AMBON, Siwalimanews – Hadiah istimewa diberikan Pemerintah Kota Ambon kepada warganya, tepat di ulang tahun yang 446.

Pemerintah Kota Ambon ba­kal menaikan tarif angkutan kota, mulai 7 September menda­tang.

Pemkot Ambon memilih memberlakukan kebijakan ter­sebut, tepat di Hari Ulang Ta­hun Kota Ambon yang ke-446.

Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengatakan, tarif angkot diperkirakan naik antara Rp800 hingga Rp1.200.

“Tarif itu dia naik antara Rp800 sampai dengan Rp1.200. Itu disesuaikan. Tarif baru itu mulai berlaku per 7 September bersamaan dengan HUT kota,” ujar Walikota dua periode itu kepada wartawan di Kawasan Benteng, Kecamatan Nusani­we, Kota Ambon, Kamis (2/9) siang.

Baca Juga: Pemprov Jangan Bermimpi Bangun RS Baru

Disebutkan, perumusan har­ga tersebut dilakukan berdasar­kan pertimbangan agar tidak memberatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat penggu­na jasa angkutan kota.

“Kita pertimbangkan owners-nya enak, sopir enak tapi masyarakat juga tidak berat. Karenanya, Dinas Perhubungan merumuskan tarif baru penyesuaian,” tutur dia.

Selain menaikkan tarif angkot, Pemkot juga berencana akan memangkas sebagian trayek, hingga tersisa 33 trayek saja.

“Yang kedua kita akan buat perampingan jalur sekarang jalur operasinya ada 63 jalur berikut ini kita akan dia itu cuma 33 jalur,” janjinya.

Meski dalam satu trayek ada beberapa jalur, Louhenapessy menjelaskan tiap jalur akan memiliki tarif masing-masing.

“Misalnya begini untuk jalur di Kebun Cengkeh, Galunggung kemudian apalagi jalan rata IAIN itu kan satu jalur saja tetapi dia punya aturan untuk harga itu masing-masing dari terminal ke kebon cengkeh bisanya cuma Rp3.000 tapi dia pung nama jalur IAIN,” jelasnya.

Kenaikan tarif ini adalah kebijakan Pemkot dalam mendukung penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium dan kenaikan harga Pertalite Khusus.

Kenaikan tersebut sekaligus menyikapi keluhan Sopir Angkot yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa di Gedung Kantor DPRD Kota Ambon, Kamis (26/8) lalu.

Demo Supir

Diberitakan sebelumnya, ratusan sopir Angkutan Kota dari semua jurusan yang ada di Kota Ambon, Kamis (26/8) lalu, bersepakat untuk mogok beroperasi.

Aksi ini mereka lakukan untuk memprotes kelangkaan premium sehingga jatah mereka dikurangi bahkan mengharuskan mereka beralih ke BBM jenis Pertalite.

Pantauan Siwalima, mogok massal sopir angkot ini dimulai sejak pukul 10.00 WIT di sejumlah lokasi seperti pertigaan depan Gereja Rehoboth, Batu Gantung, Passo, Poka, Talake, serta Karang Panjang, sehingga membuat kemacetan panjang di setiap lokasi tersebut.

Ketua Sopir Angkot Kudamati Edy Nirahua kepada Siwalim di sela-sela aksi mereka di pertigaan Batugantung mengatakan, sebagai sopir mereka mengaku heran dengan kebijakan dari Pertamina dab SPBU yang mengurangi jatah pengisian premium mereka, dimana biasanya mereka dapat mengisi 30 liter perhari kini hanya dijatahi 13 liter (Rp 100 ribu)

“Kita heran mengapa kita sekarang dapat 13 liter satu hari seharga Rp 1000 ribu, padahal biasanya kita dapat itu 30 liter, yang jadi pertanyaan apakah terjadi kelangkaan premium atau apa. Bahkan ada rekan-rekan lain yang diminta untuk isi pertalite,” tandasnya.

Usai beraksi di kawasan masing-masing, sekitar pukul 11.30 WIT para sopir angkot berbondong-bondong melajutkan aksi mereka di DPRD Kota Ambon.

Alhasil ruas jalan di depan Baileo Rakyat Belakang Soya ini macet total hingga berujung ke Jalan Pattimura.

Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon Jafry Taihuttu mengaku, pertemuan dengan para sopir angkot dan Dinas Perhubungan telah selesai, dengan disetujuinya kenaikan tarif angkot.

Walaupun demikian, komisi masih akan melakukan rapat lanjutan dengan Pertamina, sekaligus melakukan koordinasi terkait kuota BBM, suplay dan lain sebaginya.

Ia mengaku, rapat yang digelar bersama ratusan sopir angkot tadi, berjalan dengan baik dan secara demokratis.(S-39/S-45/S-51)