AMBON, Siwalimanews – Pekerjaan jalan lintas Kai­ratu-Hunitetu, Kabupa­ten Seram Bagian Barat se­pan­jang 15 kilometer terkesan asal-asalan.

Proyek yang dikerjakan dengan menggunakan AP­BD Provinsi Maluku tahun 2021 senilai 16 miliar ini ha­nya dikerjakan sepan­jang 5 kilomter dan belum sampai di Hunitetu.

“Kami warga disana he­ran. Mungkin kami awam dalam masalah jalan tapi dengan anggaran 16 miliar mestinya bisa sampai ke kilo 15 tapi nyatanya hanya sampai kilo 5,” ungkap Stenli Novel Ma­wene warga Desa Kairatu saat menda­tangi Kantor Re­daksi Si­walima, pekan ke­marin.

Kata dia, anggaran milia­ran rupiah yang diperun­tukkan untuk pembangu­nan jalan lintas Kairatu-Hu­nitetu dinilai asal asalan dan tak ma­suk akal.

Menurutnya, jalan terse­but merupakan proyek PU Provinsi Maluku yang ber­sumber dari APBD tahun anggaran 2021 dengan pekerjaan tersebut dikerja dua tahap. Ang­garan pertama sebesar 14 miliar dan tahal kedua Rp2 miliar.

Baca Juga: Ungkap Borok Proyek Sekolah 24,5 M di SBB, Periksa Konsultan & PPK

Dia mendesak Dinas Pekerjaan Umum Maluku untuk.secepatnya me­ninjau lokasi pekerjaan dan me­minta kontraktor yang mena­ngani proyek jalan ini selesaikan.

“Karena ini jalan provinsi maka kami berharap Dinas PU yang sudah menyatakan akan turun me­lihat kondisi jalan agar segara mela­kukan itu, dan harus meng­eva­luasi kinerja kontraktor,” pin­tanya.

Kata dia, bagaimana mungkin anggaran 16 miliar hanya dikerja­kan sepanjang 5 Kilometer, mesti­nya lebih sebab anggaran yang digelontarkan sangatlah besar.

Untuk itu dirinya meminta Pe­merintah Provinsi Maluku berta­nggungjawab untuk mengevaluasi kembali Kontraktor proyek tersebut.

Jika Dinas PU Maluku terkesan biarkan, lanjutnya, dia meminta apa­rat penegak hukum baik ke­jaksaan maupun kepolisian me­ngusutnya

Menurutnya masyarakat di Kairatu – Hunitetu hampir sebagian merupakan petani sehingga ak­ses jalan yang baik dapat mening­katkan pendapatan ekonomi mas­yarakat setempat.

“Pada dasarnya akses jalan paling penting untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan perkapita mereka melalui dagangan baik sayur, makan dan lainnya, namun kondisi jalan disana sangat buruk. Jika kita harus ke kecamatan dengan uang bensin 50 ribu, maka ketika balik kita ganti peralatan mesin sudah lebih dari uang bensin yang disediakan, alasannya sebab akses jalan disana rusak parah ditambah pembangunan jalan yang mestinya sampai ke Hunitetu pada kilo 15 atau 20 tapi kenyataan hanya 5 kilometer saja,” ujarnya.

Dia berharap, aparat penegak hukum dapat menelusuri proyek pembangunan jalan ini sebab ada dugaan ketidakberesan dalam pekerjaan.

“Kami masyarakat setempat paling setengah mati kalau bicara soal akses jalan. Kita berharap anggaran sebesar 16 miliar ini dapat menun­taskan jalan Kairatu-Hunitetu tapi nyatanya tidak. Untuk itu kiranya Kejati Maluku dan pihak Polda Maluku dapat menelusuri lanjut soal proyek jalan ini,” pintanya.

Dia menduga, ada ketidakbe­resan proyek jalan Kairatu-Huni­tetu. Sebab anggaran terkuras 16 mil8ar tetapi tidak sesuai dengan ekspektasi di lapangan. (S-26)