AMBON, Siwalimanews – Badan Pusat Statistik men­catat Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Agustus 2024 sebesar 99,93 atau turun 1,74 persen.

Berdasarkan hasil peman­tauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Agustus 2024, diketahui NTP Maluku secara rata-rata mengalami penuru­nan sebesar 1,74 persen di­banding Juli 2024, atau turun dari 101,70 pada Juli 2024 menjadi 99,93 pada Agustus 2024.

“Penurunan NTP disebab­kan indeks harga hasil pro­duksi pertanian yang tercatat menurun sebesar 2,00 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,27 persen,” terang Kepala BPS Maluku Maritje Pattiwaellapia dalam rilis yang diterima Siwalima, Selasa (3/9).

Penurunan NTP pada Agustus 2024 disumbangkan oleh menurun­nya NTP pada seluruh subsektor yaitu subsektor tanaman pangan (-1,09 persen), subsektor hortikultura (-0,45 persen), subsektor tanaman per­kebunan rakyat (-3,07 persen), subsektor peternakan (-0,20 per­sen), dan subsektor perikanan (-0,28 persen).

Ia mengaku ada Agustus 2024 Provinsi Maluku berada di urutan ke-36 dari 38 provinsi dengan NTP sebesar 99,93. NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 185,19; sementara NTP terendah terjadi di Provinsi Bali sebesar 98,30.

Baca Juga: Ambon Kembali Sumbang Inflasi bagi Maluku

Sementara itu indeks harga yang diterima oleh petani dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.

Indeks harga yang diterima oleh petani Provinsi Maluku pada Agustus 2024 sebesar 121,25 atau turun sebesar 2,00 persen dibanding It Juli 2024 yang tercatat sebesar 123,73.

“Jika dilihat per subsektor, seluruh subsektor mengalami penurunan It, dengan penurunan It terdalam disumbangkan oleh subsektor tana­man perkebunan rakyat yaitu sebe­sar 3,46 persen,” ungkapnya.

Sedangkan  indeks harga yang dibayar oleh petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan. “Pada Agustus 2024, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 121,33 atau mengalami penurunan sebesar 0,27 persen dibandingkan Juli 2024 yang besarnya 121,66.

Jika dilihat per subsektor menu­rutnya, empat subsektor mengalami penurunan Ib dan satu subsektor mengalami peningkatan.

“Penurunan Ib terdalam disum­bangkan oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,41 persen,” urainya.

Ekonomi bertumbuh  3,12 persen

Sementara itu perekonomian Ma­lu­ku berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2024 mencapai 15,48 triliun rupiah dan atas harga konstan 2010 mencapai 9,16 triliun rupiah.

“Ekonomi Maluku triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,12 persen (y-on-y),” ungkap  Kepala BPS Maluku Maritje Patti­waellapia.

Menurutnya, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai kategori pertambangan dan penggalian sebesar 9,95 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen impor luar negeri yang tumbuh sebesar 123,82 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha per­tambangan dan penggalian sebesar 11,08 persen. Sementara dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 50,78 persen. (S-09)