AMBON, Siwalimanews – Menyikapi permasalahan pengembangan pelayanan dan kesetaraan kesehatan khususnya di daerah terpencil dan terisolasi di Provinsi Maluku, Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura menggandeng mitra internasional Rural Doctors Network, New South Wales Australia menggelar seminar di Ambon.

Seminar itu menghadirkan pemateri, Robyn Ramsden dari Rural Doctors Network, New South Wales, Australia, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Bertha Jean Que.

Seminar dengan tema “Bridging Borders: A Tale of Collaboration and Health Equity” yang berlangsung di Ruang Teater Fakultas Kedokteran Unpatti, Selasa (9/7) itu sebagai upaya untuk menjawab persoalan dimaksud.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Dominggus Malle, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan yang melibatkan seluruh pimpinan Universitas dan Fakultas serta para tenaga pendidik dilingkup Universitas Pattimura juga mahasiswa/i Fakultas Kedokteran itu bertujuan untuk memberikan sumbangsih pikiran, saran dan masukan dan solusi prakstis dari kacamata multi sektoral yang dilakukan bersama oleh civitas akademika. Sehingga permasalahan pelayanan dan kesetaraan kesehatan berbasis kepulauan dapat dilihat secara menyeluruh.

Baca Juga: 3.031 Peserta Lolos Seleksi Mandiri UTBK Tahap I

“Kami mengapresiasi kegiatan ini. Ini untuk menjawab tantangan terkait penyediaan layanan Kesehatan. Mengingat penyediaan layanan kesehatan di Provinsi Maluku setelah melalui pemantauan oleh tim, perlu mendapat perhatian,”katanya sebagaimana rilis yang diterima Siwalimanews, Kamis (11/7).

Menurutnya, realita yang terjadi di masyarakat saat ini masih banyak ditemukan fasilitas-fasilitas kesehatan dan akses layanan kesehatan yang belum memadai, sehingga perlu adanya kerja sama serta kolaborasi antar berbagai pihak.

Sementara Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Bertha Jean Que menjelaskan, bahwa kolaborasi bersana pihak Rural Doctors Network, New South Wales Australia, dilakukan karena permasalahan yang dihadapi oleh lembaga tersebut, memiliki kesamaan dengan yang dihadapi saat ini di Maluku.

“Untuk itulah, seminar ini dilaksanakan agar kita dapat belajar bagaimana penanganan persoalan tersebut. Artinya kalau dari sisi SDM, FK telah melahirkan banyak lulusan dokter. Dengan itu maka seharusnya sudah tidak lagi ada pusat-pusat layanan kesehatan di daerah yang tidak ada tenaga dokternya, sebab kalau dilihat jumlah lulusan dokter saat ini, sudah 400 orang, sedangkan pusat layanan kesehatan yang tersebar di Provinsi Maluku, ada 229,”jelasnya.(S-25)