MASOHI, Siwalimanews – Puluhan petani di Kabupaten Maluku tengah diberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas serta inovasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menggandeng Komisi VII DPR.

Peningkatan kapasitas ini berlangsung di Balai Pertemuan Pemerintah Negeri Amahai, Kecamatan Amahai, Kabupaten Malteng, Kamis (26/9) ini, diikuti ratusan warga dari sejumlah kecamatan.

“Tentu harapannya adalah, agar dengan pelatihan itu petani pisang mampu melakukan inovasi guna meningkatkan kualitas panen hingga marketnya nanti,” kata Penjabat Bupati Malteng Rakib Sahubawa dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Zahlul Ichsan.

Bupati berharap kegiatan positif itu dapat bermanfaat bagi petani dan masyarakat Malteng.

“Sebelumnya kami menyampai­kan selamat kepada ibu Mercy yang kembali terpilih pada pileg February lalu. Tentu kami berharap ibu Mercy dan BRIN dapat pula melirik sektor lain yang juga membutuhkan perhatian,” pintanya.

Baca Juga: Warga Padati Perayaan Maulid Nabi

Mewakili pemerintah dan ma­syarakat di daerah ini, bupati juga saya mengapresiasi positif terselenggaranya kegiatan ini.

“Melaluinya para petani kita dapat berdaya lebih maju dan mampu menjemputnya tantangan yang ada saat ini, terangnya.

Sementara itu anggota komisi VII DPR Mercy Barends melalui zoom mengatakan kegiatan itu diarahkan untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan petani yang nantinya mampu mengolah hasil produksi secara baik.

“Saat ini petani sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas produksi dengan cara biasa atau tradisional lagi,” katanya.

Pisang sebagai salah satu produk pertanian yang tumbuh subur di wilayah maluku tengah, lanjutnya mestinya harus dikelola secara profesional.

Olehnya itu, pihaknya menggelar pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas petani kita di wilayah Maluku Tengah.

“Potensi pisang di pasar dunia kini sangat dibutuhkan, melalui pelatihan ini, petani mendapatkan pengetahuan yang tentu diharapkan dapat memampukan petani untuk meningkatkan hasil produksi,” harapnya.

Dijelaskan, konsumsi pangan, salah satunya pisang kini sedang meningkat tajam. Tidak hanya pasar lokal di Indonesia, namun juga di luar negeri.

“Peluang ini harus mendapat perhatian dan dijemput. Kita sudah harus mengubah pola produksi dengan cara lama. Kami berharap melalui pelatihan teknologi pengolahan pisang ini,” ujarnya.

Dikatakan penggunaan teknologi pertanian bagi petani di zaman yang ada sekarang adalah hal mutlak. Sebab dengan begitu petani di wilayah Maluku tengah dapat mampu bersaing untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kita sudah berada di era yang tidak lagi relevan dengan cara cara lama. Sekarang ini, diera ini kemampuan inovasi dengan basis teknologi pengolahan sudah mesti dilakukan. Para petani kita mampu bersaing bahkan secara tidak langsung akan mampu me­ningkatkan kualitas pendapat dan ekonomi,” tandasnya. (S-17)