AMBON, Siwalimanews – 500 delegasi mahasiswa KKN Kebangsaan dari 70 universitas di Indonesia akhirnya kembali ke daerahnya masing-masing.

Selama sebulan mereka ditempatkan di Kabupaten Seram Bagian Barat (Kecamatan Kairatu, Amalatu, Taniwel, Inamosol), Kabupaten Maluku Tengah (Kecamatan Amahai, Teon Nila Serua, Seram Utara Barat, Teluk Elpaputih, Leihitu),

Kemudian di  Kabupaten Buru (Kecamatan Namlea, Waeapo, Liliali) dan Kota Ambon (Negeri Nusaniwe).

Rektor Universitas Pattimura, Fredy Leiwakabessy yang menutup KKN kebangsaan di Auditorium Unpatti, jumat (23/8) berharap, 10 persen dari para delegasi ini kedepan, jika telah menjadi pemimpin, bisa kembali membangun Maluku.

“Harapan kami, dengan potensi yang sudah mereka ketahui dari Maluku, saya yakin, ketika menjadi pimpinan dan pemimpin bangsa ini, mereka akan melihat pembangunan dan masa depan Maluku untuk Indonesia,” pinta Rektor.

Baca Juga: 80 Sarjana Baru FPIK Unpatti di Yudisium

Menurutnya, dari pengalaman yang diperoleh dan apa yang dipelajari serta dibangun di desa-desa di Maluku, itu telah menjadi inspirasi yang luar biasa bagi para delegasi dimasa depan.

Tidak lupa, pihaknya juga berterima kasih atas kesan baik yang ditinggalkan para delegasi KKN Kebangsaan di Maluku.

“Terima kasih juga untuk semua pihak, terutama mama piara, papa piara yang sudah memperhatikan anak-anak kita. Selama 1 bulan semuanya lancar, kita bersyukur Tuhan menjaga mereka sehingga tidak sakit,” katanya.

Rektor pada kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yang turut melakukan pendampingan dalam jalannya KKN Kebangsaan.

“Sayangnya dari jumlah 500 mahasiswa KKN, lanjutnya ada 2 orang harus mengundurkan diri karena sakit,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu perwakilan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas, Bali, Rey Kusuma menyampaikan terima kasih kepada Unpatti dan semua pihak, terkhusus mama piara, papa piara dan pemerintah negeri dimana mereka ditempatkan di Negeri Nusaniwe, Ambon.

Dia juga mengatakan, Maluku memiliki potensi yang luar biasa yang perlu dipancarkan.

Untuk itu, jika suatu saat nanti ada dari para delegasi yang menjadi pemimpin di negeri ini, jangan pernah lupa tanah Maluku.

“Saya bersyukur bisa mengikuti KKN kebangsaan di Maluku, mengingat selama ini, saya hanya mengetahui Maluku dari cerita buku, media sosial dan lainnya, itu sehingga saya berkeinginan mengikuti KKN Kebangsaan ini,” terangnya.

Menurutnya, kegiatan ini telah berhasil membuka wawasan semua para delegasi.

Disini ia juga bertemu dengan banyak mahasiswa. Kalau bukan karena kegiatan ini, tidak akan bisa mengenal keberagaman bangsa indonesia secara luas.

“Program ini telah menyatukan mahasiswa dan membentuk hubungan saudara antara kami,” tandasnya.(S-25)