AMBON, Siwalimanews – Bank Indonesia menyebut tu­runnya harga barang kebutuhan masyarakat terkendali menyebabkan terjadi deflasi di Maluku di bulan September.

Secara spasial, deflasi bersumber dari Kota Ambon sebesar -0,35 persen (mtm) Kota Tual sebesar -0,37 persen (mtm) sedangkan Kabupaten Maluku Tengah tercatat inflasi sebesar 0,44 persen (mtm).

“Realisasi gabungan kabupaten/kota di Provinsi Maluku, masih mengalami deflasi pada September 2024 kemarin, ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansyah dalam rilisnya Senin (7/10).

“Realisasi di Maluku yang terdeflasi, utamanya didorong oleh realisasi kelompok makanan, minuman dan tembakau yang terkendali. Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau sendiri terdeflasi sebesar -0,18 persen (mtm),” jelasnya.

Sedangkan penurunan harga pada komoditas hortikultura lanjut­nya, terjadi di tengah berlang­sungnya panen, terutama pada petani yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tengah.

Baca Juga: Sepekan Diving, Wanita 68 Tahun Ini Belum Ditemukan

Selain itu, daerah pemasok luar Provinsi Maluku, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, turut mengalami periode panen, sehingga pasokan komoditas hortikultura meningkat.

Sedangkan untuk kelompok transportasi,  turut mendorong deflasi di Maluku. Dimana kelompok ini tercatat deflasi sebesar -0,45 persen (mtm) yang utamanya dipe­ngaruhi oleh bensin dengan andil sebesar -0,08 persen (andil, mtm).

Lanjutnya penyesuaian harga BBM non-subsidi yang terjadi pada bulan September, berdampak pada deflasi kelompok transportasi. Namun demikian, deflasi pada kelompok ini tertahan oleh tarif angkutan udara yang menglami inflasi dengan andil sebesar 0,10 persen (andil, mtm).

“Peningkatan kunjungan di Maluku dinilai seiring dengan berbagai event dan persiapan Pilkada serentak, sehingga me­ningkatkan tekanan harga tarif angkutan udara,” katanya.

Namun secara tahunan, pada September 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota tambah­nya, secara IHK di Provinsi Maluku, tetap terkendali dan melandai.

“Tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,84 persen (yoy). Itu karena tingkat inflasi gabungan kota di Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy),” jelasnya. (S-25)