AMBON, Siwalimanews – Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia Pendeta Gomar Gultom mendorong penguatan peran pastoralia gereja menjadi kekuatan besar menghadapi pemilu di tahun 2024.

Hal ini disampaikan Pendeta Gultom saat menjadi pemateri dalam Rakornas PGIW/SAG yang berlangsung di Gedung Gereja Maranatha, Sabtu (12/8).

Gultom mengaku, ditengah carut-marut dinamika politik yang begitu dinamis, gereja harus hadir dalam memberikan pendidikan politik bagi warga gereja melalui pastoralia.

“Menghadapi tahun pemilu, maka peran pastoralia dengan mengedepankan nilai injil harus memiliki peran, sebab tujuan demokrasi seperti kebebasan dan kemanusiaan juga menjadi tujuan dari pastoralia,” ujar Gultom.

Gultom mengungkapkan, setidaknya terdapat empat faktor yang menjadi tantangan menjelang pemilu 2024, pertama, perpolitikan yang sangat transaksional, dimana uang akan menentukan seseorang terpilih dalam pemilu.

Baca Juga: Siap Bertarung di Pilwalkot, Rahakbauw Optimis Kantongi Rekomendasi PDIP & Golkar

Kedua, politik identitas yang sejak awal memiliki nilai positif, tetapi seiring berjalannya waktu justru menjadi ancaman menjelang Pemilu 2024. Ketiga, demokrasi nir-etika yang tumbuh subur dalam proses politik dan dipraktikan oleh para politisi.

Keempat, oligarki partai milik keluarga yang akhirnya menyebabkan keluarga tetap berkuasa, sehingga demokrasi menjadi proses untuk mengeksploitasi alam untuk kepentingan orang tertentu. Dalam konteks persoalan ini, maka gereja dibutuhkan dengan memperkuat moral dan etika untuk mengajak warga gereja menjadi pemilih yang cerdas.

“Peran pastoral gereja harus realistis dan kritis dalam menghadapi demokrasi yang saat ini mengalami kebablasan, maka politik harus masuk dalam tugas pastoral,” tegas Gultom.

Pastoralia politik kata Gultom, bertujuan untuk mempersiapkan warga memasuki lapangan kehidupan sehari-hari, termasuk dunia politik sebagai warga negara dan warga gereja dengan platform kebangsaan.

Selain itu, mempersiapkan warga gereja dengan literasi politik dan proaktif dalam setiap tahapan pemilu guna menjadi pemilih cerdas dan bebas.

“Kita berharap pastoral gereja dan mengedepankan suara kenabian sehingga kekuatan gereja menyongsong pemilu,” jelasnya.(S-20)