DALAM rangka kampanye penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maluku Barat Daya mencanangkan Program Inovasi “Selamat” (Selalu Menjadi Teman).  Pencanangan program inovasi ini dilakukan dalam kegiatan jalan santai bersama Pemerintah Daerah dengan orga­nisasi-organisasi perempuan/organisasi keagamaan yang ada di wilayah Kecamatan Moa dengan rute Gereja Eliora – Taman Kota Tiakur, Sabtu (14/05)

Hadir dalam kegiatan ini Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Th. Noach,  Ketua DPRD Kabupaten. MBD, Petrus.A.Tunay,  Kapolres MBD AKBP. Dwi Bachtiar Rivai, Dandim 1511 Pulau Moa Letkol. Inf. Wira Moharromah, Kajari MBD Bambang Rudi Hartoko, Wakil Bupati MBD, Agustinus L. Kilikily,  Sekretaris Daerah Kabupaten. MBD,  A. Siamiloy,  Ketua Klasis Pulau Letti Moa Lakor, Pdt. M.M. Timisela, S.Th, para ASN dan para pimpinan organisasi perempuan yang ada di wilayah Tiakur dan sekitarnya.                                                                                   Dalam laporannya Y.D.D. Philipus, selaku Plt. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. MBD, mengatakan kegiatan ini dilaksa­nakan bertepatan dengan Hari Kartini dan Hari Peringatan HUT Perempuan GPM.

“Penghapusan kekerasan ter­hadap perempuan dan perlindungan anak merupakan amanat  Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 dan Undang-undang nomor 35 tahun 2014. untuk itu kampanye peng­ha­pusan kekerasan terhadap perem­puan dan anak harus terus dilakukan setiap waktu” ucap Philipus.

Lanjutnya sesuai data yang dite­rima, hampir setiap bulan terdapat pelaporan kekerasan perempuan dan anak yang sampai ke tingkat penegak hukum di Maluku Barat Daya. Untuk itu untuk mengurangi tingkat kekerasan terhadap perem­puan dan anak sekaligus menjawab Program Bupati dan wakil Bupati selama 5 tahun ini yakni  1 OPD 1 Inovasi maka Dinas Sosial, Pem­ber­dayaan Perempuan dan Perlindung­an Anak mencanangkan Program Selamat ” Selalu Menjadi Teman”.

“Program ini mengajak kita semua untuk menjadikan perempuan dan anak adalah teman, dengan harapan ketika kita menjadikan perempuan dan anak sebagai teman maka angka kekerasan terhadap perempuan dan anak akan berkurang. Untuk itu langkah selanjutnya akan dilakukan sosialisasi kepada kelempok/komunitas dan seluruh warga MBD ,” jelasnya.

Baca Juga: Abua: Perjuangan Kapitan Pattimura Jadi Catatan Sejarah

Sementara itu Bupati Maluku Barat Daya dalam sambutannya menyam­paikan Maluku Barat Daya menganut adat hnyoli lieta namun kasus kekerasan terhadap perem­puan dan anak masih ditemui di wilayah ini. Perempuan dan anak merupakan kelompok yang lemah yang sering mendapat tekanan dan kekerasan.

“Kekerasan ini terjadi karena faktor lingkungan dan tingkat pendidikan masyarakat. Butuh penanganan dan butuh perhatian dari semua pihak untuk memberikan pemahaman, pencerahan dan pendampingan kepada seluruh masyarakat. Perempuan dan anak korban kekerasan termasuk keke­rasan seksual sering merasa terkucil dan trauma yang besar khususnya anak-anak,Mereka sangat membu­tuhkan pendampingan dan teman untuk memberikan keluh kesah mereka ” kata Bupati.

Diakhir kegiatan dilakukan penye­rahan handpone dan nomor layanan konseling kekerasan terhadap pe­rem­puan dan anak dari Pemerintah Daerah Kab. MBD kepada Klasis Letti Moa Lakor yang diterima oleh Ketua Klasis Lemola. (S-08)