NAMLEA, Siwalimanews – DPRD Kabupaten Buru, mendesak untuk dilakukan audit investigasi terhadap proyek pembangunan bendungan Waeapo, menyusul jebolnya proyek tersebut yang menyebabkan banjir bandang melanda 12 desa di kabupaten tersebut pada, Jumat (5/7) kemarin.

Pasalnya, akibat banjir bandang ini, ratusna kepala keluarga di 12 desa tersebut harus mengungsi. Tak hanya itu, ratusan hektar sawah yang telah menguning juga terendam dan dipastikan akan bakal  gagal panen, belum lagi puluhan hektar lahan holtikultura yang juga gagal panen .

“Banyak sekolah juga terendam banjir. Ini kejadian luar biasa yang baru pertama kali terjadi dan menimpa banyak desa. Kejadian luar biasa ini kini mengancam perekonomian warga disana,” ucap Wakil Ketua DPRD Buru Djalil Mukaddar kepada wartawab di Namlea, Senin (8/7).

Ia mengaku heran karena masalah tersebut bisa terjadi, mengingat proyek strategi nasional itu, seharusnya bisa mengantisipasi bencana yang  terjadi akibat kondisi alam seperti hujan deras dan lainnya.

Untuk itu, dengan kapasitannya selaku pimpinan DPRD, Mukaddar minta agar segera dilakukan audit investigasi langsung ke lapangan di proyek tersebut. Pasalnya proyek yang dimulai sejak Januari 2018 lalu,  telah menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 2 triliun. Namun hingga kini belum juga selesai, bahkan dikabarkan diduga jebol.

Baca Juga: Sekot Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor

“Saya selaku Wakil Ketua DPRD minta, proyek ini diaudit investigasi oleh BPK, BPKP atupun dilidik oleh pihak kejaksaan dan polisi, sebab jika alasannya karena curah hujan, itu sangat tidak tepat,” tandas Mukaddar.

Ia juga mencurigai ada aspek perencanaan dan pekerjaan yang tidak beres, sehingga terjadi jebol di proyek tersebut.(S-15)