AMBON, Siwalimanews – Rektor Universitas Pattimura Fredy Leiwakabessy menegaskan, sinkronisasi data dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan di Maluku sangatlah penting terkait dengan kepentingan data bagi pengelolaan, perencanaan dan pembangunan.

“Dari diskusi ini dapat disimpulkan bahwa data itu penting yang mana mulai dari sumber datanya, kemudian bagaimana merekap data itu menjadi satu bentuk data yang lengkap,” tandas rektor usai mengikuti diskusi bersama Indonesian Regional Science Association (IRSA) dan SKALA yang turut melibatkan Fakultas Pertanian Unpatti yang berlangsung disalah satu hotel di Ambon, Senin (15/7) kemarin.

Sementara berkaitan dengan data kata rektor, pihak Bappenas juga telah menyampaikan basis data terkait registrasi sosial ekonomi dan untuk mendapatkan data tersebut, mereka membuat sensus dengan harapan, data yang dimiliki dapat diakases dengan syarat tertentu.

Pasalnya, dengan akses data yang yang tepat, semua pihak bisa menyusun sebuah perencanaan dan keputusan yang tepat pula.

“Terkait Maluku sebagai daerah kepulauan dan dalam konteks pulau-pulau kecil dengan perubahan iklim, serta gender, ini menjadi isu yang didiskusikan dalam konteks Maluku yang demikian, maka kita ingin bisa menyelesaikan Maluku dari masalah-masalah kemiskinan,” ujar rektor.

Baca Juga: Bawaslu Temukan 35 Warga Malteng Terdaftar Jadi Pemilih di SBB

Walaupun demikian, menurut rektor, masalah gender dan perubahan iklim ini juga harus didasarkan pada data yang jelas, sehingga bagaimana perencanaan yang tepat dan penganggaran yang juga bisa berpihak pada kondisi wilayah kepulauan yang tidak bisa diasumsikan sama dengan keputusan-keputusan yang diambil pada areal kontinental.

Hal ini dikarenakan, masalah spesifik di daerah kepulauan itulah, sehingga diharapkan ada konfirmasi kebijakan-kebijakan yang juga bisa berpihak untuk nantinya dapat menyelesaikan masalah kemiskinan di Maluku.

” Unpatti sendiri tentu memiliki SDM, dan kami siap bekerjasama dengan SKALA dan Bappenas untuk melibatkan diri serta berkolaborasi riset dengan dosen dalam skema perguruan tinggi. Apakah itu melalui pemberadyaan masyarakat, pendidikan maupun melakukan kolaborasi riset untuk mendapatkan data dengan bidang riset dan bagaimana pendampingan di desa-desa melalui mekanisme pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden IRSA Djoni Hartono berharap, kegiatan yang melibatkan universitas dan lembaga-lembaga pemerintah bisa menselaraskan satu pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan, memberikan fitback serta masukan bagi pemda hasil dari kegiatan ini.

“Kita berharap bisa disebarluaskan dan bisa dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Jadi berbagai pemikiran dalam kegiatan ini kita berharap bermanfaat dan bisa memberikan masukan bagi pemda di Maluku,” harapnya.(S-25)