Buka Sidang ke-42, Saptenno Harap Jemaat Imanuel Jadi Pelopor Kedamaian di Maluku
AMBON, Siwalimanews – Jemaat GPM Imanuel Klasis Kota Ambon, melaksanakan Sidang Jemaat ke-42.
Persidangan dibawah sorotan tema Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatanmu, serta sub tema Teguhlah Bersama Gereja yang Profetik untuk Terus Berbuah Bagi Kehidupan Bersama, dilaksanakan usai ibadah Minggu (26/1) digedung Gereja Imanuel Karpan, dan dibuka secara resmi oleh perwakilan Majelis Pekerja Klasis Sinode GPM Penatua M J Saptenno.
Saptenno saat membuka sidang itu mengatakan, aktivitas pembinaan keluarga harus menjadi prioritas dalam pembahasan rekomendasi program dalam sidang yang dilaksankan.
Menurutnya, isu keluarga merupakan isu konvesional yang membutuhkan pendekatan secara edukatif.
“Saling dukung merupakan kunci agar program yang direncanakan atau direkomendasikan dapat tercapai, artinya jangan menonjolkan ego, silahkan sampaikan masukan secara santun dan penuh etika sehingga program yang nanti dijalankan lewat keputusan sidang ini punya makna,”ujar Saptenno.
Baca Juga: Benhur: Paripurna Istimewa Gubernur Tunggu Surat MendagriDikesempatan tersebut Saptenno memberikan apresiasi kepada Jemaat Imanuel yang telah terlibat mensukseskan setiap proses demokrasi, mulai dari pemilihan presiden dan legislatif, pilkada, serta pemilihan majelis jemaat hingga penthabisan yang berlangsung aman dan damai.
Kedamaian, merupakan harta yang tak ternilai, sehingga dirinya berharap, Jemaat Imanuel menjadi salah satu pelopor perdamaian di Maluku.
“Kondisi Kota Ambon harus kita jaga, kejadian yang terjadi di Trikora menjadi perhatian dan pembelajaran. Damai ini mahal, kita semua pernah merasakan itu, untuk itu kami himbau jemaat jangan terpancing dengan isi-isu menyesatkan, apalagi yang masuk ke unsur Sara,” pinta Sapteno.
Senada dengan Saptenno, Camat Sirimau yang diwakili Lurah Amantelu Yuyun Octavia, mengajak warga jemaat Imanuel untuk terus menjaga persatuan dan kebersamaan sebagai warga gereja dan masyarakat sekitar .
Untuk generasi muda hindari tauran, konflik antara kelompok, mabuk mabukan, seks bebas, narkoba, balap liar serta kriminalitas lainnya yang sementara menjamur di generasi muda saat ini hingga berujung kehilangan nyawa dan hancurnya jati diri.
“Kita memiliki tantangan awal di 2025 lewat konflik antara pemuda di Trikora yang disebabkan oleh miras dan balap liar, kita tidak mau sejarah kelam tahun 1999 terulang kembali, untuk itu kami mengajak gereja dan umat bergandeng tangan menjadi garda terdepan menyuarakan perdamaian , memperkuat kerukunan antar umat beragama, memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya persatuan dan kerukunan demi terciptanya perdamaian serta kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Ambon, “ajak Yuyun.
Menurut Yuyun, persidangan jemaat merupakan lembaga pengadilan keputusan tertinggi dalam jemaat. Sehingga stake holder didalam jemaat sebagai representasi sangat dibutuhkan untuk menentukan kualitas hasil persidangan.
“Partisipasi seluruh stakeholder dalam jemaat sangat menentukan hasil persidangan, hal ini penting mengingat sidang jemaat merupakan sebuah proses bersama untuk melakukan evaluasi dan menetapkan program program yang dijabarkan dari renstra jemaat, serta menetapkan anggaran dan belanja jemaat, ” tandas Yuyun.
Ditempat yang sama, Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel Pendeta Warela / Ubro, pada kesempatan itu mengatakan, tugas kerasulan yang dipikul gereja dilakukan ditengah tantangan dunia yang semakin kompleks, karena perkembangan teknologi dan Ilmu pengetahuan. Untuk itu dirinya mengajak warga Jemaat Imanuel, terutama pelayan agar lebih peka menghadapi situasi tersebut.
Salah satu yang menjadi perioritas menurutnya. yakni pembinaan keluarga.
“Dalam sidang ini harus membicarakan bentuk pelayanan pembinaan yang lebih relevan, sehingga dapat memperkuat relasi keluarga ditengah konteks zaman yang terus berubah. Seluruh potensi gereja di jemaat ini mulai dari anak remaja, pemuda, wadah laki laki, perempuan warga gereja senior, pelayan dan umat harus diikutsertakan untuk mencapai pertumbuhan dimaksud, ” pinta Penseta Warela.
Ia merincikan, untuk sidang ke- 41 di tahun sebelumnya, ditetapkan 70 kegiatan strategis keluaran renstra dan 12 rekomendasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ) yang berimbang pada Rp3.349.558.478. Sementara majelis Jemaat selaku mandataris bersama perangkat pelayan dan badan pembantu telah merealisasikan 58 kegiatan strategis dengan capaian 80 persen, 7 rekomendasi atau 50 persen serta realisasi pendapatan yang over target yakni Rp. 3.429.631.178 atau 102,34 persen.
“Semua capaian hanya karena kasih karunia yang Tuhan limpahkan bagi jemast Imanuel. Kami sadar pula bahwa keputusan yang dapat dilakukan pun karena adanya dukungan dari semua pihak di 17 sektor pelayanan, ” ucap Pendeta Warela.(S-10)
Tinggalkan Balasan