AMBON, Siwalimanews – Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa memerintahkan aparat kepolisian untuk mengusut tuntas insiden bentrok di Kabupaten Maluku Tenggara.

Perintah ini diungkapkan Gubernur merespon aksi bentrok antar pemuda yang menewaskan dua orang dan 14 lainnya luka terma­suk aparat keamanan.

“Saya sesalkan jatuhnya korban begitu banyak ter­masuk aparat. Memang akhir-akhir ini bentrok ter­jadi di Tual dan Maluku Te­nggara dan mungkin secara statistik rawan disitu,” ujar guber­nur kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (17/3).

Pasca insiden tersebut, guber­nur mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Kapolres Maluku Tenggara guna mendapatkan laporan terkait penyebab bentrok antar kelompok.

Dari penjelasan Kapolres Malra, bentrok tersebut disebabkan ke­nakalan anak muda, tetapi ada indikasi yang mengarah pada pengaruh narkoba.

Baca Juga: Bentrok Kelompok Pemuda Terjadi Lagi di Kei Dua Tewas, 14 Luka

“Kapolres melaporkan bahwa memang penyebab itu sebenarnya diantara anak muda, tapi patut diduga ada pengaruh narkoba sehingga memicu konflik disana,” ucap gubernur.

Atas insiden tersebut gubernur pun memerintahkan aparat pene­gak hukum untuk mengusut kasus ini hingga tuntas termasuk me­nemukan pelakunya.

Menurutnya kasus-kasus seperti ini tidak boleh dipandang sebelah mata tapi harus diusut secara serius segala bentuk kekerasan dan pelanggaran hukum.

“Jangan ada semacam impu­nitas artinya peristiwa pidana yang terjadi tapi tidak tuntas makanya, orang tidak akan menganggap itu sebagai suatu pelanggaran, jadi harus diusut tuntas kasus itu,” tegasnya.

Disamping penguatan, guber­nur juga meminta aparat penegak hukum UT memulihkan situasi pasca bentrok agar masyarakat beraktivitas seperti biasa dan tidak ada gangguan.

Terkait permintaan Kapolres berkaitan dengan dukungan, gu­bernur memastikan pihaknya akan memberikan dukungan penuh guna memastikan kondisi Tual dan Malra tetap aman.

“Kalau memang memungkinkan sesuai kondisi keuangan kita harus bantuan operasi dilapangan, sebab kita memiliki harapan agar aparat melakukan tugas maksimal tapi disisi lain butuh dukungan,” jelasnya.

Gubernur juga meminta agar pengawasan jalur masuk narkoba ke Maluku baik melalui darat, laut maupun udara diperketatnya.

Dewan akan Panggil

Menyikapi insiden bentrok ke­lompok pemuda di Kabupaten Malra, Komisi I DPRD Maluku akan memanggil Kapolda Maluku, Irjen Edy Sumitro.

Selain itu, komisi juga akan me­minta Kapolda untuk meng­evaluasi Kapolres Maluku Teng­gara, AKBP Frans Duma karena dinilai tidak berhasil menanggani masalah bentrok di Malra.

“Saya sudah sampaikan kepada Kapolres Malra beberapa waktu lalu saat melakukan pengawasan di Kabupaten Maluku Tenggara agar adanya advis penanganan ekstra. Konflik kemarin mestinya menjadi salah satu  kerja extra buat pihak keamanan (Kepolisian -red) untuk melakukan penjagaan ketat.

Kami di komisi I minta kepada Kapolda untuk mengevaluasi Kapolres Maluku tenggara, sebab konflik seperti ini bukan baru satu kali melainkan sudah berulang kali,” Ungkap Solichin

Lebih lanjut Ketua Komisi I juga mengaku pekan depan setelah kembali dari pengawasan akan memanggil Kapolda Maluku se­bagai mitra kerja untuk mendis­kusikan dan dengar pendapat soal konflik Malra.

“Komisi I Juga akan melakukan pemanggilan kepada Kapolda Maluku, mungkin  pekan depan setelah selesai melakukan penga­wasan APBD, untuk kita secara bersama duduk mendengar pen­dapat tentang hal-hal apa saja yang bisa menjadi rujukan,” katanya.

Dia berharap, di bulan suci Ramadhan ini, pihak kepolisian lebih meningkatkan keamanannya jangan sampai kemudian ada orang,atau oknum yang bisa membuat kondisi tidak kondusif.

Dia juga akan meminta Kapolda Maluku selain evaluasi kinerja Kapolres Malra juga meningkatkan pengamanan di Malra pasca konflik kemarin.

“Kita minta pak Kapolda untuk melakukan pengamanan yang lebih baik lagi. Sebab konflik di malra dengan alasan apapun itu pengamanan harus ditangani dengan baik jangan biarkan massa melakukan bentrok atau hal lainnya yang memicu Kamtib­mas tidak kondusif,” pintanya.

Jika memungkinkan, lanjutnya, kumpul semua tokoh-tokoh penting di Malra untuk sama sama me­nyelesaikan dan menjaga keama­nan di samping Kapolda meng­evaluasi Kapolres.

Dua Tewas, 14 Luka

Untuk diketahui, akibat bentrok antar kelompok pemuda di Taman Landmark Kecamatan Kei Kecil, Kabupayen Malra, Minggu (16/3) dini hari menyebabkan, dua orang tewas, 14 lainnya luka-luka terma­suk 7 warga dan 9 kepolisian.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Areis Aminnulla dalam rilisnya yang diterima Siwalima mengungkapkan, bentrokan terjadi antara pemuda dari Lorong Karang Tagepe dan Lorong Perumda.

Saat ini, situasi di lokasi kejadian dilaporkan sudah kondusif. Polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif bentro­kan, serta telah mengantongi identitas pelaku pembacokan terhadap salah satu anggota kepolisian.

“Kami mengimbau keluarga pelaku untuk segera menyerahkan yang bersangkutan ke Polres Maluku Tenggara. Kepolisian akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam bentrokan ini sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.

Ia mengatakan, peristiwa ini bukan kali pertama terjadi di wilayah Maluku Tenggara. Pada 5 Maret 2024 lalu, bentrokan serupa terjadi antara pemuda kompleks Pemda dan Pokarina di Kecama­tan Kei Kecil, yang diduga dipicu oleh provokasi dan pengaruh minuman keras.

Selain itu, pada 22 Februari 2024, dua bentrokan terjadi dalam sehari di wilayah yang sama, menyebabkan empat orang luka-luka dan satu korban meninggal dunia.

Pihak kepolisian terus berupaya menjaga stabilitas keamanan di Maluku Tenggara dan mengajak seluruh masyarakat untuk mena­han diri serta menghindari tindakan provokatif yang dapat memicu konflik di masa mendatang. (S-25)