih dua pekan lagi, namun desakan agar gubernur menata ulang manajemen Bank Maluku-Malut terus bergulir.
Sebagai pemegang saham pengendali, Gubernur Maluku yang baru nanti tentukan memiliki peranan penting dalam menentukan direksi dan komisaris di bank pelat merah tersebut.
Akademisi Fisip Unpatti Jeffry Leiwakabessy menjelaskan berdasarkan UU Perseroan Terbatas, kewenangan penetapan direksi dan komisaris bank termasuk Bank Maluku-Malut berada ditangan pemegang saham.
“Berdasarkan aturan memang penetapan direksi dan komisaris akan dilakukan dalam RUPS artinya gubernur punya kewenangan besar disitu,” ujar Leiwakabessy kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (4/2).
Gubernur Maluku sebagai pemegang saham pengendali kata Leiwakabessy harus jelih dalam memilih para direksi dan komisaris Bank Maluku -Malut.
Baca Juga: Angin Kencang, Pohon Tumbang di Sejumlah LokasiPasalnya jika gubernur salah dalam menentukan pejabat-pejabat Bank Maluku-Malut tersebut maka akan berdampak pada perjalanan bank kedepan.
Menurutnya, HL tentu memiliki pengalaman yang mumpuni dalam dunia perbankan karena pernah menjadi anggota DPR RI yang bermitra dengan BUMN khususnya lembaga perbankan.
Pengalaman tersebut lanjut Leiwakabessy akan membuat proses bongkar pasang direksi dan komisaris menjadi cukup sulit, sebab gubernur akan diperhadapkan dengan sejumlah pilihan.
“Tapi kita yakin sungguh gubernur sudah mengantongi orang-orang yang nanti duduk dalam jajaran direksi dan komisaris tapi kita ingatkan harus jelih dalam menilai orang-orang itu,” tegasnya.
Terpisah Praktisi Hukum Rony Samloy juga mengingatkan Gubernur Maluku untuk lebih jelih dalam memilih direksi dan komisaris Bank Maluku -Malut.
Menurutnya kondisi Bank Maluku -Malut yang terus menjadi sorotan publik belakang harus direspon dengan kehadiran direksi dan komisaris yang memiliki track record yang baik.
“Siapapun yang dipilih gubernur menjadi direksi dan komisaris itu hak prerogatif gubernur sebagai pemegang saham pengendali tapi harus diingat bahwa gubernur harus jelih,” tegas Rony.
Rony menegaskan orang-orang dengan tipe seperti direksi dan komisaris saat ini jangan lagi dipakai sebagai mereka hanya mementingkan diri dan kelompok.
“Kita ingin Bank Maluku -Malut ini menjadi lebih baik di masa depan maka kepemimpinan kedepan harus ditempati oleh orang-orang yang baik,” tandasnya.
Ganti Direksi
Seperti diberitakan sebelumnya, guna menyelamatkan Bank Maluku-Malut, pemegang saham diminta tak lagi memilih direksi dan komisaris saat ini.
Akademisi Fisip UKIM Amelia Tahitu mengatakan, kinerja Bank Maluku-Malut saat ini terus menjadi sorotan publik dengan sejumlah polemik yang terjadi belakangan.
Polemik yang terjadi kata Tahitu, disebabkan karena kebijakan yang ditempuh direksi Bank Maluku-Malut yang dinilai menguntungkan diri dan kelompok.
“Kondisi Bank Maluku-Malut saat ini membutuhkan adanya kebijakan dari pemegang saham untuk melakukan pembenahan secara totalitas,” ujar Tahitu kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (3/2).
Pemegang saham pengendali menurut Tahitu, harus berani mengambil langkah melakukan bersih-bersih dalam tubuh manajemen Bank Maluku-Malut.
Artinya pejabat-pejabat yang selama ini memimpin Bank Maluku-Malut mulai dari direksi dan komisaris jangan lagi digunakan untuk kepemimpinan kedepan.
“Bank Maluku-Malut ini membutuhkan orang-orang baru yang memiliki niat untuk membangun Bank, jadi yang sementara pimpinan ini siapapun dia, baik direksi atau komisaris jangan lagi dipakai,” tegas Tahitu.
Tahitu pun meminta pemegang saham pengendali dalam hal ini Gubernur Maluku untuk memiliki orang-orang yang kredibel dibidang perbankan untuk menjadi direksi dan komisaris.
Apalagi tantangan Bank Maluku-Malut kedepan tidak mudah, sebab diperhadapkan dengan bank-bank besar lain yang tentu menawarkan sejumlah produk perbankan yang jauh lebih mudah.
“Bank ini kebanggaan orang Maluku jadi harus dipimpin oleh pejabat yang tidak saja memikirkan kepentingan pribadi, tapi mengutamakan kepentingan bank untuk kesejahteraan masyarakat Maluku dan Maluku Utara,” tandasnya.
Butuh Pejabat Kredibel
Bank Maluku Malut saat ini membutuhkan penataan secara menyeluruh, sehingga kedepan harus dipimpin oleh pejabat yang kredibel di bidang perbankan.
Pasalnya, masyarakat lebih memilih bank BUMN dan swasta lainnya di Maluku ketimbang menaruh modal di bank Maluku-Malut, yang menyebabkan manajemen bank mengalami kesulitan.
“Kondisi Bank Maluku-Malut hari ini membutuhkan penataan secara menyeluruh terhadap seluruh kepemimpinan bank baik direksi maupun komisaris,” ujar pengamat kebijakan publik, Nataniel Elake kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (1/2).
Elake bilang, pasca sejumlah kebijakan yang diambil oleh direksi saat ini telah mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan terhadap Bank Maluku-Malut.
Karena itu, lanjut Elake, Gubrernur Maluku terplih, Hendrik Lewerissa harus dapat melakukan perombakan massal terhadap struktur yang ada di bank Maluku-Malut melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bahkan jika dimungkinkan, kata Elake, RUPS nanti harus melakukan evaluasi terhadap seluruh keuangan bank yang selama ini dibawah kendali direksi saat ini.
Elake mengakui, penentuan direksi dan komisaris menjadi kewenangan pemegang saham pengendali tetapi harus diperhatikan kemampuan dan kredibilitasnya.
Gubernur baru ungkap Elake, harus menunjuk orang-orang yang kredibel di bidang perbankan untuk mengisi jabatan penting seperti direktur utama, dan komisaris independen.
Elake pun mengusulkan jika dimungkinkan, Direksi dan Komisaris Bank Maluku-Malut jangan lagi diambil dari orang dalam internal Bank sebab ditakutkan konflik kepentingan.
“Tidak perlu orang dari internal bank, bila perlu orang dari luar karena didalam semua itu sudah terkontaminasi kepentingan, jadi harus ambil orang dari orang luar yang kredibel, kapasitas dan integritas untuk membangun Bank Maluku-Malut,” pungkasnya. (S-20)
Tinggalkan Balasan