Awal Januari, Harga Barang Masih Tinggi
AMBON, Siwalimanews – Harga barang kebutuhan masyarakat di pasar tradisional di Kota Ambon masih cukup tinggi. Ikan selar misalnya masih di rata-rata Rp 20 ribu bertumpuk, tomat 3 buah Rp 5.000, tarung 3 buah Rp10 ribu, minyak goreng non subsidi tetap di angka Rp 17 ribu per liter, cabe keriting Rp 10 ribu per tumpuk kecil.
Kemudian bawang merah dan bawang putih satu bungkus kecil Rp 5.000, telur ayam Rp 2.300-2.400 per butir, beras bulog masih diangka Rp 14.000, minyak goreng subsidi (minyakita) Rp 17.000 per liter.
Walaupun harga tinggi, animo masyarakat untuk berbelanja masih cukup tinggi di Pasar Tradisional Mardika.
Sementara itu Badan Pusat Statistik Maluku mencatat pada Desember 2024 Provinsi Maluku mengalami deflasi Month to Month (m-to-m) sebesar 0,41 persen dan inflasi Year-to-Date (y-to-d) dan inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 1,28 persen.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 8 indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 8,11 persen,” kata Kepala BPS Maluku Maritje Pattiwaellapia dalam rilis yang diterima Siwalima kemarin.
Baca Juga: Ikan Maluku Masih Jadi Favorit Warga ASEANIa menjelaskan selain kelompok penyedia makanan dan minuman, kelompok lain yang menyumbang inflasi yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,43 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,70 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,52 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 2,62 persen; kelompok transportasi sebesar 1,61 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten kota, pada Desember 2024 terjadi inflasi y-to-d dan inflasi y-on-y sebesar 1,28 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,64 pada Desember 2023 menjadi 106,99 pada Desember 2024. Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,41 persen.
Komoditas yang dominan lanjutnya memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Desember 2024, antara lain ikan selar/kawalinya, lemon, tarif angkutan udara.
Kemudian ikan tongkol/komu, ikan layang/mumar, ikan cakalang, ikan tuna, cabai rawit, cabai merah, daun melinjo, talas/keladi, kangkung, deodorant, semangka, popok bayi sekali pakai/diapers, daging ayam ras, televise berwarna, jahe dan daun sereh.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain bawang merah, tomat, buncis, bawang putih, kacang panjang, sabun detergen bubuk, sepeda motor, labu siam/jipang, telur ayam ras.
BI Sebut Deflasi
Sementara itu Bank Indonesia Perwakilan Maluku menyebut Provinsi Maluku mencatat deflasi sebesar 0,41 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Desember 2024, melampaui realisasi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (mtm).
Deflasi ini terutama disumbang oleh Kabupaten Maluku Tengah (-0,50 persen) dan Kota Ambon (-0,41 persen), meski tertahan oleh inflasi di Kota Tual sebesar 0,12 persen (mtm).
Kepala Perwakilan BI Maluku, Rawindra Ardiansah, dalam rilisnya, Sabtu (4/1) menyebutkan, deflasi di Maluku didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (-0,89 persen) serta Transportasi (-0,89 persen).
“Beberapa komoditas seperti ikan selar, tongkol, dan layang mengalami deflasi dengan andil masing-masing 0,31%, 0,13 persen, dan 0,09 persen. Penurunan harga ikan ini disebabkan meningkatnya pasokan hasil panen ikan pelagis kecil di Laut Banda,”katanya
Disisi transportasi, tarif angkutan udara tercatat turun dengan andil deflasi sebesar 0,16 persen. Penurunan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menekan harga tiket pesawat selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Namun demikian, laju deflasi tertahan oleh inflasi komoditas bawang merah dan tomat dengan andil masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,15 persen. Inflasi ini dipengaruhi pasokan yang terbatas menjelang panen. Selain itu, inflasi tahunan Maluku terkendali dilihat secara tahunan.
Dengan itu, strategi TPID menjaga stabilitas harga bahwa deflasi pada Desember 2024 mencerminkan keberhasilan sinergi TPID dalam menjaga stabilitas harga.
“Upaya strategis seperti operasi pasar, distribusi komoditas bawang merah, serta subsidi langsung kepada pedagang telah membantu menekan inflasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, program peningkatan produktivitas klaster pertanian dan perikanan, serta kerja sama antar daerah (KAD) baik di dalam maupun luar provinsi, juga berkontribusi terhadap stabilitas pasokan dan harga. (S-25)
Tinggalkan Balasan