SEKRETARIS Kota Ambon, Robby Sapulette meminta agar Organisasi Perangkat Daerah yang bertugas menghasilkan Pendapatan Asli Daerah agar lebih inovatif di tahun 2025.

Hal ini dipandang sangat penting lantaran ada beberapa OPD yang tidak berhasil mencapai target PAD. Misalnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) juga Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon.

“OPD mesti inovatif karena kalau hanya mengandalkan yang ada saja, sudah tentu target PAD tidak bisa tercapai, “ ungkap Sapulette, kepada Siwalima, usai mengikuti Rapat Paripurna di DPRD Kota Ambon, Rabu kemarin.

Menurutnya, penyebab utama OPD seperti Dishub dan Indag tidak dapat mencapai target PAD lantaran dialihakannya kewenangan pengelolaan kawasan parkir dan pasar di Mardika sejak 1 September 2024 lalu. Yang mana awalnya Pemkot namun telah dialihkan ke Provinsi.

“Misalnya di kawasan Mardika, sejak bulan September Pemkot tidak bisa lagi melakukan pungutan tarif retribusi parkir di lokasi tersebut. Begitu juga untuk Indag karena pasar yang baru itu kan kewenangannya ada sudah di Pemerintah Provinsi dan Pemkot hanya kelola pasar Arumbai. Inilah yang menjadi permasalahan sehingga OPD tidak mencapai target, “tuturnya.

Baca Juga: Dinsos Evakuasi ODGJ yang Berkeliaran

Begitu pula dengan retribusi parkir di Ambon Plaza yang pengelolaannya itu menjadi kewenangan PT.Modern berdasarkan kontrak kerjasam dengan Pemkot. Sehingga hal-hal inilah yang memang membuat Dishub tidak bisa mencapai target yang ditentukan.

Kendati begitu, tentu Pemkot akan melakukan rapat dan melakukan evaluasi secara realistis tetapi hal itu akan diserahkan kepada Walikota terpilih nanti.  kepada OPD-OPS yang tidak mencapai target PAD tahun 2024. Sehingga ditahun 2025 nanti PAD tersebut bisa melakukan yang terbaik untuk dapat mencapai target PAD.

Disinggung apakah dengan tidak mencapai target para pimpinan OPD seperti Dishub maupun Indag akan digeser, Sekkot berpendapat bahwa hal itu ada mekanisme yang tentu harus didasari dengan berbagai pertimbangan yang tepat. Tidak serta merta digeser karena ada mekanismenya.

“Nanti kita bahas lagi dengan OPD-OPD pengumpul yang tidak mencapai target ini sekaligus kita mendorong mereka untuk melihat kalau objek pendapatan sudah ditake over maka apa langkah-langkah yang akan mereka ambil agar supaya ditahun 2025 mereka bisa mencapai target PAD, “jelasnya.

Dirinya berharap agar OPD-OPD tersebut bisa berinovasi untuk bagaimana kedepannya mempunyai ide-ide yang inovatif dalam rangka peningkatan penerimaan daerah.

“Kita punya Pasar Rumah Tiga, kemudian Pasar Waiheru, Pasar Ole-Ole, ini mesti dimaksimalkan. Jadi harapan saya ialah di tahun 2025 mendatang OPD-OPD mesti bekerja keras dan berinovasi supaya bagaimana PAD bisa tercapai,” pintanya. (S-29)