Dua Anak di SBT Tewas Tertimpa Bangunan Roboh

BULA, Siwalimanews – Angin kencang menghantam bangunan rumah di Desa Lahema, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur, Sabtu (8/2)
Dua orang anak meninggal dunia yaitu, La Ali Rumalauw dan Nurhaji Rumakamar, serta satu anak mengalami luka parah dan kritis yaitu Ajuar Rumaday.
Kedua korban ini tewas akibat tertimpa bangunan rumah yang roboh dalam peristiwa bencana alam yang terjadi beberapa hari lalu.
Kedua korban meninggal tidak sempat dilarikan ke puskesmas guna mendapatkan pertolongan karena cuaca buruk saat itu, dan lokasi puskesmas yang berada di ibukota kecamatan hanya bisa dilewati melalui jalur laut.
Anggota Komisi VIII DPR dapil Maluku, F. Alimuddin Kolatlena akibat kondisi demikian maka Kementerian Sosial akan turun langsung ke SBT meninjau lokasi bencana tersebut.
Baca Juga: BPJN: 2025 tak Ada Pembukaan Jalan & Jembatan Baru“Akibat angin kencang merobohkan satu unit rumah di Desa Lahema, Kecamatan Wakate, Kabupaten SBT sehingga menyebabkan dua orang anak meninggal dunia. Karenanya Kementrian Sosial dipastikan akan turun langsung ke SBT,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan whatsappnya, Minggu (9/2).
Dia mengakui, tim Kementerian Sosial memberikan perhatian serius dan mengunjungi Kabupaten SBT.
Dikatakan, dirinya akan terus membangun berkomunikasi dan berkoordinasi bersama pihak Kemensos terutama Menteri Sosial agar bencana ini menjadi perhatian serius.
Sementara untuk tim dari Kemensos mulai bertolak dari jakarta dan saat ini juga sudah tiba makassar. “Sudah ada pemberitahuan tadi, Tim yang dari jakarta sudah landing Makasaar, dan akan terus ke Ambon dan SBT serta ke lokasi,” tuturnya.
Waspada Cuaca
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini Minggu (9/3) terkait potensi cuaca buruk di wilayah Maluku dalam periode 9-14 Februari 2025.
Berdasarkan analisis atmosfer terbaru, sejumlah faktor dapat memicu terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah.
Kepala BMKG Maluku, Kamari dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Minggu (9/1) mengatakan, keberadaan daerah tekanan rendah di utara Australia menyebabkan pertemuan angin dan peningkatan massa udara di wilayah Maluku.
Selain itu, fenomena El Niño-Southern Oscillation (ENSO) yang bernilai negatif (-0.89), aktifnya Gelombang Rossby, serta suhu muka laut yang hangat (29-31°C) turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
“Labilitas udara yang tinggi serta kelembapan di lapisan atas atmosfer yang cukup basah juga memperbesar potensi cuaca ekstrem,”ujarnya.
Pihaknya memperingatkan bahwa hujan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sesaat, berpotensi terjadi di beberapa wilayah, antara lain: Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gelombang tinggi. “Selain itu, masyarakat diharapkan selalu memantau perkembangan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, baik melalui website, media sosial, maupun aplikasi Info BMKG,” katanya. (S-29/S-25)
Tinggalkan Balasan