AMBON Siwalimanews – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku mencatat di bulan Desember tahun 2021, Maluku mengalami inflasi sebesar 0,82 persen.

Jika dibandingkan dengan inflasi yang terjadi di bulan November 2021 yang tercatat sebesar 1,06 persen, maka peningkatan.

“Meningkatnya inflasi bulanan Maluku pada Desember 2021, disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok pakaian dan alas kaki, yang sejalan dengan fenomena perayaan Natal dan Tahun Baru 2022,” ungkap Kepala Kantor BI Perwakilan Maluku Noviarsano Manullang dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews Rabu (5/1).

Sementara secara tahunan maupun secara tahun berjalan kata Manullang, inflasi Maluku tercatat sebesar 4,01 persen lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi Maluku bulan sebelumnya yang tercatat hanya 3,08 persen  dan 3,16 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 2,09 persen dan menyumbangkan andil sebesar 0,66 persen. Inflasi pada kelompok ini, utamanya didorong oleh komoditas cabai rawit, ikan selar, dan cabai merah, yang masing-masing tercatat mengalami inflasi 66,91 persen dan 15,34 persen serta 75,98 persen.

Baca Juga: BMKG: 2,519 Kali Gempa Guncang Maluku di Tahun 2021

“Adapun Kenaikan harga komoditas kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini terjadi, akibat fenomena perayaan Natal dan Tahun Baru 2022 yang meningkatkan permintaan masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, gangguan cuaca buruk akibat La Nina di sejumlah wilayah juga, diprakirakan berdampak pada penurunan kualitas panen komoditas rawan hujan serta berdampak pada gangguan distribusi.

Berdasarkan hasil SPH BI, harga cabai rawit merah tercatat meningkat 94,43 persen atau menjadi Rp144 ribu pada pertengahan bulan Desember 2021. Sementara untuk kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 1,26 persen dan menyumbangkan andil 0,08 persen.

“Peningkatan harga pada kelompok pakaian dan alas kaki utamanya disebabkan oleh kenaikan harga sepatu anak, blus wanita, dan gaun wanita, yang masing-masing tercatat mengalami inflasi 8,60 persen, 7,56 persen  dan 1,42 persen,” urai Manullang.

Dalam rangka menjaga stabilitas inflasi, sekaligus upaya peningkatan perekonomian Maluku selama Desember 2021, TPID Maluku telah melaksanakan beberapa program kerja.

Program kerja yang dilaksanakan yakni, penandatanganan kesepakatan kerjasama antar daerah (KAD) Maluku – Jawa Timur Lingkup KAD terkait pemenuhan komoditas bahan pokok, seperti komoditas pertanian, telur ayam, daging sapi, kakao, coco fiber, singkong, dan kerajinan kulit dari Jawa Timur.

“Sementara komoditas yang dikirimkan dari Maluku antara lain rempah-rempah, kopra, ikan, dan cengkeh,” tutur Manullang.

Selanjutnya, sidak pasar dan operasi pasar murah TPID Provinsi Maluku dan berdasarkan hasil sidak, tingginya harga cabai dan wortel serta tidak adanya stok daging sapi disebabkan oleh gangguan pasokan.

Adapun program pasar murah dilakukan dengan menjual minyak goreng dan ikan dengan harga dibawah harga pasar pada beberapa titik di Pulau Ambon. Bahkan ikut melakukan monitoring stok distribusi serta koordinasi dengan pihak ASDP.

“Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran distribusi barang dari luar daerah Maluku ataupun distribusi ke setiap wilayah di Maluku yang diutamakan untuk barang-barang komoditas pokok,” ucap Manullang.

Kantor Perwakilan BI Maluku tetap berkomitmen akan menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemda Maluku maupun kabupaten/kota, guna mengendalikan inflasi. (S-51)