AMBON, Siwalimanews – Enam hari pasca dibukanya proses pendaftaran bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon oleh PDI Perjuangan Kota Ambon, Senin (22/4), salah satu kader PDIP resmi mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon Walikota Ambon.

Dari lima kader yang sebelumnya disebut Ketua PDIP Ambon Geral Mailoa, Mohamad Tadi Salampessy menjadi kader pertama yang berani menyatakan sikap untuk bertarung dalam kontestasi politik yang akan berlangsung 27 November  mendatang.

Mantan Bendahara DPD PDIP Maluku ini tampaknya tidak main-main. Kedatangannya untuk mengambil formulir di Sekretariat PDIP Ambon di kawasan Mangga Dua, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, sekitar pukul 14.30 WIT, didampingi sejumlah tim pendukungnya.

Usai pengambilan formulir, Salampessy kepada wartawan mengaku, meski proses ini terbuka untuk umum, baik kader maupun non kader, tetapi selaku kader yang juga potensial, dirinya yakin akan mengantongi rekomendasi PDIP.

“Bahkan bukan berharap lagi, kemungkinan besar saya bisa mendapat rekomendasi, karena saya punya perjuangan, jasa dan pengorbanan untuk melihat kota ini, kota punya banyak gejolak sosial, seperti diantaranya soal infrastruktur yang belum tuntas, pengangguran yang begini banyak karena minimnya lapangan kerja, ini yang juga harus didukung untuk bisa diselesaikan,” tandasnya.

Baca Juga: Dari Sidang Sengketa Pilpres, MK Tolak Seluruh Permohonan Pemohon

Mantan Ketua APKLI Maluku ini juga menyingung soal penataan PKL yang tidak maksimal, pengembangan UMK yang tidak menjadi fokus pemerintah dan juga perbankan sebagai penyalur bantuan untuk pengembangan UMK itu sendiri, menjadikannya untuk bertekad memimpin kota ini agar dapat menyelesaikan semua persoalan tersebut.

Banyak yang akan dilakukan untuk menjadikan kota ini jauh lebih baik, termasuk bergening dengan pemerintah pusat demi memenuhi kebutuhan kota dan masyarakatnya.

“Ada Rp100 triliun anggaran yang disiapkan untuk UMK di Maluku, dan 7 bank ditunjuk sebagai penyalur, tetapi selama ini tidak ada apa-apa. Soal ini fungsi pengawasan DPR/DPRD tidak terlihat. Alhasil, Ambon sejak dulu, menjadi kota yang biasa-biasa saja,” cetusnya.

Bahkan dari sisi pendidikan, wisata, musik, peningkatan SDM menurutnya, untuk bisa bersaing secara nasional maupun internasional, sangat kecil kemungkinannya.

Untuk itu, dirinya mau bekerja untuk Ambon demi menciptakan Ambon dalam dua tahun pertama nantinya dengan pembangunan-pembangunan dan pengembangan dari berbagai aspek.

“Saya mantan pegawai BUMN, maka itu akan memudahkan untuk membangun jaringan-jaringan BUMN demi membangun kota ini. Untuk itu saya akan maju dan tidak akan mundur,” ucapnya.(S-25)