AMBON, Siwalimanews – Sebagai wujud kepedulian terhadap tanah dan masyarakat adat Marfenfen, di Kabupaten Aru, maka senat mahasiswa UKIM bersama komunitas kawan berpikir melakukan aksi mimbar bebas yang berlangsung di kampus UKIM, Kamis(2/12).

Mimbar bebas ini diisi belasan peserta dengan berbagai aksi, seperti orasi, pembacaan puisi yang diiring dengan nyanyian.

Aderia mahasiswa Fakultas Kesehatan UKIM membawakan puisi berjudul Bukan Anak Tapi Barasa. Dalam puisi itu, ia mengungkapkan mimbar bebas ini merupakan wadah untuk menyampaikan perasaan yang saat ini sementara dirasakan oleh rakyat Marfenfen.

“Aku bukan anakmu, namun aku lahir dari rahim bumi raja-raja. Sepantasnya aku barasa sakit yang sama. Kau harus barasa agar dirasa. Kau harus suara agar disuarai. Dimana kau peduli, Disitu ada sodara,” itulah sepenggal bai pusi yang dikumandangkan mahasiswa tersebut.

Frans Selfanay yang mewakili Komunitas Kawan Berpikir dalam mimbar bebas itu membawakan orasi yang berisikan tentang ketidakadilan dari masyarakat Marfenfen.

Baca Juga: Peduli Marfenfen, HMPS PBSI Unpatti Gelar Mimbar Bebas

“Di ufuk timur matahari terbit, tapi tidak dengan kesejahtraan sebab di sabuai ada banjir tagal investor, sementara di Marfenfen banjir air mata, tanah adat dirampas, rakyat di todong, slogan kuat karena rakyat hanya dongeng, di laut kita buang jaring, tapi di darat kita buat jurang,” ucapnya saat orasi.

Mahasiswa lainnya Rambo Rahayaan yang mewakili Fakultas Teologi UKIM mengajak seluruh mahasiswa untuk berjuang bagi bumi Jargaria.

“Mari sama-sama bergandengan tangan untuk membantu masyarakat Marfenfen,” tuturnya.

Mimbar bebas itu ditutup dengan seluruh peserta membuat lingkaran sambil bergandengan tangan dan menyanyikan bersama lagu milik Yochen Amos yang berjudul Madel Kwalur. (S-51)