Bangun Pelabuhan Hub, Maluku Harus Studi Kelayakan
AMBON, Siwalimanews – Keinginan Pemerintah Provinsi Maluku membangun pelabuhan hub internasional sebagai pusat perikanan terpadu harus ditunjang dengan studi kelayakan. Sampai saat ini Maluku belum punya studi kelayakan sehingga angan-angan itu harus terkubur.
Kawasan Tulehu, Waai dan Liang menjadi pilihan pembangunan pelabuhan hub internasional. Namun sayangnya belum didukung oleh studi kelayakan pelabuhan.
Dan untuk memastikan lokasi mana yang akan dibangun pelabuhan terintegrasi. Tim dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan karena pembangunan pelabuhan menjadi salah satu target dari pemerintah daerah.
“Usulan dari pemerintah daerah adalah pengembangan pelabuhan di Tulehu kita melihat langsung kondisinya, kedepanya bagiamana berapa area yang kita siapkan, kalau kita lihat disini sekitar 500 hektar. Jadi kita minta kajian dulu terkait dengan studi kelayakan dari pemerintah, sehingga keputusan kita itu, keputusan yang solid dan penetapannya berdasarkan kajian akademis,” pinta Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Safri Burhanuddin kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Malteng, Selasa (11/8).
Burhanuddin mengaku sudah menanyakan dan meminta langsung ke Pemprov Maluku terkait dengan studi kelayanan secara akademis, namun sampai saat ini belum punya.
Baca Juga: Dua Jenderal Tegaskan TNI-Polri Netral dalam Pilkada“Jadi alasanya apa, selama ini belum ada studi kelayanan terkait dengan pembangunan pelabuhan. Kenapa harus ada kajiannya, karena kedepan kalau misalnya terjadi ada tanah longsor, apakah terjadi konflik sosial, kejadian sedimentasi, jadi harus ada kajian sehingga dapat diprediksi lebih awal. Kalau tidak kita yang disalahkan, kerena menyetujui izin pembangunan tapi tidak ada dasarnya,” tegas Burhanuddin.
Dirinya mencontohkan kalau mau membangun rumah atau mau bangun kantor, harus ada kajian, tidak bisa langsung bangun. bukannya IMB yang memutuskan. Perizinan tidak boleh ditentukan atas dasar suka atau tidak suka, tapi harus ada kajian,” jelas Burhanuddin.
Ditanya selama ini pemerintah pusat melihat belum ada kajian yang disampaikan ke pusat dirinya membenarkan hal itu.
“Kami sudah tanya Pemprov Maluku bilang belum ada, makanya kami tanyakan sudah ada atau belum. Targetnya secepat mungkin, karena kami harus putuskan. Bagi kami kan, silakan daerah putuskan lokasinya dimana, kami hanya fungsi konsultasi aja. Pemprov Maluku yang berkepentingan langsung, kami hanya bantu dari sisi regulasi dan kebijakan yang bisa kita dukung,” tandasnya.
Pantauan Siwalima, kedatangan untusan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berawal dari pertemuan dengan dengan General Manager (GM) PT Pelindo IV Cabang Ambon, Ady Sutrisno untuk membahas terkait dengan pembangunan pelabuhan terintegrasi di Tulehu sekitar pukul 09.30 WIT.
Setelah melakukan pembahasan sekitar satu jam di lantai empat kantor Pelindo 4 Ambon, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Tantui sekitar pukul 10.30 WIT.
Di PPN Tantui Safri Burhanuddin mengunjungi perusahan perikanan milik PT Harta Samudra yang menjadi salah satu perusahan pengeskpor ikan dari Maluku ke luar negeri yang sudah berstandar internasional.
Sekitar pukul 14.00 WIT, rombongan kemudian menuju ke Pelabuhan Tulehu dan menggunakan kapal meninjau tiga rencana lokasi pembangunan pelabuhan terintegrasi mulai dari Tulehu, Wai dan Liang. Karena sampai sekarang Pemprov Maluku sendiri belum menentukan dari tiga tempat ini mana yang tepat untuk dibangun. sekitar pukul 16.00 WIT rombongan bergerak kembali ke hotel untuk beristirahat.
Sementara itu, Sekda Maluku, Kasrul Selang memastikan dirinya belum mendapatkan informasi hasil kunjungan dari tim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu sendiri.
“Saya belum terima hasil kunjungan namun maksud dari pembangunan pelabuhan ini sendiri, konsep pembangunan pelabuhan adalah menjadikan Ambon sebagai Pelabuhan hub dan tempat kumpul atau transit. Orang misalnya sekitar Kendari, Ternate, Sorong, kalau mau beli barang, tidak perlu ke Surabaya, bisa langsung ke Ambon, itu maksud dari pembangunan pelabuhan ini sendiri,” jelas Kasrul.
Begitu juga dengan ekspor dari Maluku. Selama ini ekspor masih transit di Surabaya namun dengan adanya pelabuhan ini maka dari Sorong sudah bisa bawa ke Ambon, baru kita ekspor langsung ke luar negeri. “Jadi disitu, harus lengkap, ada pabrik pengelolaan, ada gudang, kemudian infrastruktur air minum, bahan bahar jadi terintegreasi,” kata Kasrul.
Selain itu kata kasrul, untuk mendukung pembangunan pelabuhan ini sendiri, kedepan Ranway Bandara Pattimura dan Banda akan diperpanjang. “Pelabuhan ini nantinya kalau LIN ini ditetapkan maka akan terinegrasi dengan 13 pelabuhan perikanan yang ada di Maluku,” tandasnya.
Dalam kunjungan ini, selain rombongan dari Jakarta, hadir juga Asisten III Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Maluku Ismail Usemahu, Kadis Kelautan dan Perikanan Maluku Abdul Haris, Kepala PPN Tantui Jafar Sahuburuwa, sejumlah kepala bidang di lingkup DKP Maluku. (S-39)
Tinggalkan Balasan