DOBO, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru mulai melakukan pendataan terhadap petani lewat sensus pertanian.

Sensus pertanian dilakukan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang berkedaulatan pangan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Penegasan ini disampaikan oleh Bupati Johan Gonga ketika membuka pelatihan petugas sensus pertanian di Kota Dobo, Selasa (23/5)

Dalam sambutan, bupati juga meminta kepada para petugas SP yang akan melakukan sensus harus melakukannya dengan serius.

Semua elemen yang terlibat harus memperhatikan profil dan kondisi sosial ekonomi para petani,” pinta bupati.

Baca Juga: BRI Pulau-pulau Aru Berubah Status

Selain itu, registrasi data petani yang terkoneksi dan terintegrasi dengan data Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Bupati mengaku tahun 2022 PDRB Kepulauan Aru sebesar Rp4.044 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,64 persen dan menjadi pertumbuhan tertinggi ke-empat di antara kabupaten kota se-Maluku.

“Sektor pertanian memiliki kontribusi terbesar yaitu 57,48 persen. Hal ini menunjukkan ekonomi Kepulauan Aru masih tetap bergeliat di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Sektor pertanian telah menjadi penopang utama ekonomi di Kepulauan Aru,” katanya.

Olehnya, bupati menegaskan untuk mendukung sensus pertanian dengan mensosialisasikan kepada masyarakat luas serta pelaku usaha pertanian untuk turut serta aktif dalam pendataan ini dengan memberikan data yang benar, memperhatikan isu krisis pangan, ketahanan pangan, kualitas dan keamanan pangan, berkelanjutan.

“Saya berharap seluruh leading sektor serta camat selaku pemangku masing-masing wilayah, untuk bisa memberikan akses kemudahan bagi para petugas sensus,” harapnya.

Selain itu, SP akan menyajikan data yang akurat dalam perencanaan dan penetapan kebijakan dalam mengatasi berbagai tantangan pertanian global dan nasional.

“Kepada para petugas, saya berharap amanah ini perlu kalian lakukan dengan penuh tanggungjawab, kerja keras dan kerja cerdas, sebab ini adalah momentum strategis bagi seluruh petugas sensus dalam memotret keadaan lapangan terkini terkait pertanian, peternakan, perikanan dan sekaligus kesejahteraan bagi petani,” tandasnya.

Kepala BPS Kepulauan Aru, George R Loupatty, menambahkan tujuan dan manfaat dilakukan SP setiap 10 tahun sekali adalah untuk memberikan kabar secara kompetensi terkait kondisi pertanian di Indonesia.

“Sensus dilakukan untuk peningkatan kualitas statistik pertanian yang sederhana serta meningkatkan kualitas desain kebijakan rujukan dalam penyu­sunan kebijakan strategi sektor pertanian,” tandasnya. (S-11)