AMBON, Siwalimanews – Pelaksana tugas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H Yamin menharapkan musyawarah Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Wilayah Maluku dapat menetapkan arah kebijakan, guna penguatan moderasi beragama.

“Kearifan lokal yang perlu ditingkatkan dan juga kerjasama dengan semua stakehaolder dalam upaya Maluku yang lebih baik kedepannya,” tandas Yamin dalam sambutannya pada Muswil tersebut, yang berlangsung di Lantai IV Grand Avira Hotel Ambon, Kamis (31/3).

Untuk kolaborasi program yang selama ini sudah dibangun, ke depanya akan selalu bersinergi, guna meningkatkan pemberdayaan, baik itu untuk Dai, maupun program kerja Kementerian Agama juga terhadap penguatan moderasi bergama,” terangnya.

Ketua Umum IKADI KH Ahmad Kusyairi Suhail, mengingatkan peran Da’i dalam melaksanakan dakwah agar mengajak umat untuk melaksanakan kebaikan.

“Membina, tidak boleh menghina, merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek, ini yang selama ini kita tanamkan,” jelasnya

Baca Juga: Dua WBP Kembali Bebas, Ini Penjelasan Lapas Ambon

Ditegaskan, identitas IKADI sebagai ormas perekat umat dan bangsa, terus mendakwahkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dirinya berharap, IKADI akan terus menyemarakkan dakwah di Indonesia dengan merangkul dan membimbing umat Islam agar sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunnah.

Sementara itu,  Pelaksana tugas Sekda Maluku Sadli Ie mewakili gubernur dalam sambutannya saat membuka Muswil itu mengatakan, IKADI merupakan organisasi dakwah yang menghimpun potensi para dai agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada umat.

“Dai yang berhimpun dalam IKADI berasal dari semua unsur umat Islam mengesampingkan perbedaan demi tercapainya kemaslahatan umat,” ungkap Sadli.

Ini kata Sadli, ibaratnya parah tokoh agama bagaikan sauh dan nakhoda kapal. Jika tanpa mereka, umat dan masyarakat bagaikan buih di lautan yang tak punya arah, apalagi dalam menghadapi tantangan modernitas yang makin kompleks dewasa ini antara lain, ancaman bahaya HIV/AIDS, narkoba, hedonisme, materialisme, radikalisme, terorisme hingga konflik dan kekerasan antar kelompok masyarakat.

Olehnya itu para Da’i/Da’iah dan juga para tokoh agama, dituntut kiprahnya melakukan pembinaan keumatan, mengingat permasalahan keumatan semakin beragam, yang diikuti derasnya arus informasi dari luar dalam beberapa sisi, justru berpotensi merusak tatanan keberagaman bangsa Indonesia.

Ditempat yang sama, Ketua IKADI Provinsi Maluku Ustadz H Imam Musonep mengungkapkan, IKADI merupakan lembaga keagamaan yang kemudian ikut bersama dengan lembaga-lembaga keagamaan yang lain yang diharapkan membawa manfaat kepada masyarakat lebih luas.

IKADI juga akan berkolaborasi dengan Kemenag Maluku, dan hal ini akan ditindaklanjuti dengan silahturahmi dengan pihak Kemenag dalam waktu dekat ini.

“Semoga secepatnya mungkin untuk kita tindak lanjuti dengan dilakukannya silahturahmi dengan Kemenag Maluku. Karena IKADI tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan tentunya IKADI memiliki kapasitas untuk bisa diajak pada kegiatan apa saja. Tentunya mereka paham betul dengan bahasa Arab, dengan Al-Qur’an dan Hadits, olehnya itu sinegertias seperti ini yang seharusnya dibentuk,” tandasnya. (S-21)