NAMLEA, Siwalimanews – Keberadaan bahasa daerah semakin lama semakin terpinggirkan karena ditinggalkan oleh penuturnya, termasuk di Kabupaten Buru.

Ada empat bahasa daerah yang dimiliki yakni bahasa Masaret, bahasa Kayeli, bahasa Buru dan bahasa Tagalis. Bahasa Masaret dan bahasa Kayeli sudah punah di 10 kecamatan, 82 Desa yang berada di Kabupaten Buru.

“Jadi revitalisasi bahasa merupakan upaya menciptakan bentuk dan fungsi baru terhadap suatu bahasa yang terancam punah” kata Penjabat Bupati Buru Djlaluddin Salampessy dalam sambutan pada acara pelatihan guru utama revitalisaisi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu di Kabupaten Buru yang dilaksa­na­kan oleh kantor bahasa Maluku,

Dia sangat mendukung adanya program revitalisasi bahasa buru yang dilaksankan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan teknologi. Sekaligus berterima kasih telah memilih kabupaten Buru sebagai salah satu tujuan pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah”. “Kondisi kedua bahasa ini pun jika tidak ada upaya untuk melestarikannya maka perlahan akan bernasib sama dengan bahasa yang telah punah, ujarnya.

Lanjutnya kondisi ini dikarenakan berbagai faktor, di antaranya kelalaian orang tua untuk mewariskan bahasa kepada anak-anaknya, belum adanya kurikulum muatan lokal di sekolah yng mengajarkan bahasa Buru.

Baca Juga: Proyek Air Baku Mahia Mubasir, LIRA Minta BPKP Audit

“Dengan adanya kegitan revitalisasi ini keberadaan bahasa buru dapat bertahan dan dilestrikan,” harapnya.

Dirinya juga meminta kepada peserta yang nantinya akan menjadi guru utama dalam memberikan pelajaran bahasa terhadap siswa, diharapkan untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius dan penuh kedisiplinan. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Bahasa Maluku, Kepala Dinas Pendidikan Buru dan kepala sekolah serta peserta pelatihan. (S-11)