AMBON, Siwalimanews – Bentrokan antar kelom­pok pemuda kembali pe­cah di Maluku Tenggara pada Minggu (16/3) dini hari.

Insiden yang melibatkan senjata tajam, panah, dan senapan angin ini mengakibatkan dua orang tewas dan 14 lainnya mengalami luka-luka.

Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan, dalam rilisnya, Selasa (18/3) menyampaikan ke­pri­hatinan dan penyesalannya atas kejadian tersebut, terlebih karena terjadi di tengah bulan suci Ra­madhan yang seharusnya menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan.

“Insiden ini telah menimbulkan keresahan di masyarakat dan ber­tentangan dengan nilai-nilai keda­maian ‘Ain Ni Ain’ yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Maluku Tenggara,” ujar Kapolda.

Ia menegaskan, Polda Maluku telah mengambil langkah cepat de­ngan mengerahkan tim gabu­ngan dari kepolisian dan TNI untuk mengendalikan situasi serta melakukan penyelidikan.

Baca Juga: JPU Teliti Berkas Korupsi Talud Buru

“Kami akan memastikan semua pelaku yang terlibat dalam ben­trokan ini diproses sesuai hukum yang berlaku. Tidak ada ruang bagi tindakan kekerasan dan perusa­kan kedamaian,” tegasnya.

Kapolda juga mengimbau mas­yarakat, khususnya pemuda, untuk tidak mudah terprovokasi dan menghindari tindakan yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain.

“Tindak tegas akan diberikan kepada semua pihak yang terlibat, baik pelaku utama maupun provokator, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban demi masa depan yang lebih baik,” tutupnya.

Tunggu Hasil

Kabid Humas Polda Maluku, Kom­pol Areis Aminnulla mengata­kan, pihaknya masih menunggu hasil penelusuran tim karena informasi yang beredar masih simpang siur.

“Kita masih mendalami penye­bab konflik di Malra. Kita tunggu hasil penelusuran tim karena masih simpang siur,” ujar Kompol Aminnulla, kepada Siwaima, di Ambon, Senin (17/3) malam.

Dikatakan,  seluruh korban baik dari warga maupun personel kepo­lisian, telah dievakuasi ke puskes­mas dan rumah sakit setempat. Dari data terakhir, dua personel polisi dan satu warga yang menjadi korban dalam insiden tersebut telah dirujuk ke Ambon untuk men­dapatkan perawatan lebih lanjut.

Menanggapi pernyataan anggota DPRD Provinsi Maluku yang me­minta untuk mengevaluasi dan jika perlu mencopot Kapolres Malra mengingat bentrokan serupa kerap terjadi di daerah itu.

Kabid menegaskan, situasi keamanan dan ketertiban masya­rakat (Kamtibmas) merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya aparat kepolisian.

“Soal situasi Kamtibmas, ini sebenarnya menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya polisi. Baik masyarakat, tokoh masyara­kat, tokoh agama, pemerintah, TNI maupun Polri, semuanya memiliki peran. Namun, prinsipnya, kami tetap berupaya menjaga kondisi ini tetap kondusif,” tegasnya.

Hingga kini, aparat keamanan terus melakukan pemantauan dan langkah-langkah pencegahan agar bentrokan serupa tidak kembali terjadi di wilayah Maluku Tenggara.

Bertanggung Jawab

Anggota DPRD Provinsi Maluku dapil VI, meliputi Tual, Maluku Tenggara dan Aru, Yunus Serang me­minta pemerintah daerah, Pol­res hingga DPRD Malra berta­nggung jawab atas konflik yang terjadi antar dua kelompok pemuda yang mengakibatkan dua nyawa melayang dan belasan luka luka.

Pasalnya Konflik antar kelompok pemuda terus terjadi tanpa ada penyelesaian pasti.

“Sebagai anggota DPRD Pro­vinsi  Maluku, saya turut prihatin dan turut   berduka cita atas meni­nggalnya dua saudara kita.

Saya berharap agar Kapolres, Pemerintah Daerah dan DPRD Malra harus bertanggung jawab atas insiden itu. Karena insiden seperti ini bukan baru sekali, sudah berulang kali tetapi tidak tuntas penyelesaiannya,” ungkap Serang, kepada Siwalima, di Baileo Rakyat Karang Panjang Ambon, Selasa (18/3).

Politisi Partai Golkar ini meminta masyarakat Maluku Tenggara untuk menjunjung tinggi falsafah orang Kei “Ain ni Ain”.

“Kepada masyarakat Malra, marilah kita menghargai dan menghormati bulan suci Ramad­han, sehingga kepada keluarga yang dikorbankan saya berharap kita senantiasa menjaga keruku­nan umat beragama apalagi fal­safah kita “Ain ni Ain” itu yang harus kita utamakan namun tidak me­nutup kemungkinan agar proses hukum tetap berjalan,” ajak Se­rang.

Gubernur Instruksi

Sebelumnya Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa memerintah­kan aparat kepolisian untuk me­ngusut tuntas insiden bentrok di Kabupaten Maluku Tenggara.

Perintah ini diungkapkan Guber­nur merespon aksi bentrok antar pemuda yang menewaskan dua orang dan 14 lainnya luka terma­suk aparat keamanan.

“Saya sesalkan jatuhnya korban begitu banyak termasuk aparat. Memang akhir-akhir ini bentrok terjadi di Tual dan Maluku Tenggara dan mungkin secara statistik ra­wan disitu,” ujar gubernur, kepada wartawan, di ruang kerjanya, Senin (17/3).

Pasca insiden tersebut, gu­bernur mengaku telah berkomuni­kasi langsung dengan Kapolres Maluku Tenggara guna menda­patkan laporan terkait penyebab bentrok antar kelompok.

Dari penjelasan Kapolres Malra, bentrok tersebut disebabkan kena­kalan anak muda, tetapi ada indi­kasi yang mengarah pada peng­aruh narkoba.

Atas insiden tersebut gubernur pun memerintahkan aparat pene­gak hukum untuk mengusut kasus ini hingga tuntas termasuk menemukan pelakunya.

Menurutnya kasus-kasus seperti ini tidak boleh dipandang sebelah mata tapi harus diusut secara serius segala bentuk kekerasan dan pelanggaran hukum.

Terkait permintaan Kapolres berkaitan dengan dukungan, gubernur memastikan pihaknya akan memberikan dukungan pe­nuh guna memastikan kondisi Tual dan Malra tetap aman.

Gubernur juga meminta agar pengawasan jalur masuk narkoba ke Maluku baik melalui darat, laut maupun udara diperketatnya.

Panggil Kapolda

Lebih lanjut Ketua Komisi I juga mengaku pekan depan setelah kembali dari pengawasan akan memanggil Kapolda Maluku se­bagai mitra kerja untuk mendis­kusikan dan dengar pendapat soal konflik Malra.

“Komisi I Juga akan melakukan pemanggilan kepada Kapolda Maluku, mungkin  pekan depan se­telah selesai melakukan peng­awasan APBD, untuk kita secara bersama duduk mendengar pendapat tentang hal-hal apa saja yang bisa menjadi rujukan,” katanya.

Dua Tewas, 14 Luka

Untuk diketahui, akibat bentrok antar kelompok pemuda di Taman Landmark Kecamatan Kei Kecil, Kabupayen Malra, Minggu (16/3) dini hari menyebabkan, dua orang tewas, 14 lainnya luka-luka terma­suk 7 warga dan 9 kepolisian.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Areis Aminnulla dalam rilisnya yang diterima Siwalima mengungkapkan, bentrokan terjadi antara pemuda dari Lorong Karang Tagepe dan Lorong Perumda.

Saat ini, situasi di lokasi kejadian dilaporkan sudah kondusif. Polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif bentro­kan, serta telah mengantongi iden­titas pelaku pembacokan terhadap salah satu anggota kepolisian.

Ia mengatakan, peristiwa ini bu­kan kali pertama terjadi di wilayah Maluku Tenggara. Pada 5 Maret 2024 lalu, bentrokan serupa terjadi antara pemuda kompleks Pemda dan Pokarina di Kecamatan Kei Ke­cil, yang diduga dipicu oleh pro­vokasi dan pengaruh minuman keras.

Selain itu, pada 22 Februari 2024, dua bentrokan terjadi dalam sehari di wilayah yang sama, menyebabkan empat orang luka-luka dan satu korban meninggal dunia.

Pihak kepolisian terus berupaya menjaga stabilitas keamanan di Maluku Tenggara dan mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri serta menghindari tindakan provokatif yang dapat memicu konflik di masa mendatang. (S-25)