TIAKUR, Siwalimanews – Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI)  tahun 2024 per bulan Juli, angka prevalensi stunting di Kabupaten Maluku Barat Daya turun drastis.

Di tahun 2023 angka prevalensi stunting MBD berada di angka 29,9 persen atau naik dari tahun 2022 yang berada di angka 25,7 persen.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan MBD Marthen Rahakbauw mengaku angka prevalensi stunting di bumi Kalwedo periode Januari-Juli 2024 mencapai 10 persen.

“Angka stunting untuk terakhir bulan Juli itu capai 10 persen sesuai data penginputan untuk Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM),” ujar Rahakbauw ketika dikonfirmasi Siwalima di ruang kerjanya, Jumat (30/8).

Dari 17 kecamatan yang ada di MBD, angka stunting masih ditemukan di Kecamatan Romang, Kecamatan Luang Sermatang, Kecamatan Babar Barat, Kecamatan Wetang dan Kecamatan Wetar Selatan.

Baca Juga: Kapolda Harap Peran Serta Masyarakat Pelihara Kamtibmas

Guna mengatasi atau mengurangi tingginya angka prevalensi stunting di beberapa kecamatan itu, pihaknya telah melakukan perencanaan untuk beberapa kegiatan.

“Jadi yang melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk penanganan serta pencegahan itu dari puskesmas. Puskesmas bekerjasama dengan lintas sektor yang ada kecamatan dan desa baik itu, camat, polsek, koramil, para kades, PKK dan kader kesehatan sehingga balita-balita yang kenal stunting itu diperhatikan dan juga diberikan makanan-makanan tambahan lokal,” jelasnya.

Untuk diketahui, hasil Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023, prevalensi stunting di Maluku naik 2,3% dari tahun 2022 yaitu 26,1% menjadi 28,4%.

Prevalensi balita stunting di kabupaten/kota di Maluku, SKI Tahun 2022 dan Tahun 2023 diantaranya Kabupaten Kepulauan Aru naik dari 28,1 persen menjadi 40,6 persen, Kabupaten Malra naik dari 26,8 persen menjadi 34 persen.

Kemudian Kota Tual naik dari 24,9 persen menjadi 32 persen, SBB naik menjadi 31,4 persen dari 27,5 persen, MBD naik dari 25,7 persen menjadi 29,9 persen, Kabupaten Malteng naik signifikan dari 27 persen menjadi 29,4 persen dan SBT naik menjadi 27,5  persen dari 24,1 persen. (S-28)