Bulan Bahasa dan Sastra: Upaya Peningkatan Kecerdasan Berbahasa
Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah yang menentukan identitas bangsa Indonesia. Pernyataan kebangsaan para pemuda Indonesia itu dirumuskan dalam keputusan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928.
Pada peristiwa tersebut, para pemuda di Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras berkumpul untuk menyatukan kebulatan tekad dengan kesadaran nasional mengaku satu tanah air Indonesia; satu bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Sumpah Pemuda melahirkan tekad politik untuk hidup sebagai satu bangsa yang berdaulat dalam satu tanah air yang merdeka. Kearifan yang dipancarkan dapat mengembangkan modal budaya, yakni bahasa pergaulan yang sudah lama mempertalikan suku-suku bangsa yang tinggal di kawasan Nusantara dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus bahasa nasional.
- Tabrani merupakan tokoh di balik lahirnya bahasa Indonesia yang gencar menyuarakan gerakan kebangsaan untuk Indonesia merdeka. Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tidak terlepas dari sepak terjangnya. Berdasarkan informasi dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, M. Tabrani menggelorakan gerakan kebangsaan dengan mengatakan bahwa bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia belum ada sehingga harus diterbitkan (2022, 2 Februari. Sang Penggagas Bahasa Persatuan Indonesia. Diakses pada 29 Oktober 2024. https://badanbahasa.kemdikbud. go.id/artikel-detail/2747/sang-penggagas-bahasa-persatuan-indonesia).
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan, lambang identitas nasional, dan alat pemersatu berbagai unsur masyarakat dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Selain itu, bahasa Indonesia juga menjadi alat komunikasi resmi yang menghubungkan daerah-daerah di Indonesia.
Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra didasari oleh kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas nasional yang telah mempersatukan masyarakat Indonesia. Pengutamaan bahasa Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan bukan hanya merupakan tugas satu pihak, melainkan juga tugas seluruh warga Indonesia. Bulan Bahasa dan Sastra dirayakan untuk memperingati Sumpah Pemuda, membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia, dan menghasilkan pemahaman yang selaras antargenerasi dan antarmasyarakat terhadap keberagaman dengan menjunjung bahasa Indonesia.
Baca Juga: Kemenangan Trump, Krisis Timteng, dan Dampak bagi RITema-tema yang pernah diusung dalam 4 tahun terakhir perayaan Bulan Bahasa dan Sastra, yaitu “Maju Bahasa dan Sastra, Maju Indonesia” pada tahun 2019, “Berbahasa untuk Indonesia Sehat” pada tahun 2020, “Berbahasa Sehat, Indonesia Tangguh” pada tahun 2021, dan “Bangkit Bersama” pada tahun 2022.
Pada tahun 2024, Bulan Bahasa dan Sastra yang digelar dengan tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas” tidak hanya untuk memperingati 96 tahun Sumpah Pemuda, tetapi juga untuk menggalakkan, memantapkan, dan memasyarakatkan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa persatuan, dan bahasa nasional, serta memantapkan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan bangsa.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam perayaan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2024, yaitu Penghargaan Sastra, Lomba Cerdas Mengulas Buku, Festival Film Pendek Berbahasa Daerah, Festival Handai Indonesia, Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional, Lomba Mendongeng bagi Penyandang Disabilitas Netra, Penghargaan Sastra, Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka, Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, Lomba Monolog Pesan Pujangga, Penghargaan Wajah Bahasa Lembaga Tingkat Nasional, dan Menjalin Indonesia.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2024 diakhiri dengan peluncuran produk dan capaian Badan Bahasa, yaitu Prototipe Soal UKBI Adaptif bagi Disabilitas Rungu, Menuju 200.000 Entri KBBI, Buku Pedoman Kebahasaan dan Kesastraan, Kumpulan Terjemahan Cerpen Karya A.A. Navis, Buku Bacaan Bermutu bagi Murid Berkebutuhan Khusus, 100 Buku Audio, 100 Buku Braile, 100 Buku Video, 3.038 Buku Terjemahan Cerita Anak dari Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia, 350 Judul Buku Sayembara Literasi, 116 Komik Pendukung Literasi, 50 Judul Novel Residensi di Wilayah 3T, Novel Semifiksi Literasi, Seminovel Revitalisasi Bahasa Daerah, 175 Komik dan Cerita Bergambar Berbasis Cerita Nusantara, Buku Ajar BIPA Pengayaan Membaca Berjenjang, dan Peresmian Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Sidang Resmi UNESCO.
Kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang dilaksanakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dalam berbahasa. Artinya, cerdas berbahasa menjadi salah satu kecerdasan majemuk yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Generasi muda Indonesia harus memiliki kemampuan memahami informasi yang diterima dengan tepat dan dapat menyampaikan ide atau pendapat dengan jelas dan santun. Hal tersebut sejalan dengan harapan E. Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang mengharapkan agar generasi muda memiliki gairah untuk menghasilkan karya kebahasaan dan kesastraan yang kreatif dan inovatif untuk membantu bangsa Indonesia dan terlibat langsung dalam mewujudkan generasi emas 2045 yang memiliki karakter, kompetensi, dan daya saing tinggi. (*)
oleh: Herni Paembonan
(Widyabasa Ahli Pertama
Balai Bahasa Provinsi Maluku)
Tinggalkan Balasan