Dirut Bank Maluku Mundur, Ada Apa?
Belum Setahun Menjabat
AMBON, Siwalimanews – Arief Burhanudin Waliulu resmi mundur diri dari Direktur Utama Bank Maluku Malut. Lalu apa alasan, sehingga ia meninggalkan kursi yang belum setahun didudukinya itu?
Waliulu yang sebelumnya menjabat direktur umum diangkat sebagai direktur utama pada rapat umum pemegang saham luar biasa Bank Maluku dan Maluku Utara pada 12 Desember tahun lalu, di Hotel Boroburur, Jakarta.
Belum genap setahun memimpin bank pelat merah itu, Waliulu sudah mengundurkan diri. Pengunduran dirinya pun terkesan ditutupi pihak bank.
Orang dekat Arief Waliulu yang menghubungi Siwalima, Minggu (18/10) mengakui, Waliulu sudah menyampaikan pengunduran diri sejak 9 Oktober lalu. Langkah itu terpaksa diambil olehnya karena tak kuat lagi memikul beban kerja yang berat.
“Beban kerja terlalu berat, itu jadi alasannya,” kata orang dekat Waliulu yang mewanti-wanti agar namanya tak dipublikasikan.
Baca Juga: Dirut Mundur, Bank Maluku Kena Dampak LangsungDia juga mengatakan, jajaran direksi juga tidak mampu untuk menopang Waliulu dalam menjalankan roda perbankan. “Jajaran direksi tidak mampu back up,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, sejak Waliulu memegang jabatan direktur utama ia sering mendapat musibah. “Dia kan pernah tabrak orang dengan mobil sampai meninggal. Belum lagi istrinya meninggal. Jadi itu kira-kira alasan, sehingga dia memilih mundur,” ungkapnya.
Sumber Siwalima di Kantor Gubernur Maluku juga membenarkan pengunduran diri Arief Waliulu.
“Iya benar, Direktur Bank Maluku pak Waliulu mengundurkan diri. Surat pengunduran dirinya sudah ada pada pak Gubernur selaku pemegang saham pengendali. Surat itu diteken pak dirut tanggal 9 Oktober,” ujar sumber itu, yang enggan namanya dipublikasikan.
Ditanya alasan apa sampai Waliulu mengundurkan diri dari jabatannya, sumber tersebut mengaku tidak mengetahuinya. Yang pasti surat yang dimasukan ke gubernur itu adalah surat pengunduran diri dari yang bersangkutan.
“Kalau soal alasannya saya tidak tahu, mungkin bisa konfirmasi langsung ke pak gubernur atau ke pak Waliulu sendiri langsung,” tuturnya.
Sementara Waliulu yang dihubungi sejak Jumat (16/10) hingga tadi malam, namun ponselnya tidak aktif.
OJK Terima Surat
Kepala Kantor Otortitas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Ronny Nazar mengaku sudah menerima surat pengunduran diri Arief Burhanudin Waliulu.
“OJK Maluku sudah menerima surat pengunduran diri dari dirut, dan saat ini BPD Maluku sedang melakukan proses pengunduran diri dirut tersebut,” jelas Nazar melalui pesan WhatsApp, Jumat (17/10).
Nazar mengatakan, pengunduran diri merupakan hak pribadi Waliulu dan OJK tidak berwenang untuk mencampuri.
“Itu hak pribadi beliau sepanjang disetujui oleh pemegang saham dan penuhi seluruh kewajiban dari OJK Provinsi Maluku maka dari OJK pun tak ada wewenang untuk lakukan penolakan,” tandasnya.
Minta Gubernur Jelaskan
Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Asis Sangkala mendesak Gubernur, Murad Ismail menjelaskan ke publik terkait pengunduran diri Direktur Utama Bank Maluku dan Malut, Arief Burhanudin Waliulu.
Menurutnya, gubernur sebagai pemegang saham pengendali harus memberikan penjelasan, jika Waliulu tidak mau memberikan penjelasan kepada publik. Ini diperlukan agar publik, terutama para nasabah juga tahu
“Saya rasa Pemda dalam hal ini saudara Gubernur Maluku sebagai pemegang saham utama harus jelaskan kepada publik alasan pengunduran diri yang bersangkutan kalau pak Waliulu tak mau berikan penjelasan,” ujar Sangkala.
Jika tidak ada penjelasan, kata Sangkala, maka akan muncul berbagai spekulasi yang bisa berdampak buruk terhadap bank.
Ia juga berharap RUPS Luar Biasa segera digelar untuk memilih direktur utama yang baru, sehingga mengoptimalkan kerja jajaran direksi.
“Jika tidak sesegera mungkin lakukan RUPS untuk pilih dirut baru, saya pastikan pelayanan buat masyarakat Maluku yang menggunakan jasa bank ini akan terganggu,” tandas Sangkala.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Maluku, Richard Rahakbauw, mengatakan, pihaknya akan mengagendakan pemanggilan terhadap komisaris dan jajaran direksi untuk meminta penjelasan soal pengunduran diri direktur utama.
“Saya juga baru tahu, karena itu, saya akan mengagendakan pemanggilan. Komisi III akan meminta klarifikasi terlebih dahulu,” ujarnya siangkat kepada Siwalima, Minggu (18/10).
Berdampak
Pengunduran diri Direktur Utama Bank Maluku Malut Arief Burhanudin Waliulu dipastikan akan berdampak pada internal bank.
“Bagaimanapun pimpinan yang definitif sangat diperlukan untuk menjaga roda perusahaan atau perbankan. Jadi kalau level pemimpin yang mundur seperti ini, harus ada langkah-langkah yang diambil pemegang saham apakah itu RUPS atau lainnya,” tandas Akademisi Ekonomi Unpatti, Erly Leiwakabessy, kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Jumat (16/10).
Selain itu, Dewan Komisaris Bank Maluku Malut juga harus melakukan rapat untuk mengantisipasi masalah internal jangka pendek, serta penunjukan pelaksana tugas dirut.
Dikatakan, Bank Maluku Malut harus diatur dengan baik, karena bukan saja berhubungan dengan masalah-masalah keuangan, namun juga berhubungan dengan kebanggaan orang Maluku dan Maluku utara.
“Kalau saya jadi pimpinan saya tidak akan mengundurkan diri, namun saya akan berjuang untuk menyelenggarakan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kelangsungan perbankan maupun kebanggaan orang Maluku,” ujar Leiwakabessy.
Menurutnya, tanggung jawab besar untuk mengembangkan kemajuan bank ada pada direktur utama. Untuk itu secepatnya harus dilakukan RUPS untuk memilih dirut yang baru.
Gubernur juga sebagai pemegang saham pengendali harus mengambil langkah cepat bersama pemegang saham yang lain untuk menyelesaikan masalah ini sebagai langkah antisipatif.
“Saya tidak tahu pertimbangan individual apa yang mendorong beliau mengundurkan diri, tetapi dengan kemampuan yang seperti beliau miliki harus bertahan, mungkin juga ada skandal-skandal lain sehingga dirut pilih mengundurkan diri,” ujarnya.
Bisa saja, kata Leiwakabessy, Waliulu melihat prospek kedepan untuk bisnis perbankan di Maluku dengan adanya Covid-19 ini, merupakan tantangan yang sangat berat yang tidak bisa dihadapi. Kondisi perbankan saat ini harus dihadapi dengan segudang cara. Apalagi persaingan lembaga keuangan bank maupun non bank makin hari makin berat.
“Selain masalah internal perbankan, mungkin ada perhitungan-perhitungan lain yang dipertimbangan pak Waliulu untuk tentukan langkah beliau untuk mengundurkan diri,” katanya.
Dekan Fakultas Ekonomi Unpatti ini berharap, direktur utama kedepan harus punya dedikasi yang luar biasa sebagai anak Maluku untuk tidak mempertimbangkan hal-hal yang terlalu bersifat emosional dan kepentingan finasial semata, tetapi melihat bahwa bank ini merupakan bank kebanggaan orang Maluku yang harus dibangun dengan semangat yang luar biasa. (Cr-2/Mg-5)
Tinggalkan Balasan