Umumnya, pria mencapai orgasme lebih cepat daripada wanita. Dalam kurun waktu 2-10 menit, pria bisa memuaskan hasratnya. Sedangkan wanita memerlukan 10-20 menit untuk mencapai ‘puncak’.

Dalam kondisi yang lebih ekstrem, seksolog Haekal Anshari mengatakan, beberapa wanita bahwa belum pernah mengalami orgasme meski telah menjalani hubungan rumah tangga selama bertahun-tahun.

Pertanyaanya, sesulit itukah orgasme bagi wanita?

Hubungan seksual bertujuan untuk kepuasan kedua belah pihak. Sebagian pria menganggap bahwa orgasme pada wanita bisa diperoleh melalui penetrasi. Padahal, hal itu tak sepenuhnya benar.

Sebuah studi menemukan, stimulasi klitoris justru jadi kunci dalam mencapai orgasme pada wanita. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Sex & Marital Therapy ini melibatkan 1.000 wanita berusia 18-94 tahun di Amerika Serikat.

Baca Juga: 3 Pilihan Susu ‘Alami’ Untuk Penderita Diabetes

Mengutip Refinery29, sebanyak 36 persen responden memerlukan stimulasi klitoris demi mencapai orgasme. Hanya 18 persen di antara wanita yang disurvei mengalami orgasme cukup dengan penetrasi.

Haekal menjelaskan, klitoris pada wanita sama halnya dengan penis pada pria. Klitoris bisa tegang layaknya penis saat terangsang.

“Orgasme klitoral bisa dicapai dengan perabaan pada klitoris saat foreplay. Perabaan bisa menimbulkan ereksi, kemudian orgasme,” ujar Haekal saat temu media di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Orgasme lewat Penetrasi

Demi mencapai kepuasan, proses penetrasi-masuknya penis ke dalam vagina-harus mencapai titik atau area tertentu. Area ini umum dikenal dengan istilah ‘G-Spot’. Sentuhan penis di area ini bisa memicu orgasme.

Persoalannya, G-Spot tak seperti klitoris yang bisa tampak di permukaan. G-Spot berada di dalam atau sekitar 3 cm dari lubang vagina.

Haekal mengatakan, rangsangan pada G-Spot tak bisa sembarangan. Rangsangan memerlukan upaya yang lebih dari penis. “Tapi pria sering enggak sadar kalau ereksi mereka tidak maksimal,” kata dia.

Selain kondisi penis, lanjut Haekal, posisi bercinta juga patut dipertimbangkan. Dia menya­ran­kan untuk mempraktikkan posisi ‘women on top’ untuk memu­dahkan pencapaian G-Spot. (*)