Bos CV SBM Tersangka, Terancam 15 Tahun Bui
AMBON, Siwalimanews – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Unit Pelaksana Teknis Balai Penegakkan Hukum Wilayah Maluku-Papua menetapkan Komisaris CV Sumber Berkat Makmur (SBM) Imanuel Quadarusman (IQ) alias Yongki sebagai tersangka illegal logging di Desa Sabuai, Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur.
Dalam penyelidikan dan penyidikan, tim penyidik UPT Balai Gakkum Wilayah Maluku-Papua menemukan bukti CV SBM melakukan pembalakan liar. Izin yang dikantongi CV SBM adalah perkebunan pala. Namun ia menyalahi izin, dan melakukan illegal logging.
“Saat ini penyidik Gakkum Maluku-Papua masih mendalami penyidikan dan menuntaskan kasus itu. Seluruh barang bukti telah mendapatkan penetapan sita dari Pengadilan Negeri Dataran Hunimoa Klas II,” jelas Kepala Seksi Wilayah II Ambon Balai Gakkum Maluku-Papua, Yosep Nong, dalam rilisnya yang diterima Siwalimanews, Jumat (20/3).
Tersangka Yongki telah ditahan dan dititip di Rutan Polda Maluku, Tantui. Tim penyidik juga mengamankan sejumlah barang bukti, berupa satu loader, dua bulldozer dan 25 batang kayu gelondongan berbagai ukuran dan jenis yang diduga hasil dari illegal logging yang dilakukan CV SBM di Desa Sabuai.
Nong menjelaskan, penyidik menjerat Yongki dengan Pasal 12 Huruf k Jo Pasal 87 Ayat (1) dan/atau Pasal 19 Huruf a Jo Pasal 94 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimum Rp 100 miliar.
Baca Juga: Dipanggil Jaksa, Megi Samson Diminta KooperatifSementara Direktur Reskrimsus Polda Maluku, Kombes Eko Santoso, yang dikonfirmasi membenarkan, penahanan Komisaris CV SBM di Rutan Polda Maluku. Namun kata Eko, pengusutan kasusnya ditangani langsung Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Iya benar komisarisnya CV SBM ditahan di Rutan Polda, cuma yang tangani kasus ini Balai Gakum Kementerian Lingkungan Hidup,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.
Kejari SBT Terima SPDP
Sebelumnya Kepala Kejari SBT, Riyadi mengaku pihaknya telah menerima Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) kasus pembalakan liar yang dilakukan CV SBM.
“Iya kami telah menerima SPDP sejak hari Rabu, 11 Maret dan IQ yang diduga sebagai pelaksana tugas di lapangan diperiksa sebagai terlapor, dan kasus ini sudah pada tahap penyidikan,” jelas Riyadi, kepada Siwalima di ruang Kerjanya, Senin (16/3).
Pasca menerima SPDP, kata Riyadi, dirinya akan mengeluarkan surat perintah atau P16 untuk mengikuti pengembangan penyidikan kasus itu.
“Kami sudah bentuk tim pengembangan yang diketuai oleh saya sendiri, dan rekan-rekan jaksa lainnya untuk mengikuti pengembangan penyidikan,” terangnya.
Selain membentuk tim pengembangan penyidikan, Riyadi juga telah memberikan laporan soal kasus dugaan penyerobotan lahan Sabuai kepada Kejati Maluku sebagai perkara penting. “Kami sudah melaporkan kasus ini ke kejaksaan tinggi sebagai perkara penting,” jelasnya lagi.
Izin CV SBM Dicabut
Pemerintah Kabupaten SBT melalui Dinas Pertanian telah mencabut izin perkebunan pala milik CV SBM.
Kepala Dinas Pertanian SBT Hasan Kelian mengaku, izin yang dikeluarkan pihaknya sejak Maret 2018 lalu, dan akan berakhir pada bulan ini. Walaupun izinnya tinggal beberapa hari akan berakhir, namun pihaknya lebih dulu mencabut izin tersebut.
“Kami lebih dulu cabut izin perkbunan milik CV SBM, meski izin tersebut akan berakhir dalam beberapa hari kedepan lagi. Izin ini juga saya pastikan tidak akan diperpanjang lagi,” tandas Kelian kepada Siwalima di Bula, Senin (2/3).
Kelian mengatakan, dengan dicabutnya izin tersebut, maka CV SBM harus menghentikan aktivitas perkebunan di wilayah Desa Sabuai, Kecamatan Siwalalat.
“Seharusnya CV SBM sudah tidak beraktivitas lagi, karena izin yang dikeluarkan bagi mereka adalah untuk perkebunan Pala telah dicabut,” ujarnya.
Pencabutan izin ini harus dilakukan, karena diduga CV SBM telah melakukan pembalakan liar.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, Sadli Ie juga telah menyurati pimpinan CV SBM untuk menghentikan kegiatan penebangan.
Surat Nomor 522.3-Mal/187/2020 tertanggal 24 Februari 2020 perihal penghentian kegiatan penebangan itu, ditandatangani oleh Sadli Ie.
Dalam surat itu disebutkan, penghentian kegiatan penebangan menindaklanjuti hasil rapat kerja DPRD Provinsi Maluku pada hari Sabtu, tanggal 22 Februari 2020, menyusul tuntutan masyarakat (Gerakan Save Sabuai).
Aliansi mahasiswa dan masyarakat adat Sabuai, Kabupaten SBT yang tergabung dalam masyarakat adat Welyhata juga menggelar demo di Kantor DPRD dan Kantor Gubernur Maluku, Kamis (27/2). Mereka menuntut izin CV SBM dicabut, karena aktivitas perusahaan ini telah merusak hutan adat. (S-47)
Tinggalkan Balasan