AMBON, Siwalimanews – Universitas Pattimura mengajarkan kepada ratusan mahasiswa tentang bagaimana caranya mengendalikan bahan perusak ozon.

Lapisan ozon merupakan lapisan gas yang terletak pada lapisan stratosfer bumi yang  berfungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap stabil dan melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan didalamnya.

“Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh penggunaan zat kimia yang mengandung klorin dan bromin. Zat-zat ini dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai aktivitas manusia, termasuk penggunaan pendingin udara, aerosol, dan sistem pemadam kebakaran,” kata Ketua Panitia Penyelenggaraan talkshow Franky D J Tutuarima yang berlangsung di Fakultas Pertanian, Kamis (12/8).

Kegiatan ini juga digelar dalam rangka menyongsong Hari Ozon Sedunia di diperingati setiap tanggal 16 September.

Tutuarima mengaku kegiatan yang mengusung tema: “Selamatkan Ozon, Selamatkan Iklim, Selamatkan Bumi” itu, juga digelar Talkshow dengan menghadirkan beberapa narasumber dari pihak Balai PPI dan akademisi.

Berdasarkan protokol montreal, melalui amandemen Kigali, telah mengatur tentang pengurangan  konsumsi HFC yang merupakan bahan pengganti HCFC, dimana secara bertahap, Pemerintah Indonesia telah melakukan pengurangan dan penghapusan konsumsi bahan perusak ozon.

Dengan itu, kampanye Pengen­dalian Bahan Perusak Ozon ini selain merupakan salah satu bagian penting dari perayaan Hari Ozon Sedunia, juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, parti­sipasi, dan sinergitas masyarakat, khususnya kaum ibu dan ma­hasiswa.

“Kampanye di lingkungan kampus memiliki potensi besar untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih luas dan mendalam mengingat perguruan tinggi sebagai pusat lembaga edukasi. Selain itu, mahasiswa memiliki potensi besar sebagai ‘’agent of change,” urainya.

Talkshow ini juga diharapkan mampu menjangkau mahasiswa, dosen, staf akademik, kelompok masyarakat, teknisi RAC dan stakeholder terkait lainnya, guna mobilisasi sebagai agen perubahan dalam upaya-upaya Pengendalian Bahan Perusak Ozon di Kota Ambon dan Provinsi Maluku.

“Terima kasih kepada civitas akademika Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Unpatti dan semua pihak yang turut membantu suksesnya kegiatan ini,” ucapnya.

Kesempatan yang sama, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, L O Kakisina menambahkan penipisan ozon biasanya dilakukan dari aktivitas manusia itu sendiri, seperti penggunaan AC didalam ruangan, kulkas, kebakaran hutan dan lainnya.

Aktivitas-aktivitas ini yang menye­babkan menipisnya lapisan ozon, sehingga memudahkan masuknya sinar matahari yang berbahaya dan mengakibatkan penyakit kulit maupun penyakit lainnya.

“Sebagai generasi yang hidup dimasa sekarang ini, apapun status kita, kita wajib mencegah terjadinya penipisan lapisan ozon,” harapnya.

Ada beberapa cara penang­gu­langan penipisan lapisan ozon, dian­taranya penghapusan penggu­naan bahan perusak ozon seperti kurangi penggunaan kendaraan pribadi.

“Di bidang pertanian, kurangi penggunaan pestisida serta tanam sebanyak-banyaknya tanaman peneduh sebagai pendingin,” ujarnya. (S-25)