PIRU, Siwalimanews – Sejak malam hingga siang hari, sebanyak enam kali terdengar suara ledekan bom rakitan di wilayah perbatasan Desa Latu dan Hualoy di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Ledakan yang diduga bom yang terjadi di perbatasan ke dua desa ini diduga dipicu akibat kasus dugaan penganiyaan terhadap dua pemuda warga Desa Latu, sehingga mengalami luka yang cukup parah dan mendapatkan perawatan di Puskemas Latu.

Ledakan yang diduga bom rakitan ini terdengar begitu besar dan membuat warga selaku pengguna jalan trans seram yang tak bisa melintas dengan kendaraan, akibat warga melakukan pemalangan jalan merasa hawatir dan takut.

La Jainal salah satu warga yang terjebak aksi pemalangan jalan ini kepaada Siwalimanews di lokasi pemalangan jalan mengatakan, ledakan yang diduga bom yang terjadi di perbatasan kedua desa ini sangat menganggu aktivitas pengguna jalan.

“Kami sangat takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, karena bunyi ledakan bom bisa saja mempengaruhi kedua desa saling bertikai,” ucapnya.

Baca Juga: Laha Sabet Juara III Desa Wisata Berkembang

Menurutnya, aksi pemalangan jalan yang dilakukan warga ini, jika akibat dari sakit hati atas insiden penganiyaan, pihaknya sangat menghargainya, namun berilah kesempatan kepada warga lainnya yang hendak ke Kota Piru, maupun ke Kota Masohi dan Bula serta ke Dermaga Ferry Waipirit diberi kesempatan untuk melewati jalan itu.

“Ledakan yang diduga bom di perbatasan kedua desa ini terus terang sangat menganggu kami para pengguna jalan, untuk itu berikan kami kesempatan untuk lewat dulu,” ucapnya.

Ia juga berharap, aparat kepolisian dari Polres SBB dan pemkb agar datang ke tempat kejadian untuk menyelesaikan persoalan ini, sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar dan aman.

Apalagi, saat ini warga Latu melakukan pemalangan bukan lagi dengan menggunakan batang pohon, namun dengan cara pengecoran beton.

“Kami sangat prihatin atas insiden ini, karena itu Polres dan Pemkab SBB jangan lamban dalam mengatasi persoalan ini, padahal persoalan pemukulan terjadi sejak, Senin (18/11) sore dan sampai saat ini belum ada titik terang untuk menyelesaikan persoalan dimaksud,” ujar dia.

Menurutnya, persolan ini harus disikapi dengan baik oleh pihak kepolisian dan juga Pemkab SBB, sehingga tidak bias kemana-mana yang dapat memicu ketegangan antara kedua desa, apalagi tinggal menghitung hari lagi masayarakat masuk pada pelaksanaan pilkada serentak.(S-18)