AMBON, Siwalimanews – Hingga kini pihak kepo­lisian Polresta Ambon telah memeriksa sedikitnya 8 saksi kasus bentrok Trikora, Mi­nggu (12/1) dini hari.

Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Kombes Dri­yano Andri Ibrahim mene­gaskan, pihaknya akan me­nindak tegas pelaku utama penyebab terjadinya bentrok tersebut.

Kata Kapolresta, sedikit­nya 8 saksi sudah diperiksa, namun masih bersifat ter­tutup karena masih dalam proses penyelidikan.

“Kita sudah periksa 8 orang untuk ungkap pelaku utama dalam kejadian di Trikora. Kita juga usut pelaku pe­nyebar isu Hoax,”ungkap Ibrahim kepada wartawan di Ambon, ke­marin.

Dia kembali memastikan pihak kepolisian akan bertindak tegas untuk mengusut masalah penyebar isu hoax tersebut. Dan jika pelaku utama sudah ditemukan maka akan ditindak tegas.

Baca Juga: Cabuli ABG, Dua Pemuda ini Dituntut Berat

“Pasti akan kita tindak tapi masih lakukan penyelidikan yah. Ada yang sudah kita periksa dan kalau pasti akan kita tindak, agar ini menjadi pembelajaran kedepan supaya tidak ada lagi yang melakukan penye­baran isu-isu hoax,” tandasnya.

Kapolresra mengimbau kepada masyarakat untuk lebih percaya media resmi, dari pada isu-isu hoax yang menyebar, sebab hal itu bisa merugikan akibat dari isu-isu tersebut.

Peka Isu Provokatif

Sementara itu, Kapolda Maluku Irjen Eddy Sumitro Tambunan menginisiasi tatap muka dengan masyarakat yang mendiami kawasan Tugu Trikora.

Tujuan tatap muka tersebut untuk berbicara dari hati ke hati guna menuntaskan permasalahan yang terjadi.

Pertemuan yang berlangsung di Ruang Vicon Markas Polda Maluku, Kota Ambon, Selasa (14/1), ini Ka­polda didampingi Direktur Binmas, dan Direktur Intelkam Polda Maluku beserta Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.

Kapolda dalam arahannya me­minta masyarakat yang mendiami kawasan tugu Trikora agar lebih peka terhadap setiap isu yang ber­sifat provokatif.

Warga diharapkan segera mela­porkan setiap isu negatif yang diterima dari orang tak bertanggung jawab kepada aparat keamanan.

“Saya minta warga untuk saling berkoordinasi jika ada per­masa­la­han. Mari kita tetap menjaga per­saudaraan dengan baik, jangan mudah diadu domba oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang tak ingin melihat Ambon tetap aman dan damai,” pinta Kapolda dalam pertemuan itu.

Pada kesempatan itu, Kapolda juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang bermukim di kawasan Tugu Trikora, yang ikut membantu aparat keamanan dalam meredam konflik yang terjadi.

“Terima kasih karena upaya yang dilakukan masyarakat ini dampak­nya sangat besar yakni tidak men­jalar ke wilayah lain, dan juga sudah menegaskan bahwa bentrok yang terjadi bukan SARA,” ungkapnya.

Aparat Lebih Sigap

Salah satu warga dalam pertemuan berharap, agar aparat keamanan lebih sigap dan cepat apabila terjadi permasalahan, sehingga tidak mem­besar dan merembet ke wilayah lain.

“Pengalaman yang pernah terjadi di tahun 1999 jangan lagi terjadi, karena akan membuat masyarakat Maluku khususnya di Kota Ambon akan semakin sengsara. Untuk itu aparat harus lebih sigap agar bentrok tidak meluas,”ucap salah satu warga.

Warga tersebut menyampaikan sikap bahwa bentrok yang terjadi adalah masalah biasa, bukan per­masalahan SARA, sehingga dirinya meminta polisi untuk menindak pelaku yang menjadi akar masalah di bentrokan tersebut.

“Hubungan persaudaraan yang sudah terjalin selama ini sangat baik dan tidak bisa dipisahkan oleh sia­papun, sehingga aparat keamanan harus tegas menindak siapapun yang sengaja Ingin merusak per­saudaraan orang Maluku,”pintanya.

Berantas Balap Liar

DPRD Provinsi meminta Kapolda Maluku melakukan pemberantasan aksi balap liar di wilayah hukum Polda Maluku.

Penegasan ini diungkapkan Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun kepada Siwalima melalui tele­pon selulernya, Selasa (14/1) merespon maraknya aksi balap liar di Maluku.

Benhur mengungkapkan, aksi balap liar yang masih terjadi dika­langan pemuda telah meresahkan masyarakat dan buntutnya terjadi bentrokan yang menyebabkan kerugian material dan jiwa.

“Kejadian balap liar ini sudah rugikan semua hal, maka saya minta Pak Kapolda Maluku untuk mem­be­rantas balap liar bukan saja di Ambon, tapi di semua wilayah hukum Polda Maluku,” tegas Benhur.

Menurutnya, aparat kepolisian tidak boleh membiarkan praktek balap liar terjadi terus menerus di­tengah masyarakat, sebab akan berdampak jika terjadi masalah.

Benhur menegaskan Maluku harus damai maka semua bentuk tindakan yang mengarah pada ter­jadinya bentrokan atau konflik harus diatasi sejak dini.

“Balap liar ini telah menimbulkan keributan yang berbuntut pada bentrokan apalagi isu yang sengaja dimainkan soal SARA, jadi masalah ini perlu mendapat perhatian se­rius,” jelasnya.

Ditambahkan, walaupun kondisi Ambon telah kondusif tetapi pelaku utama bentrokan harus dicari dan ditindak.

“Pelaku harus tetap dicari dan diamankan sebab persoalan ini telah menyita perhatian kita semua,” tandasnya.

Ganti Rugi Korban

Pemerintah Provinsi Maluku me­mastikan akan mengganti kerugian akibat bentrok di Tugu Trikora.

Penjabat Gubernur Maluku Sadli Ie menyayangkan kejadian bentrok pada Minggu (12/1) yang telah menimbulkan kerugian baik material maupun jiwa.

Menurutnya pemerintah Provinsi terus melakukan koordinasi dengan aparat keamanan guna memastikan keamanan terus terjaga di bumi raja-raja Maluku.

“Pemerintah Provinsi Maluku tentu menyampaikan terima kasih kepada aparat TNI-Polri yang sudah bertindak cepat mengantisipasi meluasnya bentrok di kawasan tugu Trikora Ambon,” ujar Sadli kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (14/1).

Atas kejadian tersebut kata Sadli pihaknya telah mengambil inisiatif untuk melakukan ganti rugi terhadap semua bentuk kerusakan maupun biaya pengobatan korban.

“Berbagai kerugian materil yang di alami oleh masyarakat akan di ganti atau ditangani oleh Pemerintah Daerah,” janji Sadli.

Sadli menegaskan persoalan yang terjadi bukan masalah agama, tapi murni bentrok antar sekelompok pemuda, sehingga tidak perlu di giring dengan isu macam-macam.

Dia pun meminta masyarakat untuk terus menjaga keamanan yang mulai kondusif pasca kejadian tersebut dengan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu miring yang sengaja di mainkan

Selain itu, masyarakat jangan lagi membagikan video-video bentrok di media sosial sebab dapat menim­bulkan persoalan baru.

“Kami minta kepada seluruh mas­yarakat agar tidak lagi membagikan video bentrokan tersebut di media sosial, karena hal itu akan mem­perpanjang ketakutan terhadap masyarakat dan bisa memperpanjang permasalahan,” jelas Sadli.

Pentingnya Langkah Strategis

Terpisah, Ketua DPRD Kota Ambon Mourits Tamaela menyatakan dukungannya terhadap langkah Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease bersama Kodim 1504 untuk menangani berbagai persoa­lan kerawanan sosial di masyarakat.

“Kejadian ini menjadi teguran bagi kita untuk lebih serius menyi­kapi berbagai potensi kerawanan di tengah masyarakat. Kami terus me­nopang apa yang dilakukan Polresta dan jajaran TNI-Polri di Kota Ambon,” kata Tamaela kepada warta­wan di Ambon, Senin (13/1) malam.

Ia menyoroti dua faktor utama pemicu ketegangan sosial, yakni konsumsi minuman keras  dan balap liar. Menurutnya, miras tradisional seperti sopi menjadi salah satu akar masalah yang perlu segera diatasi

Tamaela mengungkapkan, Kota Ambon telah memiliki perda tentang minuman beralkohol. Namun, regu­lasi ini terbatas pada minuman yang didistribusikan secara resmi melalui pengusaha atau kios tertentu.

Sementara itu, miras tradisional seperti sopi masih bebas beredar dan dikonsumsi secara luas, bahkan oleh anak-anak di bawah umur.

Menurutnya, pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini, mulai dari pembentukan peraturan hingga edukasi kepada masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah konsumsi miras di kalangan anak muda.

Hukum Pelaku

Sedangkan praktisi hukum Henry Lusikooy meminta, terduga pelaku bentrok Trikora harus dihukum berat.

Lusikooy mendukung langkah pihak kepolisian untuk mengusut tuntas bentrok yang terjadi Minggu (12/1) dini hari.

Kepada Siwalima di Pengadilan Ne­geri Ambon, Selasa (14/2) Lusi­kooy menjelaskan, langkah kepoli­sian untuk mengusut bentrok Tri­kora menjadi langkah penting bagi pihak kepolisian untuk menghukum para pelaku, agar mendapatkan efek jera.

“Dukungan kami selalu untuk pihak kepolisian. Hal ini tentunya beralasan dan didasari pada tingkat kenyamanan masyarakat Kota Ambon. Kami juga mengharapkan adanya efek jera bagi mereka yang diduga sebagai pelaku, sehingga imbasnya ke mereka saja jangan ke masyarakat,” ungkap Lusikooy

Polisi Harus Tegas

Ditempat yang sama, praktisi Hu­kum lainnya Fileo Pistos Noija juga menyesali sikap para pelaku yang bisa saja menimbulkan resistensi lebih besar di kalangan warga Kota Ambon.

Noija juga meminta ketegasan pihak kepolisian untuk menindak tegas oknum-oknum yang diduga penyebab terjadi bentrok tersebut.

“Seputaran Trikora merupakan daerah sensitif, seharusnya polisi berusaha meredam persoalan yang terjadi apapun kecilnya,” ujarnya.

Dia meminta polisi harus bertin­dak cepat mengusut kasus ini sehi­ngga pelaku bisa dijerat, agar peristiwa ini menjadi catatan, agar tidak terjadi lagi, apalagi kondisi konflik pernah terjadi di negeri ini.

Jaga Persaudaraan

Selanjutnya, Wakil Ketua Umum DPP KNPI, Saiful Chaniago meng­himbau masyarakat Maluku agar senantiasa mengedepankan rasiona­litas dalam menyikapi segala situasi, khususnya terkait insiden di kawa­san Trikora yang baru-baru ini terjadi.

Ia juga mengajak masyarakat un­tuk mendukung langkah kepolisian dalam menangani kasus tersebut secara transparan dan profesional.

“Jika pihak kepolisian telah me­nyatakan bahwa insiden itu murni kriminal, maka kita sebagai masya­rakat harus memberikan dukungan penuh, agar kasus ini segera ditun­taskan dan hasilnya disampaikan secara terbuka kepada publik,” ujar Saiful kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (14/1).

Dia juga meminta masyarakat Maluku untuk tidak bersikap emo­sional serta terus menjaga hubu­ngan harmonis di tengah kebera­gaman.

Menurutnya, nilai-nilai persau­daraan yang selama ini menjadi kekuatan masyarakat Maluku harus tetap dijaga.

“Sikap yang mengabaikan rasa kebersamaan harus ditinggalkan. Maluku harus lebih baik dalam menata masa depannya. Mari ber­satu untuk membangun daerah ini bersama,” tegasnya.

Dirinya juga mendesak aparat kepolisian agar memproses semua pihak yang terlibat dalam insiden ter­sebut sesuai hukum yang berlaku.

Hal ini, menurutnya.penting un­tuk memastikan masyarakat percaya bahwa kasus ini benar-benar murni kriminal, tanpa ada kaitannya de­ngan konflik yang dapat mereng­gangkan keharmonisan antar warga.

“Saya yakin aparat intelijen sudah bekerja maksimal. Kini tugas kita adalah mendukung kinerja kepoli­sian dan memastikan mereka mem­proses semua pihak yang terlibat se­cara hukum. Kepercayaan masyara­kat terhadap hasil investigasi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya masyarakat bersatu di bawah kepemimpinan yang baru di Maluku untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. “Maluku harus bersatu dan bekerja sama demi ke­majuan bersama. Rasa persaudaraan harus terus diutamakan dalam setiap langkah kita,” tutupnya. (S-10/S-29/S-25/S-20/S-26)