AMBON, Siwalimanews – Komisi III DPRD Provinsi Maluku menduga perangkat pengamanan Bendungan Waeapo tak berfungsi optimal menjadi penyebab banjir bandang.

Dugaan tersebut setelah Komisi III meninjau langsung kondisi Bendungan Waeapo pasca kejadian banjir yang melanda 12 desa di dataran Waeapo, Jumat (5/7) sore.

Anggota Komisi III DPRD Maluku Fauzan Husni Alkatiri kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (11/7) mengungkapkan, sangat tidak mungkin bendungan Waeapo sebagai Proyek Strategis Nasional mengalami jebol.

“Proyek bendungan Waeapo ini dibangun dengan sejumlah perangkat pengamanan seperti dam temporary maupun terowongan – terowongan penyalur banjir, maka kalau terjadi banjir kami menduga ini tidak berfungsi optimal,” ujar Alkatiri.

Sebagai anggota Komisi III, Alkatiri mengaku, tetap pada sikap pribadinya agar proyek startegis nasional ini diaudit secara komprehensif untuk memastikan dugaan tersebut.

Baca Juga: Souhuwat: BPJS Keliling untuk Dekatkan Pelayanan

Audit dilakukan untuk mengetahui alasan proyek strategis nasional yang menelan anggaran triliunan rupiah ini terlambat dituntaskan maupun jebolnya bendungan.

“Audit harus tetap dilakukan untuk diketahui kenapa proyek dilengkapi dengan segala macam perangkat pengamanan seperti adanya dam temporary maupun terowongan – terowongan penyalur banjir itu tidak berfungsi secara optimal. Sebenarnya itu yang menyebabkan air meluap,” tegas Alkatiri.

Alkatiri juga menyayangkan pihak kontraktor dan BWS yang mestinya sudah harus memiliki kalkulasi ketika debit air tiba-tiba naik saat intensitas hujan tinggi.

Karenanya, Komisi III akan memanggil Balai Wilayah Sungai Maluku guna melakukan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan bendungan Waeapo.

“Pekan depan kita akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Buru, pemprov maupun BWS sebagai representasi Kementerian PUPR untuk melihat persoalan ini,” janji Alkatiri.(S-20)