NAMLEA, Siwalimanews – Diman Drakel, seorang penambang illegal tertimbun longsor di Gunung Botak, Kabupaten Buru.

Kendati sempat ter­timbun longsoran, kor­ban lolos dari maut dan kini sedang dira­wat di salah satu ru­mah di jalur A, Desa Persiapan Wamsaid, Kecamatan.Warlata, Kabupaten Buru.

Hingga berita ini di­beritakan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Polres Pulau Buru.

Awak media sudah berusaha meng­konfirmasi kejadian itu lewat Paur Humas Polres Buru, Aipda MYS Dja­maludin, dan hanya mendapat pen­jelasan, bahwa lagi meminta infor­masi dari petugas di lapangan.

Ditunggu sampai sore, ia mengaku masih menunggu dan belum mendapat laporannya.

Baca Juga: Pemerintah Negeri Luhu Terima Mobil Ambulance

Dikonfirmasi terakhir, perihal kejadian hasil olahan polisi di TKP, Aipda Djamaludin belum juga membalasnya.

Sementara itu informasi yang berhasil dihimpun awak media dari sejumlah sumber di Gunung Botak menyebutkan, kalau pada hari Rabu (28/9), sekitar pukul 17.39 WIT terjadi kecelakaan kerja di tambang emas ilegal pada paritan tembak larut milik Yohanes Nurlatu.

Diperoleh informasi kalau Paritan tembak larut milik Yohanes Nurlatu dan kawan-kawan ini sudah lama beroperasi di GB, dan diduga disokong sejumlah oknum pengusaha tambang ilegal dari luar Maluku.

Karena itu, walaupun sudah beberapa kali dilakukan penertiban di GB, paritan milik Yohanes Nurlatu dan kawan-kawan ini selalu beraktifitas lagi sampai hari ini.

Setelah terjadi kecelakaan di sore hari itu, sejumlah pekerja berusaha menolong Diman Drakel yang tertimbun longsoran.

Akhirnya Diman dapat dievakuasi dan dibawa turun dari GB pada Rabu tengah malam.

Paskah Diman dievakuasi, sempat berhembus khabar hoax dikalangan pekerja tambang, kalau telah terjadi pembunuhan di puncak GB, sehingga ada yang panik dan bersiaga di lokasi tambang milik mereka.

Para pekerja tambang ilegal akhirnya legah, setelah pada Kamis siang mendapat info, kalau tidak ada pembunuhan di puncak GB, melainkan hanya kecelakaan kerja.

“Korban Diman Drakel ada dirawat di Jalur A Wamsaid,” jelas sumber keamanan, Kamis sore.

Data yang berhasil dihimpun lebih jauh menyebutkan , geliat  di tambang GB kini semakin tidak terkendalikan.

Dalam pesan WhatsApp, beredar nama sejumlah oknum petugas yang menjadi kaki tangan para pengusaha tambang ilegal dari luar Maluku, dan ada yang berperan menagih upeti dari usaha tambang ilegal ini. (S-15)