Balai PPI dan Unpatti Kmapanyekan Pengendalian Bahan Perusak Ozon
AMBON, Siwalimanews – Dalam rangka menyongsong Hari Ozon se-dunia pada 16 September nanti, maka Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian LHK melalui projet IS Phase XIII dan Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Maluku-Papua bekerjsama dengan Unpatti khususnya Fakultas Pertanian jurusan Kehutanan, mengampanyekan tentang pengendalian bahan perusak ozon.
Kegiatan yang berlangsung dipelataran Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti, Kamis (12/9) itu melibatkan sekitar 100 yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pada Jurusan itu.
Kegiatan yang mengusung tema Selamatkan Ozon, Selamatkan Iklim, Selamatkan Bumi itu, juga digelar talkshow dengan nenghadirkan beberapa narasumber dari pihak Balai PPI dan akademisi Unpatti .
Ketua Panitia Penyelanggara Franky DJ Tutuarima dalam laporannya menjelaskan, lapisan ozon merupakan lapisan gas yang terletak pada lapisan stratosfer bumi ini berfungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap stabil dan melindungi bumi dari sinar Ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan didalamnya.
“Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh penggunaan zat kimia yang mengandung klorin dan bromin, seperti klorofluorokarbon (CFC) dan halon. Zat-zat ini dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai aktivitas manusia, termasuk penggunaan pendingin udara, aerosol, dan sistem pemadam kebakaran,”jelasnya.
Baca Juga: Jamintel: Kejaksaan Harus Terbuka ke MasyarakatBerdasarkan protocol montreal, melalui amandemen Kigali kata dia, telah mengatur tentang pengurangan konsumsi HFC yang merupakan bahan pengganti HCFC, dimana secara bertahap, Pemerintah Indonesia telah melakukan pengurangan dan penghapusan konsumsi bahan perusak ozon.
untuk itu, kampanye ini selain merupakan salah satu bagian penting dari perayaan Hari Ozon se-dunia, juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan sinergitas masyarakat, khususnya kaum ibu dan mahasiswa serta stakeholder terkait tentang pentingnya lapisan ozon serta mendorong partisipasi aktif dalam upaya pelestariannya.
“Kampanye di lingkungan kampus dianggap memiliki potensi besar untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih luas dan mendalam, mengingat perguruan tinggi sebagai pusat lembaga edukasi. Selain itu, mahasiswa memiliki potensi besar sebagai agent of change dalam membentuk karakter peduli lingkungan dan tanggungjawab sosial ditengah masyarakat luas,” jelasnya.
Menurutnya, talkshow yang digelar juga diharapkan mampu menjangkau mahasiswa, dosen, staf akademik, kelompok masyarakat, teknisi RAC dan stakeholder terkait lainnya, guna memobilisasi sebagai agen perubahan dalam upaya-upaya pengendalian bahan perusak ozon di Maluku.
“Terima kasih kepada civitas academikajJurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti dan semua pihak yang turut membantu suksesnya kegiatan ini,” ucapnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswa dan Alumni L O Kakisina mengaku, penipisan ozon biasanya dilakukan dari aktivitas manusia itu sendiri, seperti penggunaan AC di dalan ruangan, kulkas, kebakaran hutan dan lainnya.
Aktivitas-aktivitas ini, yang menyebabkan menipisnya lapisan ozon, sehingga memudahkan masuknya sinar matahari yang berbahaya dan mengakibatkan penyakit kulit maupun penyakit lainnya.
“Oleh sebab itu, sebagai generasi yang hidup di masa sekarang ini, apapun status kita, kita wajib mencegah terjadinya penipisan lapisan ozon. Ada beberapa cara penanggulangan penipisan lapisan ozon, diantaranya pengapusan penggunaan bahan perusak ozon seperti kurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan untuk dibidang pertanian, kurangi penggunaan pestisida serta tanam sebanyak-banyaknya tanaman peneduh sebagain pendingin,” ujarnya.(S-25)
Tinggalkan Balasan