AMBON, Siwalimanews – Proyek pembangunan gedung SMA Negeri 4 Pulau Seram milik Di­nas Pendidikan dan Kebuda­yaan Provinsi Maluku mangkrak.

Proyek yang dibangun me­­nggunakan Dana Alo­kasi Khusus (DAK) sebesar Rp7,9 mi­liar Tahun 2023 lalu, belum tun­tas na­mun anggaran telah cair 100 persen.

Bahkan kini SMAN 4 Pulau Seram atau dikenal dengan nama SMA Ka­taloka telah mengalami kerusakan.

Direktur Rumah Muda Anti Korupsi( RUMMI) Fadel Rumakat mengecam keras pembangunan sekolah tersebut yang mangkrak dan belum digunakan.

Proyek yang semula menurut Fadel diharapkan menjadi sarana pendidikan yang representatif bagi generasi bangsa setempat justru diduga bermasalah. “Kami mendu­ga ada banyak ma­salah dan ke­janggalan dalam pe­ker­jaan proyek ini padahal diba­ngun dengan dana DAK 2023 sebesar Rp7,9 milyar sesuai data LPSE,” kecam Fadel kepada Siwa­lima melalui telepon selulernya, Jumat (8/11).

Baca Juga: Hakim Vonis Bendahara Sekwan MBD 5 Tahun Penjara

Dia menduga sejumlah bahan bangunan yang digunakan di proyek itu tidak sesuai dengan standar pekerjaan.

Ironisnya lagi berdasarkan pe­nelusuran ternyata warga setem­pat tidak pernah terlibat dalam proses pengawasan padahal mereka adalah pihak yang paling terdampak oleh keberadaan dan kualitas sekolah tersebut.

“Kami sangat kecewa dengan kondisi ini, sebab setelah sekian lama menunggu kok hasilnya malah seperti ini. ada beberapa ruang kelas yang rusak parah padahal baru dibangun,” kesalnya.

Belum berfungsinya bangunan tersebut lanjut Fadel setelah dite­lusuri ternyata karena belum ada penyerahan aset dari pihak kontraktor ke sekolah.

Fadel menegaskan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Insun Sangadji sebagai pengguna anggaran dan kontraktor harus bertanggung jawab terkait dengan persoalan ini.

Ditanya kejanggalan dalam pe­lak­sanaan proyek pembangunan ini me­nimbulkan kecurigaan dari mas­yarakat setempat terkait dugaan ada­nya masalah sehingga harus di­telusuri oleh aparat pe­negak hukum.

“Kami berharap Polda Maluku, Kejaksaan tinggi Maluku dan Ba­dan Pemeriksa Keuangan Provinsi Maluku segera menin­daklanjuti ini dengan melakukan pengusutan agar diketahui alasan gedung miliaran rupiah ini ter­bengkalai,” tegas Fadel.

Desak Usut

Kejaksaan dan kepolisian di­minta usut mangkraknya SMA Kataloka milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku.

Hal ini dikarenakan, sudah ba­nyak temuan yang terungkap me­ngenai penggunaan DAK dari Dinas Pendi­dikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku yang bermasalah.

“Terkait dengan anggaran DAK yang dikelola oleh Dinas Pen­didikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, sudah banyak temuan pada saat DPRD Provinsi Maluku melakukan pengawasan. Yang mana ditemukan banyak kejangga­lan dan banyak hal yang tidak sesuai dengan ketentuan serta anggaran yang diturunkan,”ungkap Praktisi Hukum, Hendrik Lusikoy kepada Siwalima, Minggu. (10/11).

Menurut Lusikoy, banyak SMA yang bermasalah dan jika juga termasuk dengan SMA 4 Kataloka ini, maka diminta kepada aparat penegak hukum baik itu kepolisian maupun kejaksaan untuk menin­daklanjuti adanya temuan ini.

“Karena jika pembangunan sekolah amburadul seperti itu maka bagaimana sumber daya manusia mau tercipta dengan baik. Karena itu sangat diharapkan dan kami memberikan apresiasi yang sangat besar kepada pihak pene­gak hukum, baik itu kepolisian maupun kejaksaan untuk mengu­sut­nya, “harapnya.

Hal itu dilakukan agar masya­rakat juga bisa menggetahui, apakah dalam proyek pembangu­nan ini ada atau tidaknya penyim­pangan hukum yang mengindi­kasikan terjadinya dugaan korupsi atau tidak.

“Aparat penegak hukum mesti segera melirik hal ini sehingga bisa terbuka dan apabila ada indikasi terjadinya dugaan korupsi maka harus diusut hingga tuntas,“ terangnya.

Ia sangat menyayangkan proyek pembangunan gedung sekolah yang mestinya dinikmati oleh anak-anak setempat untuk menimbah ilmu, tidak bisa dipergunakan. Sebab tentu keberadaan sekolah itu merupakan tempat terciptanya sumber daya manusia yang mampu berkarya bagi daerah.

“Sebab ini menyangkut kepenti­ngan generasi penerus bangsa. Karena sangat disayangkan apa­bila proyek pembangunan sekolah saja sudah seperti ini, bagaimana anak-anak kita terutama di Kata­loka bisa menikmati pendidikan dengan maksimal karena tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik,”ujarnya. (S-29/S-27)