AMBON, Siwalimanews – PT. PLN (Persero) kembali menghadirkan program  Electrifying Agriculture (EA) untuk para Petani di Desa Klunjukan, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Kamis (29/2) mengatakan, sekitar 900 Petani itu sebelumnya menggunakan genset dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan program EA, kini petani bisa mendapatkan listrik yang terjangkau.

Dia menjelaskan, bahwa perseroan menginisiasi program EA ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Karena teknologi pertanian berbasis listrik, mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

“EA merupakan terobosan dari PLN dalam memanfaatkan energi listrik dibidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani. Selain untuk menghadirkan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan,”jelaanya.

Terkait dengan itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi juga mengatakan, pompa air di Desa Klunjukan merupakan salah satu bukti nyata kolaborasi antara Pemda setempat dengan PLN.

Baca Juga: Lewerissa: Maluku Minim SPB Nelayan 

Bahkan program EA di Desa tersebut mampuh mengaliri sekitar 30 hektar lahan pertanian dengan volume air 16 meter kubik.

“Dengan program ini, pasti akan ada penghematan bagi petani,”katanya.

Dia mengaku, hingga saat ini total lebih dari 37 ribu pelanggan/pegiat agrikultur telah merasakan manfaat Electrifying Agriculture di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Dengan itu pihaknya berharap, keberhasilan PLN dalam melaksanakan program EA sepanjang 2023, bakal berlanjut.

Sebagai respon dari program tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar mengapresiasi dan mendukung PLN dan Pemerintah Desa Klunjukan atas inisiasi konversi solar ke listrik. Mengingat sejak tahun 1990, petani di Klunjukan mengairi sawah menggunakan pompa air yang dinyalakan menggunakan genset. “Dengan ini, petani dapat mengurangi emisi yang timbul dari genset serta mendapatkan optimalisasi dan efisiensi dari biaya produksi bahkan hingga 80 persen. Kami akan terus mendukung. Harapannya Desa Klunjukan bisa jadi role model bagi desa-desa lain,”harapnya. (S-25)