Emas muncul di Negeri Tamilouw Kecamatan Amahai Kabupten Maluku Tengah. Informasi keberadaan logam mulia bernilai ekonomis tinggi itu tidak hanya tersebar seantero Maluku tapi sudah mendunia.

Pendulang-pendulang kelas kakap saat ini dipastikan akan mendatangi Negeri Tamilouw. Beruntung saat ini semua wilayah di Indonesia termasuk Maluku dilanda pandemi Covid-19.

Meskipun begitu, bukan tidak mungkin penambang emas akan memasuki wilayah Tamilouw. Jika itu terjadi, masyarakat setempat harus waspada, karena penggunaan zat kimia berbahaya seperti zianida dan merkuri akan mengintai negeri tersebut.

Belajar dari tambang emas ilegal di kawasan Gunung Botak Kabupaten Buru. Kelengahan pemerintah daerah membuat banyak penambang luar daerah masuk ke Buru. Kehadiran orang luar ini menambah suasana di Gunung Botak menjadi horor. Hal ini lantaran mereka hadir dengan peralatan yang modern.

Tidak ada lagi penggunaan alat-alat tradisionl seperti sekop, wajan, loyang, nyiru dan lainnya untuk mendulang. Tetapi penambangan dilakukan dengan metode modern dilengkapi unsur zat kimia berbahaya.

Baca Juga: Akhirnya Maluku Dijatahi Vaksin AstraZeneca

Saat alat-alat lebih modern didatangkan dari luar daerah, cara-cara manual seperti tak lagi digunakan. Bukan itu saja, penambang yang tadinya hanya sekitar ratusan orang, cepat atau lambat berlipat ganda hingga ribuan orang.

Warga Tamilouw dipastikan akan berhadapan dengan penambang dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Makassar dan Jawa sebagaimana yang pernah dialami masyarakat di Buru.

Berbagai tingkatan penambangan bermunculan di lokasi itu, mulai dari pengusaha penambang, pengolah emas, pedagang dan lain-lain. Masalah-masalah sosial kemasyarakatan juga akan bermunculan.

Seperti judi, peredaran minuman keras sampai narkoba juga marak nantinya di lokasi tambang. Penggunaan merkuri dan sianida pun menggila. Disinilah peran pemerintah daerah.

Pengawasan ketat perlu ditingkatkan terhadap orang yang masuk dan keluar dari Maluku Tengah. Hal lain yang mengintai, terhadap penggunaan merkuri pasti semakin marak.

Sebab bahan baku merkuri mudah didapat di wilayah Seram yang menjadi tempat penghasil yakni batu sinabar. Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan daerah penghasil sinabar kualitas terbaik saat ini di Indonesia bahkan asia.

Jika pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten tidak peduli terhadap kondisi ini, bukan tidak mungkin Tamilouw akan mengalami nasib yang sama seperti di Gunung Botak.

Pencemaran tingkat tinggi akibat penggunaan zat kimia berbahaya tidak hanya membawa dampak bagi manusia, akan tetapi hewan dan tumbuh-tumbuhan juga akan  mengalami hal yang sama.

Kita berharap Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Malteng sedini mungkin meresapi dampak yang timbul dari keberadaan tambang emas di Tamilouw itu. Jangan ada lagi Gunung Botak berikutnya. Jadikan peristiwa Gunung Botak sebagai pengalaman agar tidak menimbulkan korban baik dari manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. (**)