AMBON, Siwalimanews – Keterbatasan akses jalan dan jembatan masih menjadi kendala elektrifikasi yang dilakukan PLN di Provinsi Maluku.

Keluhan ini diungkapkan langsung General Manager PLN UIW Maluku-Maluku Utara Awat Tuhuloula dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPRD Provinsi Maluku, yang dipimpin Ketua Komisi Johan Lewerisaa, Selasa (27/2).

Tuhuloula menjelaskan, dari 120 pulau yang berpenghuni di Maluku, tercatat sebanyak 73 pulau telah teraliri listrik dan tersisa 47 Pulau dengan jumlah desa sebanyak 205 yang belum teraliri listrik.

Desa-desa yang belum teraliri listrik tersebut tersebar di 20 kecamatan dari 118 kecamatan di Provinsi Maluku.

“Untuk rasio elektrifikasi memang masih 96 persen, karena tersisa 205 desa yang belum teraliri listrik, tapi diupayakan dalam tahun 2024 kita akan selesaikan,” jelasnya.

Baca Juga: Polisi Pastikan Kasus Dana Sertifikasi Guru Ditangani Hingga Tuntas

Kendati begitu, PLN kata Tuhuloula mengalami sejumlah kendala dalam menyelesaikan rasio elektrifikasi khususnya pada 205 desa tersisa. Hal ini karena 205 desa ini memiliki jarak yang cukup jauh dari kota terdekat, sehingga aksesnya pun sangat sulit bagi PLN.

“Untuk akses jalan baik 205 desa sisa banyak yang akses jalan belum bagus, akhirnya untuk menyalakan desa yang ada PLN harus dirintis jalan sendiri dan ketika program pemerintah untuk bangun jalan dilakukan, justru jauh dari posisi jalan yang telah dirintis,” ucap Tuhuloula.

Selain jalan kata dia, akses jembatan juga menjadi penyebab lambannya proses elektrifikasi, sebab dari desa yang telah dialiri listrik di tahun 2023, ternyata tidak ada akses jembatan.

Akibatnya, peralatan yang dibawah harus menggunakan rakit dengan resiko sangat tinggi jika peralatan tersebut harus jatuh.

“Kita berharap untuk 205 desa tersisa yang akan diselesaikan di tahun 2024 ini, ada bantuan dari pemerintah untuk menyiapkan akses jalan dan jembatan,” harap Tuhuloula.(S-20)