AMBON, Siwalimanews – Seorang mahasiswi berinisial EJ, diduga menjadi korban pelecehan salah satu pengemudi transportasi online yakni Maxim di Kota Ambon, Rabu (20/3) sekitar pukul 08.00 WIT.

Peristiwa pelecehan itu sempat diveiralkan korban di media sosial facebook. Bahkan sejumlah pengguna facebook terlihat memviralkan gambar/foto wajah sang driver, mobil/serta nomor polisi mobil, dan bukti pesanan aplikasi maxim, yang awalnya telah diposting oleh korban pada akun facebook miliknya atas nama Wering.

Korban pelecehan yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya, Rabu (20/3) malam, menceritakan, peristiwa itu berawal ketika dirinya yang hendak ke Bandara Pattimura di Laha, dengan memesan transportasi online jenis Maxim, kemudian sekitar pukul 08.00 WIT dengan titik lokasi penjemputan di sekitar Tugu Trikora, tepatnya di depan salah satu karoke.

Setelah mobil yang dipesannya melalui aplikasi itu tiba, korbanpun naik dan duduk di bagian belakang sang driver. Namun oleh sang driver, korban diminta untuk menempati kursi bagian depan yang sejajarnya dengannya.

“Saat naik, saya duduk dibagian belakang, lalu sopirnya bilang “maju depan saja duduk didepan” karena beta lihat wajah drivernya sudah orang tua, jadi tidak ada pikiran negatif, sehingga saya duduk didepan. Disaat mobilnya berjalan belum jauh, baru sekitar 5 menit, kalau tidak salah itu di lampu merah sekitar belakang Kantor Gubernur (BCA). Tiba-tiba dia (Sopir) alasan mau pasang safety belt. Disitu saya lihat gerakan mencurigakan, dan memang batul, si driver ini tiba-tiba langsung pegang payu dara saya lalu ramas,” beber korban.

Baca Juga: Libur Lebaran, Pelayanan BPJS Kesehatan Tetap Berikan

Disaat si driver ini melakukan hal itu, langsung korban memukul dan menamparnya serta meminta si diriver ini menghentikan mobilnya agar korban bisa turun. Sang driver cabul ini kemudian menurunkan korban di tepi jalan sebelum mendapati Kantor Kejaksaan Tinggi Maluku.

Sebelum turun, pelaku sempat meminta korban agar tidak melaporkan perbuatannya itu. Namun disaat korban diturunkan, korban langsung memotret nomor polisi mobil pelaku dan itu diketahui oleh pelaku, sehingga pelaku terus membuntuti korban yang memilih naik angkot ke arah Mardika depan Swalayan Citra.

“Setelah saya pukul dia, saya suruh stop karena saya mau turun. Tapi si driver ini cari tempat yang tak ada orang, lalu dia stop. Tapi sebelum saya turun dari mobil, dia masih sempat tahan saya dan bilang agar saya tidak lapor perbuiatannya, lalu saya bilang ia, tapi kasih biar saya turun. Disaat saya turun dan ambil barang dibagasi balakang, lalu saya foto plat nomor, dan saat itu dia lihat, makanya dia tinggal ikuti saya yang saat ini langsungnaik angkot dan turun di depan took mebel dekat jalan masuk terminal (sebelum citra), lalu saya pesan Maxim lain dari situ,” tutur korban.

Sambil menunggu Maxim yang dipesannya, korban yang masih berdiri ditepi jalan terlihat gemetar dan beberapa warga yang ada disekitar itu kemudian mendatangi korban dan menanyakan kondisinya. Namun si driver cabul yang daritadi membuntuti korban ini muncul dan seakan-akan hendak mengalihkan pertanyaan beberapa warga dengan kembali menawarkan agar korban mau diantarnya sampai ke Bandara. Namun permintaan itu ditolak korban.

Saat Maxim pesanan korban tiba korban langsung naik dan dalam perjalanan korban menceritakan peristiwa pelecehan yang dilakukan driver maxim sebelumnya itu ke driver yang ditumpanginya.

“Kemudian sang driver ini bantu saya untuk melaporkan pelaku melalui aplikasi Maxim dan itu saya sudah terima balasannya, bahwa pihak Maxim akan memproses driver cabul tersebut.

Ditanya selain dilaporkan ke operator Maxim, apakah ada rencana untuk melaporkan peristiwa itu ke polisi untuk diproses hukum serta bagaiman tanggapan keluarga atas peristiwa yang dialaminya, korban mengaku, bahwa ayahnya pada, Rabu (20/3) kemarin, sementara dalam perjalanan dengan kapal menuju ke Kota Dobo, sehingga belum dapat berkomunimasi terkait peristiwa ini.

“Kalau yang di Ambon, saya punya keponakan sudah tahu peristiwa ini, tapi papa sementara dalam perjalanan ke Dobo dengan kapal, jadi belum tahu. Untuk proses hokum nanti dilihat, kerena beta posisi sekarang sudah di Makassar. Jadi hari ini beta itu mau barangkat ke Makassar jam 11 siang tadi, karena beta kuliah di Makassar dan chek In itu jam 9 pagi, makanya beta pesan Maxim pertama itu jam 8 karena beta pikir jauh,” jelas korban.

Untuk diketahui, sebelumnya korban telah menguplod peristiwa pelecehan itu ke akun FB miliknya dan menuluskan, “Info penting untuk basudara smua terkhusus area ambon yang pengguna maxim hati2 sama driver ini dengan plat mobil yg tertera karna pagi ini sekitar jam 8 pagi b sendiri mengalami pelecehan di dalam mobil jadi perhatian untuk basudara yg pesan maxim agar berhati2 supaya kejadian yg b alami jang sampe yg lain juga kena”.

Dari postingan itu, banyak komentar, bahkan ada yang mengatakan bahwa itu hoaks, sehingga untuk membuktikan itu, korban kembali menguplod chat permintaan maaf dari pelaku yang kemudian meminta agar korban menghapus postingannya itu.

Permintaan pelaku itu lantaran pelaku juga menerima postingan yang diuplod oleh korban, sehingga pelaku kemudian mengirimkan pesan melalui mesenger untuk meminta maaf dan meminta agar korban menghapus postingan tersebut. Tetapi korban menolak.

“Tujuan saya supaya tidak ada lagi korban seperti yang saya alami,” tegas korban.(S-25)