PANDEMI covid-19 memberikan dampak yang signifikan pada seluruh sektor dalam perekonomian. Berbagai jenis usaha mengalami tekanan yang cukup kuat, meskipun masih terdapat sebagian kelompok usaha yang dapat mengambil peluang dan manfaat dari pandemi ini.Salah satu kelompok usaha yang paling terdampak dari Covid-19 adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan hasil survei dampak pandemi covid-19 yang dilakukan oleh LIPI, sebanyak 94,69% dari total UMKM mengalami penurunan penjualan, dimana penurunan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro. Lalu, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah.

Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat dari data BPS pada tahun 2017, unit usaha UMKM menyumbang 60,34% terhadap PDB Indonesia dan menyerap 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja.Oleh karena itu, UMKM sebagai penggerak ekonomi Indonesia perlu beradaptasi dan mulai memanfaatkan teknologi digital dalam model bisnisnya agar dapat meningkatkan daya saing di era kenormalan baru pasca covid-19.Salah satu contoh inovasi penerapan digitalisasi UMKM di daerah yaitu program Tuka Tuku Purbalingga. Pemkab Purbalingga bekerja sama dengan e-commerce Indonesia PT Bukalapak membuka marketplace yang dinamakan Tuka Tuku dalam rangka memfasilitasi pemasaran produk UMKM Purbalingga melalui pasar online.Dalam program Tuka-Tuku ini, Pemkab Purbalingga memfasilitasi tampilan produk UMKM di etalasi digital, menyediakan ruang pamer dan gudang penyimpanan, serta fasilitasi customer service, proses packing, branding, dan kemudahan akses kepada jasa pengiriman.Selain itu, Bukalapak selain menjadi marketplace untuk memasarkan produk, juga turut membantu pengembangan kapasitas SDM pelaku UMKM melalui pelatihan, membentuk komunitas, serta asistensi teknis dalam hal penjualan produk secara online.

Tuka Tuku Purbalingga telah diluncurkan sejak sebelum adanya pandemi Covid-19 yaitu pada 31 Agustus 2019. Pada awal pembukaan platform ini, pelaku UMKM di Purbalingga menyatakan mulai terdapat peningkatan omzet fluktuatif dalam kisaran hingga 10-20%.Saat ini, berbagai produk UMKM asli Purbalingga telah tersedia, mulai dari bahan pangan, makanan ringan, pakaian, sampai dengan produk kerajinan. Program ini tentunya dapat menjadi salah satu benchmark bagi Pemerintah Daerah dalam upaya pengembangan digitalisasi UMKM di wilayahnya. Terlebih lagi di masa pandemi ini, penguatan akses digital bagi UMKM diharapkan dapat membantu menumbuhkan kembali pasar UMKM daerah agar dapat terus berkembang dan bersaing di era revolusi industri 4.0.   Pada dasarnya, berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk menjaga keberlangsungan usahanya ditengah pandemi Covid-19, antara lain restrukturisasi kredit UMKM, kredit modal kerja berbunga murah, serta dukungan lainnya seperti insentif PPh final UMKM dan bantuan presiden produktif usaha mikro.Sementara itu, Kementerian Keuangan RI menyatakan Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendorong pengembangan UMKM sebesar Rp123,47 triliun pada 2020 dan Rp162,40 triliun pada 2021 dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).Selain dari berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menyelamatkan UMKM di tengah pandemi covid-19 ini, penguatan digitalisasi UMKM di daerah juga perlu menjadi perhatian. Sebagaimana kita ketahui, pandemi covid-19 ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang mengalami shifting ke arah virtual/digital ditengah anjuran untuk stay at home dalam rangka meminimalisir penyebaran covid-19.

Semakin berkembangnya online shopping secara otomatis membuka peluang baru bagi para pelaku usaha untuk berinovasi dalam hal menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat untuk berbelanja dari rumah.Untuk mendukung pengenalan UMKM dengan pasar daring, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bekerja sama dengan SMESCO Indonesia telah mengeluarkan program E-Brochure yang bertujuan untuk menjadi wadah pemasaran produk UKM secara digital. Dorongan terhadap digitalisasi UMKM seperti ini perlu semakin diperkuat tidak hanya di pusat tetapi juga di daerah.Pengembangan digitalisasi UMKM tentunya memiliki banyak tantangan baik dari sisi permodalan usaha sampai dengan kapasitas SDM dalam hal teknologi digital. Terlebih lagi untuk UMKM di daerah remote, akses terhadap device pendukung, aplikasi, serta jaringan dan telekomunikasi menjadi tantangan utama dalam penerapan teknologi digital.Oleh karena itu, peran aktif Pemerintah Daerah penting untuk dapat mengidentifikasi potensi UMKM di daerah dan membuka jalan bagi para UMKM tersebut melalui bantuan teknis, fasilitasi akses terhadap penyedia jasa pemasaran digital, serta penyediaan infrastruktur pendukung lainnya.(*)

CATATAN: Ini merupakan salah satu dari 11 karya peserta terpilih dari 76 karya peserta Workshop Penulisan Artikel Populer yang masuk. Workshop ini merupakan sesi ke tiga dari rangkaian pelatihan yang dipercayakan Departemen Komunikasi Bank Indonesia kepada Sekolah Jurnalistik Media Indonesia (SJMI).Pada pelatihan yang dilaksanakan secara daring, 23-24 September 2021 lalu, diikuti oleh 100 peserta dari Kantor Perwakilan Wilayah se-Indonesia serta Luar Negeri selain peserta perwakilan dari Kantor Pusat.

Baca Juga: Kapitan Jonker, dari Perang ke Perang

Workshop hari pertama diisi narasumber dari Media Indonesia (Teguh Nirwahyudi) serta dua narasumber dari Bank Indonesia (Kristianus Pramudito dan Puji Astuti). Pada hari kedua berisi kegiatan evaluasi tulisan dari para peserta.( Wulan Maulidiah, Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola BI)