AMBON, Siwalimanews – Empat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon, Agus Ririmasse-M Novan Liem, Bodewin Melkias Wattimena-Elly Toisutta, M Taddy Salampessy-Emilyh Doming­gus Luhukay dan Yantje Wenno-Bakrie Asyathry bersaing dalam debat publik yang digelar KPU Ambon, Sabtu (19/10) malam.

Debat dengan tema “Tata Kelola Pemerintahan, Pelayanan Publik dan Harmonisasi Sosial” yang berlang­sung disalah satu hotel di Ambon itu, dihadiri seluruh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon, kecuali Calon Wakil Walikota Ambon nomor urut 3, Emilyh Do­minggus Luhukay, karena sedang berada diluar Ambon.

Pantauan Siwalima, debat itu juga dihadiri para pimpinan dan pengurus partai politik pengusung, tim pemenangan dan perwakilan pendukung masing-masing paslon.

Para paslon dipersilahkan masuk ruang debat sekitar pukul 20.30 WIT secara berurutan sesuai nomor urut.

Proses debat berlangsung dalam beberapa segmen, mulai dari penyampaian visi-misi oleh calon Walikota Ambon dalam waktu 3 menit.

Baca Juga: KPU MBD Gelar Debat Publik Paslon Bupati & Wakil Bupati

Selanjutnya proses pengambilan nomor pertanyaan, dimana moderator akan memberikan pertanyaan kemudian dijawab oleh calon Walikota. Dan segmen berikutnya adalah masing-masing calon walikota secara acak ditunjuk oleh moderator untuk saling tanya-jawab. Selanjutnya ditutup dengan closing statemen oleh masing-masing calon Walikota.

Debat ini juga dipandu para panelis yakni, Dr. Abidin Wakano, Prof. Zainal Abidin Rengifurwarin, Dr. Hanok Mandaku, M. Kamil Fuad, Prof Jusuf Leiwakabessy, Dr. Mike J Rolobessy, Dr. Djufri R Pattilouw, Dr. Jemmy Jefry Pietersz, Hanafi Renwarin, Abdul Khalil Tianaotak dan Dr. R H Nendissa yang juga bertindak selaku moderator.

Terlihat, setiap segmen berjalan lancar, masing-masing calon Walikota mampu menjawab setiap pertanyaan.

Setiap segmen yang berjalan juga disoraki masing-masing pendukung calon. Baik didalam ruang debat maupun yang menyaksikan di luar ruangan melalui layar televisi yang disiarkan langsung oleh TVRI.

Debat ini juga dikawal oleh aparat kepolisian dari Polresta Pulau Ambon dan Pp. Lease dan jajaran dan diawasi pihak Bawaslu Kota Ambon.

Sebelumnya, dalam pembukaan Ketua KPU Kota Ambon, Kharudin Mahmud berharap, debat ini bisa menjadi acuan bagi warga kota untuk menentukan pilihannya.

“Dari debat ini masyarakat bisa menilai dan memilih siapa yang akan dipilih dan layak memimpin Ambon 5 tahun kedepan,”ujarnya.

Sementara itu, salah satu panelis, Abidin Wakano yang diminta tanggapan terkait debat dimaksud mengatakan, pada prinsipnya dari jawaban-jawaban yang disampaikan, rata-rata semuanya sudah memenuhi apa yang diharapkan.

“Semuanya sudah menyentuh poin-poin yang dimaksudkan oleh panelis. Apakah itu tentang smart city, tentang harmoni sosial, tentang penataan pasar, lingkungan dan lain sebagainya. Itu sudah menyentuh substansi yang diharapkan, sudah cukup lumayan apa yang diperta­nyakan maupun yang dija­wab,”katanya.

Diakui, bahwa masing-masing calon dalam bertanya maupun men­jawab, punya keunggulan tersen­diri.

Dia mencontohkan misalnya pertanyaan dan jawaban tentang pengelolaan  keuangan, kemudian ada segmen dimana  calon nomor urut 4 dan 2 maupun yang lainnya, dimana terjadi perdebatan yang sangat produktif.

“Misalnya pada paslon 2 dan 4 yang mana terjadi perdebatan soal pasar, bagaimana mereka mau meli­hat pasar itu dan bagimana itu mau dikelola oleh kota. Ini saya lihat me­reka berdua punya perdebatan yang produktif, dua-dua punya debat yang sangat menarik. Demikian juga dengan calon lainnya,”ujarnya.

Ditanya soal siapa yang lebih lugas dan dominan dalam debat dimaksud, Wakano mengatakan, bahwa masing-masing punya keunggulan.

“Saya tidak mengatakan mana yang lebih dan mana yang tidak, tapi masing-masing punya keunggulan dan keunikan tersendiri. Misalnya calon walikota nomor urut 3, dia menjawabnya secara natural, apa adanya, dan itu keunikan­nya,”katanya.

Penilaian Calon

Sementara itu, Calon Walikota Ambon nomor urut 4, Jantje Wenno mengatakan, prinsipnya apa yang dilakukan KPU patut diapresiasi.

Namun kata dia, KPU harus lebih berkreasi terkait dengan debat-debat seperti itu.

“Debat sudah cukup baik, tapi saya kira mesti lebih baik lagi. Artinya, ini kan debat, jadi antara kandidat itu mesti porsinya lebih besar ketimbang moderator harus membacakan soal kemudian kita menjawab. Itu terlihat terlalu monoton, kalau kita ambil nomor dan moderator baca soal. Jadi tidak ada kreasi yang lain. Itu sih harapan saya,”tuturnya.

Menurut Wenno, debat ini terkesan biasa saja dan tidak ada persiapan khusus. Kemudian menyangkut sound sistem, itu juga harus diperhatikan.

“Kalau soal waktu yang diberikan kepada calon untuk menjawab, mungkin itu sudah pas. Tapi ini biasa saja tidak ada persiapan-persiapan khusus,”katanya.

Sementara itu, calon nomor urut 1, Agus Ririmasse juga menyam­paikan pendapatnya.

Dia mengaku bersyukur karena sudah melewati proses debat itu.

“Dari empat kandidat ini saya menilai semuanya adalah putra-putri terbaik kota ini, semuanya untuk menjadi Walikota,”katanya.

Menurutnya, semua kandidat dapat menyampaikan visi-misi secara baik dan menjawab setiap pertanyaan sesuai  kemampuan.

“Soal jawaban itu mau benar atau salah, tergantung penilaian. Intinya sudah sangat baik untuk debat ini. Tadi mungkin karena baru pertama, jadi masih mau cari-cari mau dibuat bentuknya seperti apa. Tapi nanti kan ada debat kedua pada 2 November, itu kita ikuti prosesnya lagi,”ujarnya.

Sedangkan calon Walikota nomor urut 3, Muhammad Tady Salam­pesay juga mengatakan, bahwa sudah cukup baik.

Semuanya bersepakat agar proses itu berjalan lancar.

“Masing-masing calon optimis untuk menang. Walaupun saya tadi sendiri karena calon Wakil Walikota yang berhalangan hadir, tapi saya mampu mengikuti debat itu,”ujar­nya. (S-25)