AMBON, Siwalimanews – Kota Ambon memastikan diri berpartisipasi dalam dua event internasional yang digelar di  Korea Selatan pada Agustus dan September mendatang.

Event pertama yakni Unesco Creative Cities Network (UCCN) Daegu Global Forum yang akan berlang­sung di Kota Daegu, pada 25-26 Agustus dan dilanjutkan Asia Pasi­fic Music Meeting yang akan ber­langsung di Kota Ulsan 2-4 September.

Direktur AMO Ronny Loppies mengatakan dirinya didaulat sebagai salah satu pembicara dalam sesi UCCN.

“Topik presentasi, yakni bagaimana program inovasi Sound of Green (SoG) di Kota Ambon dapat mengurangi ketimpangan ling­kungan untuk menjawab pem­bangunan berkelanjutan,” jelas Loppies, di Balai Kota.

Progam SoG sendiri lanjutnya, mengkolaborasikan antara wisata musik dan hutan kota, yang kemudian menciptakan multiplier effect terhadap lingkungan, pendidikan, literasi, seni pertunju­kan, kesehatan dan kuliner.

Baca Juga: Dishub: Rekayasa Jalur Solusi Atasi Kemacetan

“Inovasi tersebut, kemudian dikembangkan destinasi wisata musik yang dipadukan dengan edukasi, kurikulum musik wajib di tingkat SD dan SMP serta melakukan peng­hijauan untuk menjaga ekosis­tem hutan bambu yang terkait dengan alat musik tradisional,” jelasnya.

Sementara event yang kedua adalah platform musik global yang untuk menggali nilai artistik dari berbagai musik tradisional di kawa­san Asia-Pasifik dan memperke­nal­kannya ke luar negeri.

“Forum ini, telah menjadi simpul utama industri musik Asia-Pasifik, katanya.

Asia Pasific Music Meeting men­jalankan 4 program diantaranya, pertunjukan musik, board meeting, konfrensi dan pertemuan bisnis.

Dalam event tersebut, Kota Ambon bersama 15 perwakilan organisasi publik dan industri musik dari berbagai negara ditunjuk sebagai anggota Komite.

“Komite sendiri adalah entitas pembuat keputusan dalam forum UlsanAPaMM, yang mengusulkan dan mengembangkan agenda jangka pendek, menengah dan panjang, dalam rangka pengembangan visi industri musik global khususnya di kawasan Asia-Pasifik, serta mencari dukungan dan kerja sama di sektor publik,” ungkapnya.

Terkait dengan mengembangkan industri musik Asia-Pasifik dan menciptakan ekosistem musik tradisional yang berkelanjutan berfungsi sebagai jembatan untuk membantu para seniman dalam negeri, maju ke luar negeri dan juga sebaliknya melalui pertemuan bisnis.

“Forum UlsanAPaMM yang digelar sejak 2019, telah berkon­tri­busi untuk menciptakan ekosistem musik yang lebih baik di kawasan Asia-Pasifik dengan komunikasi, berbagi informasi, interaksi inter­nasional, dan jaringan kerja sama sebagai prinsip dan nilai utamanya,” tambahnya. (S-25)