AMBON, Siwalimanews – Saat ini PDIP sementara menggodok empat nama bakal calon Gubernur Maluku, untuk ditetapkan sebagai calon partai banteng itu.

Keempat nama itu jauh-jauh hari telah mendaftar di PDIP Maluku, dengan melengkapi se­luruh persyaratan yang diminta.

Ketua PDIP Maluku, Benhur George Watubun mengatakan, empat nama tersebut adalah Febry Calvin Tetelepta, Jeffry Apoly Rahawarin, Barnabas Orno dan Said Latuconsina.

“DPP telah menyelesaikan seluruh tahapan penjaringan hingga survei dan saat ini proses penyermatan serta penilaian ter­hadap empatnya sedang diper­tim­bangkan DPP,” ungkap Watu­bun kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (18/7).

Sebelumnya empat bakal calon Gubernur Maluku ini telah menerima surat tugas dari DPP. Watubun mene­gas­kan, akhir Juli mendatang, PDIP akan segera menerbit­kan rekomendasi kepa­da satu calon yang lolos seleksi.

Baca Juga: Jaksa Tuntut Mantan Kadis Infokom 4 Tahun Penjara

“Kita rencanakan akhir bulan ini rekomendasi su­dah turun, sementara untuk surat tugas, DPP memberi­kan kepada 4 calon Gubernur yang mendaftar,” tegasnya.

Dikatakan, seluruh tahapan pen­jaringan hingga survei telah selesai dilakukan dan saat ini proses pen­cermatan serta peni­laian terhadap empat bakal calon Gubernur sedang dipertimbangkan DPP.

Ketua DPRD Maluku itu memas­tikan PDIP telah menyerahkan surat tugas kepada keempat bakal calon Gubernur Maluku yang berproses di PDIP sejak Juni lalu.

Menurutnya, semua bakal calon yang mendaftar di PDIP memiliki hak yang sama dan tidak dibeda-bedakan. “Intinya keempat bakal calon yang berproses punya hak yang sama dan kalau memenuhi syarat maka pasti direkomendasikan DPP,” terangnya.

Survei Tuntas

Benhur sebelumnya mengungkap­kan, proses survei telah dimulai sejak Idul Adha dan ditargetkan telah selesai saat ini. Namun target ter­sebut molor, lantaran beberapa dae­rah di Tenggara Raya belum tuntas proses survei yang dilakukan lem­baga Survei View Data.

“Memang ikut jadwal harus selesai, tapi karena kondisi geografis dan cuaca jadi mengalami keter­lambatan, khususnya rata-rata di daerah Tenggara Raya, beber Watu­bun sebagaimana dikutip dari Siwa­limanews melalui telepon selu­lernya, Kamis (11/7).

Kendati mengalami keterlambatan, namun Watubun memastikan pekan depan seluruh proses survei bakal calon kepala daerah telah tuntas dilakukan.

Tahapan selanjutnya pasca sur­vei, akan dilanjutkan dengan focus group discussion sebagai sarana untuk mendengarkan masukan dari masyarakat terkait bakal calon kepala daerah yang akan diusung PDIP dalam pilkada serentak nanti.

“Kenapa kita lakukan survei, karena kita ingin untuk mencermati sejauhmana kiprah masing-masing calon, sekalipun penyaringan sudah kita lakukan, supaya kita tahu calon itu punya isi kepala ada atau tidak,” tandas Watubun.

Watubun menambahkan, setelah semua tahapan dilakukan, maka PDIP Maluku akan menyerahkan seluruhnya ke DPP untuk memu­tuskan siapa calon kepala daerah yang akan diusung.

Miliki Peluang

Akademisi Fisip UKIM, Amelia Tahitu mengatakan, semua kandidat bakal calon kepala daerah memiliki peluang mendapatkan rekomendasi partai politik dan memenangkan pilkada 2024 ini.

Amalia menilai, alotnya perjua­ngan bakal calon kepala daerah tidak berarti kandidat tertentu dapat meraih dukungan mayoritas.

“Kalau saya lihat dinamika yang terjadi hanya hal kecil tapi menurut saya tidak akan ada kotak kosong, karena masih ada partai lain,” beber Tahitu.

Tahitu menjelaskan jika melihat konstelasi politik yang terbangun dipastikan Pilkada Maluku akan diikuti tiga pasangan calon, sebab PDIP sebagai partai pemenang pemilu akan pasti akan mengusung calon.

“Yang pasti PDIP sebagai peme­nang pemilu sangat berkepentingan juga untuk memenangkan pilkada gubernur dan hanya butuh satu kursi lagi untuk maju dan bertarung nanti,” tegasnya.

Akademisi Fisip Unidar Sulfikar Lestaluhu menilai peta politik menjelang pilkada Maluku sampai saat ini masih sangat dinamis, mengingat masih ada partai politik lainnya yang belum memberikan rekomendasi sebab masih ada waktu satu bulan kedepan.

Namun, peta politik yang terba­ngun hari ini menunjukan Pilkada di Maluku akan diikuti oleh lebih dari dua pasangan calon, yakni Murad Ismail-Michael Wattimena setelah kantongi tiga rekomendasi parpol, pasangan Hendrik Lewerissa-Ramly Umasugi dengan pendukung utama Gerindra dan Golkar jika koalisi terbentuk dan pasangan ketiga nantinya dipelopori oleh PDIP.

“Pasangan yang terbentuk ini memiliki peluang yang sama sebab dalam politik kita tidak bisa men­jagokan pasangan tertentu saja,” ujar Lestaluhu.

Tiga Poros

Seperti diberitakan sebelumnya, Kalangan perguruan tinggi mem­perkirakan minimal ada tiga pasang calon bakal adu kuat dalam  pilkada Maluku November nanti.

Akademisi Fisip Unpatti, Paulus Koritelu menilai, dari perburuan rekomendasi partai politik, sudah bisa disimpulkan kalau perhelatan politik lima tahunan ini akan diikuti oleh sedikitnya tiga pasang calon. Dan dia memastikan, PDIP akan jadi lpenentu terbentuknya tiga poros tersebut.

Kepada Siwalima, Senin (15/7), Koritelu bilang, sampai saat ini bakal calon seperti Said Latuconsina, Febry Calvin Tetelepta, Jefry Appo­ly Rahawarin masih diperhadapkan dengan beban psikologi karena be­lum mendapatkan rekomendasi PDIP.

Menurutnya, PDIP akan menjadi partai politik penentu, sebab jika dilihat dari peta politik yang ada dimana tiga partai politik telah memberikan dukungan bagi Murad Ismail dan Michael Wattimena.

“Peluang MI untuk mendapat partai lain masih terbuka. Artinya jika memang dirasakan oleh MI bahwa pukul dan gertakan belum kuat, maka dia akan terus menambah pundi-pundi partai. Tapi bila dirasakan penting pertarungan melebihi dua, maka cukup sampai disitu artinya dia memberikan kesempatan bagi kandidat lain untuk memburu partai lain,” jelas Koritelu.

Di sisi lain, munculnya Gerindra untuk memimpin poros baru memang sejak awal telah diduga akan ter­bentuk sebab arah kebijakan Jakarta tentu harus termanifestasi pada kekuasaan politik pada level provinsi, kabupaten dan kota.

Kemunculan Gerindra ujar dia, tentu memberikan satu nuansa baru apalagi menggaet partai besar seperti Golkar, dan menunjukkan sebuah perubahan paradigma dalam politik Maluku dimana selama ini peta pertarungan ada pada PDIP dan Golkar, tetapi hari ini Gerindra mengambil alih posisi Golkar untuk berkoalisi dan coba menggoyangkan eksistensi politisi bawah kepemim­pinan PDIP di Maluku.

Koritelu menegaskan dengan munculnya poros MI-BMW dan HL-RU, maka poros ketiga akan ter­bentuk dengan parpol pendukung utama adalah PDIP, apalagi sebagai pemenang pemilu PDIP tentu tidak akan bergabung dengan kedua koalisi yang ada.

“PDIP hanya mencari satu kursi untuk menambah poros koalisi baru artinya PDIP akan menjadi partai penentu terbentuknya poros ketiga dalam pilkada Maluku,” tegas Koritelu.

Karenanya, para bakal calon yang telah menyatakan diri maju dalam pilkada Maluku akan sangat berha­rap pada rekomendasi dari PDIP dengan delapan kursi yang telah dikantongi.

Saling Klaim

Sebelumnya dari 10 parpol pemilik kursi di DPRD Maluku, tak satupun dapat mengusung mandiri pasangan calon kepala daerah Maluku. Pasal­nya, kursi tertinggi yang diraih milik PDIP, dengan 8 kursi.

Padahal, regulasi mengatur paslon kepala daerah diusung oleh parpol atau pasangan parpol, minimal 20 persen dari total jumlah kursi di DPRD.

Nah, DPRD Maluku sendiri, diisi oleh 45 anggota. Dengan demikian, estimasi 20 persen dari 45 kursi itu, maka paslon mesti diusung 9 kursi. Itu artinya, parpol harus berkoalisi untuk dapat mengusung satu paslon.

Pilkada Maluku sendiri bakal diramaikan figur beken dari berbagai latar belakang. Mulai dari politisi, hingga jenderal yang masih ber­dinas, maupun pensiunan, baik polisi maupun dari unsur TNI. Umumnya mereka telah mendaftar di beberapa parpol yang sudah lebih dahulu melakukan penjaringan.

Di PDIP misalnya, ada empat kandidat yang mendaftar sebagai balon gubernur. Mereka adalah Febry Calvin Tetelepta, Barnabas Orno, Said Latuconsina dan Jefry Appoly Rahawarin.

Umumnya para tokoh diatas, juga ikut mendaftar di sebagian besar parpol yang ada di Maluku.

Selain mereka, diketahui juga ada beberapa nama lain yang berkeinginan maju di Pilkada Maluku, dengan mendaftar di parpol lain, seperti politisi Gerindra di Senayan, Hendrik Lewerissa. (S-20)